Jimly Sebut Tidak Adil Syarat Artis Nyaleg Diperketat

JAKARTA - Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie tak sepakat dengan usulan memperketat syarat calon anggota legislatif (caleg) dari kalangan artis diatur dalam Undang-undang (UU) tentang Pemilu.

Jimly Asshiddiqie menilai usulan itu mendiskriminasi kalangan artis. "Ya tidak bisa begitu, siapa saja boleh nyalon," kata Jimly di Gedung Manggala Wanabhakti, Kementerian Kehutanan, Jakarta, Sabtu (27/8/2016).

Lebih lanjut dia mengatakan, setiap warga negara memilik hak konstitusional yang sama. Menurutnya, caleg bisa makin berkualitas jika proses demokrasi semakin matang. "Saya kira tidak boleh merendahkan artis, enggak boleh," tutur Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu ini.

Lagipula menurut dia, banyak pula caleg kalangan artis saat ini yang berkualitas. Karena itu menjadi tidak adil jika hanya caleg dari kalangan artis yang syaratnya diperketat. "Itu berlaku buat semua orang, yang penting dia tidak cacat, karena pernah napi dan sebagainya," ucapnya.

Jimly menambahkan, syarat menjadi caleg yang diatur dalam Undang-undang (UU) saat ini berlaku untuk universal. "Itu tidak boleh mendiskriminasi kelompok, apalagi ras, agama tertentu, apa suku tertentu, profesi tertentu, enggak boleh dong mentang-mentang dia artis enggak boleh, ya enggak bisa begitu, nanti dibilang lagi wartawan enggak boleh jadi caleg," pungkasnya.

Diketahui, wacana ini muncul dalam pembahasan draf RUU tentang Pemilu yang tengah diselesaikan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), untuk menghasilkan keterpilihan legilatif yang berkualitas.

Syarat minimal setahun menjadi anggota partai yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Anggota (KTA) sebelum resmi diajukan sebagai caleg dalam Pemilu Legislatif (Pileg) salah satu cara untuk mendapatkan anggota dewan berkualitas.