Kota Paris
A
A
A
KOTA Paris menurut banyak orang salah satu kota paling romantis di dunia, tata kota yang tertata dengan nilai arsitektur yang tinggi, semakin dipercantik dengan pemandangan Sungai Seine yang membelah dan menghiasi Kota Paris. Konon kisahnya pada Perang Dunia II ada seorang jenderal Nazi yang tidak sampai hati untuk membom Kota Paris.
Tidak hanya itu, Kota Paris juga mendapat predikat pusat peradaban karena sederetan tempat bersejarah yang menarik dikunjungi bagi para wisatawan luar dan dalam negeri. Bangunan-bangunan bersejarah/heritage tetap dipelihara dengan sangat apik, kita bisa melihat Museum Nasional Louvre di Paris yang koleksinya sangat lengkap semisal Gereja Notre Dame, Arc de Triomphe, Menara Eiffel, Pantheon Sorbonne, dan Quartier Latin dengan Universitas Sorbonne-nya yang menjadi simbol intelektual Prancis.
Demikian juga Prancis dikenal sebagai kota festival dan event olahraga yang terjadwal dengan harmonis sepanjang tahun hampir tidak kenal musim dingin, semi, gugur, dan panas. Festival budaya dan seni Avignon yang sudah dikenal di dunia, Festival Film Cannes, Carnaval de Nice, Festival D’Orange, Tour de France, event olahraga sepeda yang paling akbar di dunia, Paris Dakkar (yang saat ini dipindah ke Buenos Aires), Paris Marathon, olahraga musim dingin Ski berkelas dunia di pegunungan Alpen, dan masih banyak lagi.
Di dunia fashion, jewelry, dan kuliner, Kota Paris merupakan pusat dan barometer fashion dunia. Sederet nama-nama desainer ternama ada di Kota Paris seperti Louis Vuitton, Pierre Cardin, Larvin, Channel, dan lain-lain. Karena itu, tidak heran bila Prancis disebut The World Leader for Tourism. Pada 2014 pengunjung wisatawan mencapai 85 juta, lebih besar dari jumlah penduduknya yang hanya sekitar 55 juta. Dari sisi GDP pada 2014 sumbangan sektor wisata mencapai 8,9% dari GDP nasional. Sedangkan jumlah tenaga kerja yang tercatat 10,9% dari jumlah tenaga kerja aktif. Sumbangan devisa tercatat 40 miliar euro (kurang lebih Rp68 triliun).
Kesiapan Infrastruktur
Seperti diuraikan di atas, Prancis, selain mempunyai aset pariwisata yang lengkap, budaya, heritage, kuliner, alam laut, gunung, serta man-made destination-nya seperti Euro Disney (yang setiap tahunnya dikunjungi sekitar 13 juta orang) dan menara Eiffel dan sebagainya. Tetapi, juga kesiapan infrastruktur jalan dan transportasinya relatif hampir tersedia di setiap destinasi pariwisata, Air France dan kereta Api cepat (Train Grande Vittese/ TGV) tersebut terhubung dan mempermudah bagi para wisatawan yang berkunjung ke tempat-tempat yang ingin dikunjungi di seluruh Prancis. Demikian juga tersedia jaringan bus wisata dan penyewaan mobil (rental car) di hampir seluruh kota.
Jaringan hotel seperti grup Accor tentu tersedia di tempat-tempat objek wisata. Di setiap kota wisata/objek wisata terdapat pusat-pusat informasi wisata sehingga kita bisa mengakses secara online. Yang sangat menarik di Prancis ialah keberadaan kafe dan restoran di seluruh kota di Prancis yang kita bisa duduk berjam-jam menikmati kota/objek wisata sambil menikmati kopi dan kuliner Prancis.
Sepuluh tahun lalu yang menjadi tantangan bagi wisatawan bila ke daerah pelosok adalah kendala bahasa dalam menggunakan bahasa Prancis, tapi saat ini orang-orang Prancis terutama di bidang pariwisata sudah menggunakan bahasa internasional.
Aksi Biadab Teroris di Paris
Jumat, 13 November 2015, aksi terorisme mengguncang Kota Paris. Kali ini serangan beruntun dan ditujukan di pusat keramaian di Kota Paris seperti stadion, kafe, dan teater. Tentu siapa pun yang berakal sehat dan punya hati nurani tidak dapat menerima aksi biadab dan brutal terhadap masyarakat yang tidak berdosa yang menjadi korban.
Serangan teroris di Paris bukan kejadian yang pertama di Prancis. Menurut info yang ada, paling tidak ada beberapa aksi teroris yang telah menimpa negara ini. Pada Januari lalu juga telah terjadi serangan teroris, penembakan di kantor majalah Charlie Hebdo. Di pusat Kota Nice juga menjadi serangan bom yang menyerang kantor regional dan pembendaharaan negara Kota Nice. Yang melakukan dan mengatasnamakan aksi teroris ini juga beragam, kita tentu masih belum tahu siapa di balik peristiwa aksi terorisme di Kota Paris November ini, masih menjadi bagian upaya pemerintah Prancis dan dunia untuk mengungkapkannya.
Apa pun alasannya, aksi terorisme tidak dapat dibiarkan, harus dilawan bersama dan dibutuhkan kerja sama semua pihak masyarakat dan pihak keamanan. Lebih dari itu diperlukan kerja sama yang erat antarnegara seperti yang dikatakan Hollande baru-baru ini. Tanpa kerja sama internasional kita akan sulit menghadapi aksi teroris yang terorganisasi dan dilakukan secara internasional. Pelayanan dan keamanan harus selalu ditingkatkan untuk melawan segala jenis bentuk aksi terorisme dan hukuman seberat-beratnya bagi pelaku-pelaku aksi terorisme.
Dampak terhadap World Tourism
Saat ini kita sangat maklumi dan pahami bahwa masyarakat dunia dalam kondisi berkabung, masih trauma dalam melakukan perjalanan wisata. Kemungkinan angka perjalanan ke Prancis dan kota-kota lain di Eropa sementara ini akan menurun. Pariwisata memang rentan terhadap keamanan, namun mempunyai daya tahan (resilience) terhadap faktor keamanan itu. Pengalaman dunia seperti London, Madrid, New York, Bali, serta Paris terbukti resilience terhadap tekanan dan gangguan aksi terorisme.
Namun, bagi masyarakat dunia, aksi teroris seperti di Kota Paris ini, apa pun bentuknya, tidak boleh dibiarkan, harus dilawan secara bersama-sama dan bersatu sampai ke akar-akarnya. Bagi masyarakat pariwisata, dunia harus segera ikut serta aktif dalam melawan aksi terorisme dengan tetap melakukan perjalanan wisata. Bila kita tidak melakukan perjalanan wisata, kita memberikan peluang kemenangan bagi aksi terorisme itu sendiri.
Hal ini juga dicontohkan oleh United Nation World Tourism Organization (UNWTO) yang tetap melakukan sidang komite etik (World Committee on Tourism Ethics) di Paris Prancis pada 16 November (3 hari setelah kejadian). Hal ini sebagai bentuk dukungan moral bagi masyarakat Prancis dan komitmen UNWTO dalam memerangi terorisme.
Sejalan dengan itu, tentu upaya-upaya perbaikan sistem keamanan termasuk deteksi dini terhadap kemungkinan aksi terorisme, kerja sama internasional untuk melawan aksi terorisme semakin diperkuat dan dilakukan sesegera mungkin termasuk bagi Pemerintah Indonesia. Kita harapkan dalam waktu dekat pelaku-pelaku yang bertanggung jawab dapat ditangkap dan diberikan hukuman yang berat. Situasi kembali normal dan pariwisata dunia akan berjalan kondusif dan demikian juga bagi Prancis, khususnya Kota Paris, akan tetap menjadi tujuan wisata dunia yang menarik. Semoga.
Tidak hanya itu, Kota Paris juga mendapat predikat pusat peradaban karena sederetan tempat bersejarah yang menarik dikunjungi bagi para wisatawan luar dan dalam negeri. Bangunan-bangunan bersejarah/heritage tetap dipelihara dengan sangat apik, kita bisa melihat Museum Nasional Louvre di Paris yang koleksinya sangat lengkap semisal Gereja Notre Dame, Arc de Triomphe, Menara Eiffel, Pantheon Sorbonne, dan Quartier Latin dengan Universitas Sorbonne-nya yang menjadi simbol intelektual Prancis.
Demikian juga Prancis dikenal sebagai kota festival dan event olahraga yang terjadwal dengan harmonis sepanjang tahun hampir tidak kenal musim dingin, semi, gugur, dan panas. Festival budaya dan seni Avignon yang sudah dikenal di dunia, Festival Film Cannes, Carnaval de Nice, Festival D’Orange, Tour de France, event olahraga sepeda yang paling akbar di dunia, Paris Dakkar (yang saat ini dipindah ke Buenos Aires), Paris Marathon, olahraga musim dingin Ski berkelas dunia di pegunungan Alpen, dan masih banyak lagi.
Di dunia fashion, jewelry, dan kuliner, Kota Paris merupakan pusat dan barometer fashion dunia. Sederet nama-nama desainer ternama ada di Kota Paris seperti Louis Vuitton, Pierre Cardin, Larvin, Channel, dan lain-lain. Karena itu, tidak heran bila Prancis disebut The World Leader for Tourism. Pada 2014 pengunjung wisatawan mencapai 85 juta, lebih besar dari jumlah penduduknya yang hanya sekitar 55 juta. Dari sisi GDP pada 2014 sumbangan sektor wisata mencapai 8,9% dari GDP nasional. Sedangkan jumlah tenaga kerja yang tercatat 10,9% dari jumlah tenaga kerja aktif. Sumbangan devisa tercatat 40 miliar euro (kurang lebih Rp68 triliun).
Kesiapan Infrastruktur
Seperti diuraikan di atas, Prancis, selain mempunyai aset pariwisata yang lengkap, budaya, heritage, kuliner, alam laut, gunung, serta man-made destination-nya seperti Euro Disney (yang setiap tahunnya dikunjungi sekitar 13 juta orang) dan menara Eiffel dan sebagainya. Tetapi, juga kesiapan infrastruktur jalan dan transportasinya relatif hampir tersedia di setiap destinasi pariwisata, Air France dan kereta Api cepat (Train Grande Vittese/ TGV) tersebut terhubung dan mempermudah bagi para wisatawan yang berkunjung ke tempat-tempat yang ingin dikunjungi di seluruh Prancis. Demikian juga tersedia jaringan bus wisata dan penyewaan mobil (rental car) di hampir seluruh kota.
Jaringan hotel seperti grup Accor tentu tersedia di tempat-tempat objek wisata. Di setiap kota wisata/objek wisata terdapat pusat-pusat informasi wisata sehingga kita bisa mengakses secara online. Yang sangat menarik di Prancis ialah keberadaan kafe dan restoran di seluruh kota di Prancis yang kita bisa duduk berjam-jam menikmati kota/objek wisata sambil menikmati kopi dan kuliner Prancis.
Sepuluh tahun lalu yang menjadi tantangan bagi wisatawan bila ke daerah pelosok adalah kendala bahasa dalam menggunakan bahasa Prancis, tapi saat ini orang-orang Prancis terutama di bidang pariwisata sudah menggunakan bahasa internasional.
Aksi Biadab Teroris di Paris
Jumat, 13 November 2015, aksi terorisme mengguncang Kota Paris. Kali ini serangan beruntun dan ditujukan di pusat keramaian di Kota Paris seperti stadion, kafe, dan teater. Tentu siapa pun yang berakal sehat dan punya hati nurani tidak dapat menerima aksi biadab dan brutal terhadap masyarakat yang tidak berdosa yang menjadi korban.
Serangan teroris di Paris bukan kejadian yang pertama di Prancis. Menurut info yang ada, paling tidak ada beberapa aksi teroris yang telah menimpa negara ini. Pada Januari lalu juga telah terjadi serangan teroris, penembakan di kantor majalah Charlie Hebdo. Di pusat Kota Nice juga menjadi serangan bom yang menyerang kantor regional dan pembendaharaan negara Kota Nice. Yang melakukan dan mengatasnamakan aksi teroris ini juga beragam, kita tentu masih belum tahu siapa di balik peristiwa aksi terorisme di Kota Paris November ini, masih menjadi bagian upaya pemerintah Prancis dan dunia untuk mengungkapkannya.
Apa pun alasannya, aksi terorisme tidak dapat dibiarkan, harus dilawan bersama dan dibutuhkan kerja sama semua pihak masyarakat dan pihak keamanan. Lebih dari itu diperlukan kerja sama yang erat antarnegara seperti yang dikatakan Hollande baru-baru ini. Tanpa kerja sama internasional kita akan sulit menghadapi aksi teroris yang terorganisasi dan dilakukan secara internasional. Pelayanan dan keamanan harus selalu ditingkatkan untuk melawan segala jenis bentuk aksi terorisme dan hukuman seberat-beratnya bagi pelaku-pelaku aksi terorisme.
Dampak terhadap World Tourism
Saat ini kita sangat maklumi dan pahami bahwa masyarakat dunia dalam kondisi berkabung, masih trauma dalam melakukan perjalanan wisata. Kemungkinan angka perjalanan ke Prancis dan kota-kota lain di Eropa sementara ini akan menurun. Pariwisata memang rentan terhadap keamanan, namun mempunyai daya tahan (resilience) terhadap faktor keamanan itu. Pengalaman dunia seperti London, Madrid, New York, Bali, serta Paris terbukti resilience terhadap tekanan dan gangguan aksi terorisme.
Namun, bagi masyarakat dunia, aksi teroris seperti di Kota Paris ini, apa pun bentuknya, tidak boleh dibiarkan, harus dilawan secara bersama-sama dan bersatu sampai ke akar-akarnya. Bagi masyarakat pariwisata, dunia harus segera ikut serta aktif dalam melawan aksi terorisme dengan tetap melakukan perjalanan wisata. Bila kita tidak melakukan perjalanan wisata, kita memberikan peluang kemenangan bagi aksi terorisme itu sendiri.
Hal ini juga dicontohkan oleh United Nation World Tourism Organization (UNWTO) yang tetap melakukan sidang komite etik (World Committee on Tourism Ethics) di Paris Prancis pada 16 November (3 hari setelah kejadian). Hal ini sebagai bentuk dukungan moral bagi masyarakat Prancis dan komitmen UNWTO dalam memerangi terorisme.
Sejalan dengan itu, tentu upaya-upaya perbaikan sistem keamanan termasuk deteksi dini terhadap kemungkinan aksi terorisme, kerja sama internasional untuk melawan aksi terorisme semakin diperkuat dan dilakukan sesegera mungkin termasuk bagi Pemerintah Indonesia. Kita harapkan dalam waktu dekat pelaku-pelaku yang bertanggung jawab dapat ditangkap dan diberikan hukuman yang berat. Situasi kembali normal dan pariwisata dunia akan berjalan kondusif dan demikian juga bagi Prancis, khususnya Kota Paris, akan tetap menjadi tujuan wisata dunia yang menarik. Semoga.
(kri)