PPP Kubu Djan Sebut Silatnas Hanya Siasat
A
A
A
JAKARTA - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kubu Djan Faridz menyebut Silaturahmi Nasional (Silatnas) pada 5-7 Februari 2016 yang digelar kubu M Romahurmuziy sebagai siasat.
Kubu Djan menilai Silatnas itu digelar untuk menghindari kepengurusan PPP hasil Muktamar Surabaya yang telah digugurkan Mahkamah Agung (MA).
"Rembuk nasional itu siasat, tipu muslihat lagi. Apakah Muktamar Bandung mau dihidupkan lagi padahal sudah selesai," ujar Sekretaris Jenderal DPP PPP hasil Muktamar Jakarta, Dimyati Natakusumah saat menggelar konfrensi pers di Kantor DPP PPP Jalan Diponegoro Jakarta Jumat (5/2/2016).
Menurut Dimyati, sebaiknya Romahurmuziy atau Romi dan lainnya bergabung dengan PPP hasil Muktamar Jakarta yang telah diakui secara hukum oleh MA. "Bersatulah dengan kami. Ayo galang bersama, sudah cukup pertikaian," kata Dimyati.
Dimyati mengingatkan, kepengurusan Muktamar Bandung yang terus dibawa-bawa namanya oleh Romi sudah tidak berlaku lagi. "Harus sportif di dalam sistem kenegaraan. Yang kalah menerima kekalahannya," kata Dimyati.
PILIHAN:
Ada Apa dengan PKS-Gerindra?
Kubu Djan menilai Silatnas itu digelar untuk menghindari kepengurusan PPP hasil Muktamar Surabaya yang telah digugurkan Mahkamah Agung (MA).
"Rembuk nasional itu siasat, tipu muslihat lagi. Apakah Muktamar Bandung mau dihidupkan lagi padahal sudah selesai," ujar Sekretaris Jenderal DPP PPP hasil Muktamar Jakarta, Dimyati Natakusumah saat menggelar konfrensi pers di Kantor DPP PPP Jalan Diponegoro Jakarta Jumat (5/2/2016).
Menurut Dimyati, sebaiknya Romahurmuziy atau Romi dan lainnya bergabung dengan PPP hasil Muktamar Jakarta yang telah diakui secara hukum oleh MA. "Bersatulah dengan kami. Ayo galang bersama, sudah cukup pertikaian," kata Dimyati.
Dimyati mengingatkan, kepengurusan Muktamar Bandung yang terus dibawa-bawa namanya oleh Romi sudah tidak berlaku lagi. "Harus sportif di dalam sistem kenegaraan. Yang kalah menerima kekalahannya," kata Dimyati.
PILIHAN:
Ada Apa dengan PKS-Gerindra?
(dam)