Sri Bintang Reshuffle

Kamis, 28 Juli 2016 - 13:02 WIB
Sri Bintang Reshuffle
Sri Bintang Reshuffle
A A A
RESHUFFLE kabinet bukan kiamat, biasa saja toh ”. Kalimat tersebut diucapkan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menanggapi serunya respons publik sehari sebelum pengumuman perombakan (reshuffle) Kabinet Kerja jilid kedua. Menteri Susi Pudjiastuti berucap seperti itu barangkali yakin kursinya tidak akan diutak-atik di antara kementerian terkait perekonomian. Faktanya memang demikian. Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika mengumumkan perombakan kabinet di Istana Negara kemarin yang fokus pada bidang perekonomian, Susi Pudjiastuti tetap anteng sebagai nakhoda Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Justru yang mengejutkan menteri keuangan (menkeu) zaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Sri Mulyani Indrawati, menjadi bintang saat pengumuman reshuffle yang sangat dinantikan, terutama oleh anggota partai politik yang belakangan bergabung mendukung Presiden Jokowi. Sri Mulyani yang terakhir tercatat sebagai Managing Director World Bank tampil menggantikan Menteri Keuangan Bambang Brojonegoro yang kini beralih jabatan sebagai petinggi Bappenas. Presiden Jokowi yang didampingi Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) saat mengumumkan perombakan kabinet menyatakan reshuffle kabinet tahap kedua ini diarahkan untuk penguatan kinerja kabinet.

Sepertinya mantan gubernur DKI Jakarta itu ingin menegaskan bahwa reshuffle kali ini tidak ada hubungannya dengan politik akomodasi untuk partai politik pendukung. Meski demikian, pada kenyataannya Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Golongan Karya (Golkar) yang sebelumnya menjadi pihak oposisi pemerintahan Jokowi-JK dan belakangan berbelok arah menjadi pendukung, kini anggotanya menduduki kursi Kabinet Kerja hasil reshuffle. Selain muncul menteri baru, juga terjadi pergeseran posisi petinggi kementerian. Presiden berharap munculnya energi baru bisa membuat kinerja kabinet lebih baik, cepat, progresif, solid, serta saling mendukung dalam waktu secepat-cepatnya. Permintaan mantan wali Kota Solo itu semakin mempertegas bahwa para pembantu Presiden selama ini tidak begitu solid satu dengan yang lain, seringkali mempertontonkan perdebatan tidak perlu di depan publik.

Bagaimana prediksi kinerja Kabinet Kerja hasil reshuffle jilid kedua ini? Berbagai kalangan menaruh harapan besar, terutama bergabungnya Sri Mulyani yang dinilai bakal menjadi motor penggerak kabinet. Setidaknya, respons positif datang dari investor di pasar saham. Pada penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin, indeks harga saham gabungan (IHSG) berada di teritori positif. Pada pembukaan perdagangan indeks langsung melaju sekitar 0,51% atau 26,529 poin ke level 5.250,924, dan penutupan perdagangan sesi pertama indeks bertengger di level 5.284,873 atau naik 60,478 poin (1,16%). Pada penutupan perdagangan sesi kedua IHSG menguat hampir 1% atau 49,966 poin ke level 5.274,361. Perdagangan saham sangat atraktif dengan transaksi yang menembus sebesar Rp10 triliun.

Mengapa Sri Mulyani disambut begitu meriah kehadirannya di jajaran Kabinet Kerja? Dalam pengumuman reshuffle kabinet kemarin, Menkeu Sri Mulyani adalah pejabat yang pertama dipanggil ke depan oleh Presiden. Tak bisa dipungkiri, Sri Mulyani yang sehari-hari dipanggil Mbak Ani di mata ekonom Tony Prasetiantono itu akan menjadi motor penggerak dalam pemerintahan Jokowi ke depan. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa masalah besar perekonomian Indonesia salah satunya terkait soal fiskal. Tony meyakini perempuan kelahiran Lampung, 26 Agustus 1962 yang meraih gelar Master of Science of Policy Economics dari University of Illinois Urbana Champaign USA 1992 itu memiliki pengalaman yang mumpuni untuk meminimalisasi hambatan tersebut.

Selain itu, saat ini Indonesia juga membutuhkan sosok yang bisa dipercaya dan berpengaruh besar terhadap perekonomian. Salah satu sosok itu Sri Mulyani yang selama ini mampu memikat pasar keuangan, memiliki kepercayaan diri yang baik. Sangat cocok untuk mengembalikan kepercayaan investor pasar keuangan yang jauh dari iklim kondusif. Memang Sri Mulyani terpental dari kabinet SBY, tetapi bukan karena ketidakmampuannya menjalankan tugas, melainkan terlibas oleh pertikaian politik di tingkat elite saat itu. Dan, Sri Mulyani pun merasa terhormat diajak Presiden Jokowi memperkuat tim ekonomi. Sekarang kita tunggu apakah hasil reshuffle kabinet ini sesuai harapan untuk memutar roda pemerintahan yang lebih baik untuk menyejahterakan rakyat.
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6505 seconds (0.1#10.140)