Awas Vaksin Palsu untuk Bayi Beredar, Polri Usut Para Pelaku
A
A
A
JAKARTA - Bareskrim Polri hingga kini masih terus mendalami jaringan peredaran vaksin palsu untuk bayi. Sejumlah lokasi yang diduga kuat terindikasi jaringan vaksin bayi palsu di Jakarta dan sekitarnya telah diperiksa.
Direktur Tindak Pidana Khusus Bareskrim Brigjen Pol Agung Setya mengungkapkan, telah menggeledah belasan lokasi penjualan vaksin palsu di wilayah Jabodetabek.
"Sindikat ini telah beroperasi sejak tahun 2003 dan memiliki jaringan penjualan di sejumlah apotik dan toko obat di Jakarta dan sekitarnya," ungkap Agung melalui keterangan tertulis yang diterima Sindonews, Kamis (23/6/2016).
Menurutnya, kondisi ini sudah masuk tahap mengkhawatirkan karena banyaknya bayi yang mendapatkan vaksin palsu sehingga kekebalan tubuhnya lemah. Jika hal ini dibiarkan lanjut Agung, maka dipastikan kualitas kesehatan anak Indonesia semakin memburuk.
"Penyidik masih terus mendalami keterlibatan pihak-pihak lain dalam kasus ini. Ini sangat berbahaya karena dampaknya sangat besar bagi kesehatan anak-anak Indonesia," kata Agung.
Selain itu Agung mengatakan, penyidik telah menetapkan delapan tersangka dalam kasus ini. Tujuh tersangka sudah ditahan dan seorang lagi masih ditangguhkan penahannya karena memiliki bayi.
Praktik pemalsuan vaksin yang dijual ke sejumlah rumah sakit berhasil dibongkar Bareskrim Polri saat menggerebek pabrik di Pondok Aren, Tangerang Selatan, pada Selasa 21 Juni.
Direktur Tipid Eksus Bareskrim Polri, Brigjen Agung Setya mengatakan, pihaknya mengamankan lima orang pelaku, yakni M, T, A, S, dan L.
Di lokasi pabrik, Polisi menemukan tempat yang tidak steril dan penuh dengan obat berbahaya lainnya. Pihaknya juga menemukan alat untuk membuat vaksin mulai dari botol ampul, bahan-bahan berupa larutan yang dibuat tersangka dan labelnya.
"Pelaku mengisi ampul dengan cairan buatan sendiri yang menyerupai vaksin aslinya dengan menempelkan merk dan label. Cairan buatan pelaku tersebut berupa antibiotic gentamicin dicampur dengan cairan infus," tandas Agung.
Direktur Tindak Pidana Khusus Bareskrim Brigjen Pol Agung Setya mengungkapkan, telah menggeledah belasan lokasi penjualan vaksin palsu di wilayah Jabodetabek.
"Sindikat ini telah beroperasi sejak tahun 2003 dan memiliki jaringan penjualan di sejumlah apotik dan toko obat di Jakarta dan sekitarnya," ungkap Agung melalui keterangan tertulis yang diterima Sindonews, Kamis (23/6/2016).
Menurutnya, kondisi ini sudah masuk tahap mengkhawatirkan karena banyaknya bayi yang mendapatkan vaksin palsu sehingga kekebalan tubuhnya lemah. Jika hal ini dibiarkan lanjut Agung, maka dipastikan kualitas kesehatan anak Indonesia semakin memburuk.
"Penyidik masih terus mendalami keterlibatan pihak-pihak lain dalam kasus ini. Ini sangat berbahaya karena dampaknya sangat besar bagi kesehatan anak-anak Indonesia," kata Agung.
Selain itu Agung mengatakan, penyidik telah menetapkan delapan tersangka dalam kasus ini. Tujuh tersangka sudah ditahan dan seorang lagi masih ditangguhkan penahannya karena memiliki bayi.
Praktik pemalsuan vaksin yang dijual ke sejumlah rumah sakit berhasil dibongkar Bareskrim Polri saat menggerebek pabrik di Pondok Aren, Tangerang Selatan, pada Selasa 21 Juni.
Direktur Tipid Eksus Bareskrim Polri, Brigjen Agung Setya mengatakan, pihaknya mengamankan lima orang pelaku, yakni M, T, A, S, dan L.
Di lokasi pabrik, Polisi menemukan tempat yang tidak steril dan penuh dengan obat berbahaya lainnya. Pihaknya juga menemukan alat untuk membuat vaksin mulai dari botol ampul, bahan-bahan berupa larutan yang dibuat tersangka dan labelnya.
"Pelaku mengisi ampul dengan cairan buatan sendiri yang menyerupai vaksin aslinya dengan menempelkan merk dan label. Cairan buatan pelaku tersebut berupa antibiotic gentamicin dicampur dengan cairan infus," tandas Agung.
(maf)