Setelah Santoso Tewas

Rabu, 20 Juli 2016 - 12:41 WIB
Setelah Santoso Tewas
Setelah Santoso Tewas
A A A
GEMBONG teroris paling diburu aparat Indonesia, Santoso alias Abu Wardah tewas setelah penyergapan oleh Satuan Tugas Operasi Tinomabala (gabungan TNI dan Polri) di hutan wilayah Tambarana, Poso, Sulawesi Tengah.

Selain Santoso, buronan teroris lain juga tewas, sedangkan tiga orang lain berhasil meloloskan diri. Tentu semua pihak mengapresiasi upaya yang dilakukan tim gabungan TNI dan Polri dalam menangkap hidup dan mati para buronan teroris yang dianggap meresahkan masyarakat itu. Dengan harapan, aksi teror yang dilakukan Santoso dan anak buahnya segera berakhir dan masyarakat bisa hidup lebih tenang.

Apakah setelah Santoso tewas, teror yang dilakukan kelompoknya akan berakhir? Sepertinya tidak begitu. Toh masih ada 19 orang lain masih dikejar yang kemungkinan dipimpin oleh Ali Kalora (buronan teroris, anak buah Santoso).

Jika mereka masih lolos, kemungkinan besar mereka juga akan melakukan aksi teror seperti yang dilakukan Santoso. Namun, selama masih di hutan, tentu teror yang dilakukan pun tidak maksimal atau bahkan nyaris tidak ada. Artinya, 19 buronan memang akan terus meneruskan aksi Santoso, namun untuk meneror langsung ke warga sepertinya sulit.

Yang mesti menjadi perhatian adalah aksi balasan dari simpatisan kelompok Santoso di luar 19 anak buah Santoso tersebut. Diyakini, ada pihak atau kelompok tertentu (yang mempunyai pikiran sama dengan Santoso) yang ingin membalas dengan cara apa pun. Meski pihak atau kelompok ini tidak mempunyai hubungan langsung dengan Santoso dkk, mereka kemungkinan akan melakukan aksi balas dendam.

Kepala BIN Sutiyoso bahkan sudah mengindikasikan kemungkinan ada aksi balas dendam dari pihak atau kelompok yang simpati dengan Santoso dkk. Tentu kita masih ingat peristiwa teror bom di Bali (Bom Bali 1 dan 2) atau beberapa wilayah di Jakarta dan luar Jakarta. Beberapa pelaku atau bahkan otak teror pun sudah ditangkap dan bahkan sebagian sudah dihukum mati. Imam Samudra, Hambali (Encep Nurjaman), Amrozi, dan Ali Gufron sudah dieksekusi mati. Begitu juga dengan Umar Patek ataupun Abu Bakar Baasyir (yang dituduh sebagai penyebar aliran radikal) telah dijebloskan ke penjara.

Namun, aksi teror masih saja terjadi. Teranyar adalah bom bunuh diri di Mapolresta Solo, Jawa Tengah yang ternyata simpatisan dari kelompok-kelompok di atas.

Law enforcement memang penting untuk dilakukan terus-menerus untuk bisa menghukum orang-orang yang melakukan tindakan teror. Namun, juga penting bagaimana menghilangkan atau mengarantina ajaran para pelaku teror tersebut sehingga tidak menular ke pihak lain.

Deradikalisasi memang sangat penting sehingga bisa melakukan karantina terhadap ajaran tersebut. Upaya ini memang masih dilakukan, namun belum terlalu komprehensif.
Selain itu, juga membutuhkan waktu yang lama untuk kembali mencuci otak para tersangka atau terduga teroris.

Pemerintah Indonesia, dalam hal ini aparat, justru harus semakin waspada setelah Santoso tewas karena gaya pikir kelompok tersebut masih bersemi di beberapa pihak dan kelompok di Indonesia.

Kewaspadaan diperlukan sebab terkadang ada upaya balas dendam yang diikuti aksi teror setelah kematian seorang pimpinan teroris. Sedangkan logika masyarakat akan mengatakan lain, setelah gembong teroris tertangkap, keamanan menjadi lebih baik.

Nah, untuk bisa masuk pada logika masyarakat tersebut, aparat justru perlu meningkatkan kewaspadaan. Intelijen bisa memberikan informasi semakin akurat, polisi bisa melakukan pencegahan atau penindakan, dan TNI bisa memberikan back up jika sewaktu-waktu dibutuhkan.

Selain harapan untuk meningkatkan kewaspadaan, kita sekali lagi memberikan apresiasi kepada Satuan Tugas Operasi Tinomabala yang sudah berbulan-bulan memburu para buronan teroris yang terus bersembunyi di hutan.

Semoga dalam waktu yang tidak lama, 19 buron yang masih berada di hutan bisa ditangkap agar bisa menuntaskan tugas mereka. Begitu juga dengan proses deradikalisasi dari pemerintah terus berjalan dan semakin komprehensif.

Sekali lagi, terima kasih buat aparat dan diharapkan bisa meningkatkan kewaspadaan setelah Santoso tewas.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3766 seconds (0.1#10.140)