Siap Siaga Menghadapi Virus Zika

Senin, 05 September 2016 - 09:22 WIB
Siap Siaga Menghadapi Virus Zika
Siap Siaga Menghadapi Virus Zika
A A A
VIRUS zika yang mewabah di Brasil tadinya dirasa sedemikian jauh bagi rakyat Indonesia. Jarak belasan ribu kilometer antara Indonesia dan Brasil membuat umumnya kita semua– dan juga pemerintah–tidak begitu waspada. Ketidakwaspadaan itu membuat langkah-langkah preventif tidak begitu serius dipersiapkan oleh pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan.

Namun, rupanya virus tersebut sekarang sudah ada di depan pintu negeri ini. Mobilitas tinggi penduduk bumi ini membuat perpindahan virus antarbenua tidak lagi memakan waktu yang lama. Tahu-tahu negara tetangga kita Singapura mengumumkan bahwa sudah ratusan orang terinfeksi virus yang menyebar melalui nyamuk aedes aegypti yang selama ini kita kenal sebagai nyamuk pembawa penyakit demam berdarah. Ancaman ini akan makin serius dengan kondisi iklim di Indonesia beberapa bulan ke depan sudah memasuki musim hujan yang biasanya menyuburkan kembang biak nyamuk aedes aegypti sebagai carrier virus ini.

Pemerintah harus mengantisipasi outbreak virus ini dan memitigasinya jika sampai muncul kasus penularan virus zika. Kalau kita merujuk pada langkah yang dilakukan di beberapa negara dalam mengantisipasi penyebaran virus zika, ada beberapa hal yang harus dilakukan.

Pertama, meningkatkan kemampuan petugas kesehatan dan pihak terkait dalam menghadapi virus zika ini. jangan sampai justru petugas kesehatan masih memiliki level pengetahuan yang berbeda-beda mengenai virus ini. Tim respons cepat juga harus dibentuk sehingga kalaupun terjadi kasus di Indonesia, bisa dilakukan klusterisasi untuk meminimalisasi penyebaran.

Kedua, menjaga lebih ketat pintu-pintu masuk lalu lintas manusia ke Indonesia. Langkah ini sudah mulai dilakukan, namun harus jauh lebih masif lagi. Jangan sampai kita menyesal karena langkah yang dilakukan setengah-setengah. Pusat penanganan untuk orang yang terkena virus ini kalau terjadi di Indonesia juga harus disediakan secara seksama.

Ketiga, memperkuat laboratorium-laboratorium, kemampuan epidemiologi, serta kemampuan pengawasan pada daerah-daerah yang memiliki risiko tinggi untuk mengurangi potensi transmisi virus zika ke wilayah Indonesia. Laboratorium ini harus mempunyai kemampuan untuk secara cepat mengetes virus zika dan penyakit-penyakit lain.

Keempat, meningkatkan edukasi di masyarakat mengenai virus zika ini, terutama pada simpul-simpul dalam masyarakat. Selain itu, masyarakat yang sudah teredukasi ini sebaiknya didorong untuk menjadi titik peringatan pertama yang berhubungan dengan tim respons cepat yang dibentuk saat ada indikasi penyebaran virus zika dalam komunitasnya.

Kelima, melakukan pembersihan masif untuk wilayah-wilayah yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk aedes aegypti. Langkah yang satu ini sangat penting karena kita tahu bahwa selama ini angka demam berdarah di Indonesia sangat tinggi, padahal nyamuk pembawa virus ini spesies nyamuk yang sama dengan pembawa demam berdarah.

Pemerintah bisa melakukan fogging besar-besaran, namun tentu tindakan dari masyarakat juga dibutuhkan. Slogan 3M yaitu mengubur, menguras, dan menutup yang sudah sejak lama kita kenal harus lebih didorong lagi pelaksanaannya.

Dalam kondisi ancaman seperti ini, kita tidak boleh sampai lengah. Kerja sama antara masyarakat dan pemerintah adalah hal yang mutlak diperlukan untuk menjaga agar jangan sampai epidemi seperti di Brasil terjadi di Indonesia. Semoga negeri ini aman dari ancaman virus zika.
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7503 seconds (0.1#10.140)