Duterte dan Pasar Tanah Abang

Sabtu, 10 September 2016 - 10:17 WIB
Duterte dan Pasar Tanah...
Duterte dan Pasar Tanah Abang
A A A
PRESIDEN Filipina Rodrigo Duterte kemarin melakukan kunjungan cukup singkat ke Indonesia. Meski begitu, kedatangan tokoh kontroversial tersebut tetap harus mampu dimanfaatkan bagi sebesar-besarnya kemajuan kepentingan nasional Indonesia.

Sudah menjadi kewajiban bagi Indonesia untuk terus membina hubungan baik dengan semua negara di dunia, terutama Filipina yang memang memiliki kedekatan secara geografis dengan negara kita. Sesama anggota ASEAN, kita memiliki sejumlah masalah yang perlu segera diselesaikan maupun peluang kerja sama yang digarap bersama demi untuk kepentingan kemajuan kedua negara.

Kedekatan hubungan Indonesia dengan Filipina sangat diperlukan mengingat arus globalisasi yang semakin ketat. Di era saat ini negara-negara tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan ataupun kerja sama dengan negara lain. Karena itu, kunjungan pemimpin Filipina ke Indonesia ini memiliki makna penting baik bagi kepentingan kedua negara maupun stabilitas kawasan Asia Tenggara.

Ada sejumlah agenda penting yang perlu diperjuangkan oleh Indonesia terkait kunjungan pemimpin baru Filipina ini. Pertama, pemerintah Indonesia harus berupaya untuk terus mengupayakan peningkatan kerja sama ekonomi dengan Filipina. Karena meski negara tetangga, kerja sama ekonomi kedua negara masih minim.

Sampai saat ini, perdagangan Indonesia dan Filipina masih sebatas pada beberapa komoditas seperti crude palm oil (CPO) ataupun tambang serta sejumlah produk pertanian seperti kopi dan teh. Di bidang industri, Indonesia juga sudah mengekspor kendaraan bermotor, sparepart, mesin-mesin cetak, kertas. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, total nilai perdagangan nonmigas kedua negara tahun 2014 mencapai USD4,28 miliar.

Pemerintah Indonesia perlu mendorong peningkatan volume perdagangan yang lebih besar lagi dan bagaimana meningkatkan konektivitas kedua negara. Sebaliknya, pemerintah juga perlu mengundang para investor Filipina untuk ikut ambil bagian di berbagai proyek di Indonesia seperti perikanan, energi, maritim, pertanian, farmasi dan perkebunan.

Langkah Presiden Joko Widodo yang mengajak Duterte untuk blusukan ke Pasar Tanah Abang juga sangat tepat. Kunjungan Duterte ke pasar terbesar di Asia Tenggara ini sekaligus bisa menjadi promosi bagi produk-produk kreatif UMKM di Indonesia. Diharapkan dengan kunjungan itu hubungan dagang kedua negara akan makin erat. Blusukan ke Pasar Tanah Abang ini sebelumnya juga pernah dilakukan oleh Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull saat berkunjung ke Jakarta beberapa waktu lalu.

Kedua, kedekatan hubungan dengan Filipina juga bisa dimanfaatkan Indonesia untuk saling mendukung berbagai isu di forum regional maupun internasional seperti ASEAN dan APEC. Saling dukung dan bantu antarnegara di fora internasional sangat penting, mengingat peta politik dunia yang makin kompleks dan sulit ditebak arahnya.

Ketiga, Indonesia harus berupaya untuk mendesak Presiden Duterte untuk serius dalam membebaskan sejumlah WNI yang masih disandera kelompok bersenjata Abu Sayyaf di kawasan Filipina Selatan. Bukan tidak mungkin, Indonesia minta untuk bisa diikutkan dalam operasi pembebasan para sandera WNI tersebut. Pasukan khusus kita memiliki pengalaman mumpuni dalam pembebasan sandera. Selain itu, Indonesia juga harus mendesak agar kesepakatan patroli laut bersama antara Indonesia, Malaysia, dan Filipina di kawasan perairan Sulu harus segera direalisasikan. Jangan sampai ada lagi terjadi pembajakan.

Keempat, terkait Mary Jane, warga Filipina yang menjadi terpidana mati kasus narkoba, pemerintah Indonesia harus tetap tegas. Jangan sampai kedatangan Duterte ini malah mengintervensi hukum di Indonesia. Pemerintah harus bisa menjelaskan bahwa eksekusi mati tidak bisa dibatalkan, karena itu merupakan kedaulatan hukum Indonesia.

Duterte pasti bisa menerima karena kejahatan narkoba memang sangat berbahaya bagi perkembangan generasi muda bangsa. Apalagi di dalam negerinya, Presiden Duterte juga sangat tegas terhadap penjahat narkoba.

Karena itu, pemerintah RI harus bersikap tegas dan harus tetap mengeksekusi siapa pun terpidana mati yang telah memiliki kekuatan hukum tetap tak terkecuali Mary Jane. Ketegasan diperlukan selain untuk menjaga wibawa pemerintah Indonesia, juga memberikan efek jera bagi para penjahat narkoba.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0798 seconds (0.1#10.140)