Gairah Investasi China

Selasa, 26 April 2016 - 09:33 WIB
Gairah Investasi China
Gairah Investasi China
A A A
REALISASI investasi sepanjang kuartal pertama tahun ini meningkat sekitar 17,6% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat kenaikan realisasi investasi sebesar Rp21,9 triliun dari sebesar Rp124,6 triliun pada triwulan pertama 2015 menjadi sebesar Rp146,5 triliun kuartal pertama 2016.

Melihat total realisasi investasi sepanjang Januari hingga Maret tahun ini, pemerintah optimistis target investasi yang dipatok sebesar Rp595 triliun hingga akhir tahun ini bakal tercapai.

Dengan bergairahnya kembali investor menanamkan modal, bukan berarti tugas BKPM sudah berkurang, justru semakin kompleks karena harus mengawal proyek investasi yang telah terealisasi hingga pada tahap produksi komersial.

Data yang dipublikasi BKPM sebanyak 1.747 proyek baru yang sedang berjalan. Saat ini lembaga yang bertanggung jawab terhadap penanaman modal di Indonesia itu memiliki instrumen yang bertajuk "Investor Relations Officer (IRO)". Melalui instrumen IRO tersebut, pihak BKPM dapat mengawal realisasi proyek investasi untuk semua wilayah.

Secara rinci publikasi terbaru pihak BKPM awal pekan ini mengungkapkan bahwa realisasi penanaman modal asing (PMA) tercatat sebesar Rp96,1 triliun pada kuartal pertama tahun ini atau naik sekitar 17,1% dibandingkan realisasi investasi pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp82,1 triliun.

Adapun realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) naik sekitar 18,6% dari senilai Rp42,5 triliun pada triwulan pertama 2015 menjadi sebesar Rp50,4 triliun pada periode yang sama tahun ini.

Untuk tiga bulan pertama tahun ini, investasi dari China telah menembus lima besar angka investasi di Indonesia. Realisasi investasi China mencapai USD500 juta pada kuartal pertama tahun ini atau naik sekitar 400% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Selengkapnya lima besar investor asing yang berkiprah di negeri ini berasal dari Singapura dengan nilai investasi USD2,9 miliar, disusul Jepang (USD1,6 miliar), Hong Kong (USD0,5 miliar), China (USD500 juta), dan Belanda (USD300 juta).

Masuknya China dalam lima besar investor di Indonesia menandakan bahwa investor dari Negeri Tirai Bambu itu sudah mulai menunjukkan keseriusan sebab tahun-tahun sebelumnya baru sebatas komitmen, namun masih lemah dalam realisasi.

Selain merilis kenaikan realisasi investasi pada kuartal pertama tahun ini, pihak BKPM juga mengumumkan peningkatan sebaran investasi di luar Jawa.

Total realisasi investasi yang terserap di luar Jawa mencapai Rp65,8 triliun. Angka realisasi tersebut setara 44,9% dari total investasi kuartal pertama 2016, sedangkan realisasi investasi di Jawa tercatat Rp80,7 triliun atau setara 55,1% dari total realisasi investasi pada triwulan pertama 2016.

Peningkatan sebaran realisasi investasi di luar Jawa bagi pemerintah adalah sebuah indikator bahwa pembangunan tidak lagi berfokus pada Pulau Jawa.

Sementara itu, dilihat dari lokasi dan nilai proyek yang besar, BKPM merilis lima daerah. Untuk realisasi investasi PMA meliputi Sumatera Selatan (USD1,9 miliar), Jawa Barat (USD1,6 miliar), Banten (USD0,9 miliar), DKI Jakarta (USD0,6 miliar), dan Sulawesi Tengah (USD0,3 miliar).

Adapun realisasi PMDN terdiri atas Jawa Timur (Rp13 triliun), Kalimantan Tengah (Rp6,3 triliun), Jawa Barat (Rp6,1 triliun), Jawa Tengah (Rp5,3 triliun), dan Banten (Rp4,3 triliun).

Bergairahnya kembali para investor untuk menanamkan modal tidak terlepas dari sejumlah kebijakan pemerintah yang menyederhanakan sejumlah aturan, terutama di bidang perizinan dan kepastian hukum bagi investor.

Di balik berita kenaikan realisasi investasi tersebut tentu melahirkan sebuah pertanyaan yang wajib dijawab yakni seberapa jauh korelasinya dengan penyerapan tenaga kerja domestik. Karena, salah satu harapan dengan mengalirnya modal baik dari PMA maupun PMDN adalah terbukanya lapangan pekerjaan seluas-luasnya bagi masyarakat.

Pihak BKPM mengklaim realisasi investasi periode Januari hingga Maret 2016 telah menyerap tenaga kerja sebanyak 327.170 orang. Proyek PMA menyerap sekitar 190.610 pekerja dan proyek PMDN menampung 136.560 pekerja. Kita berharap semakin tinggi realisasi investasi kian lebar lapangan pekerjaan yang tercipta.

(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1021 seconds (0.1#10.140)