Sumpah Pemuda, UI Ingin Penegakan Hukum di Indonesia Adil
A
A
A
DEPOK - Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI) menjadi salah satu fakultas hukum tertua di Indonesia yang lahir pada momentum Sumpah Pemuda 28 Oktober.
Karena itu FHUI melaksanakan serangkaian kegiatan guna memperingati Dies Natalis ke-91 yang dilaksanakan pada 21-28 Oktober 2015 bertemakan "Belajar dari Masa Lalu untuk Masa Depan Hukum yang Lebih Baik: Refleksi Sejarah untuk Hukum Indonesia yang Berkeadilan".
Dekan FHUI Topo Santoso mengatakan, refleksi Sumpah Pemuda kali ini harus membuat penegakan hukum di Indonesia menjadi lebih adil. Menurutnya, generasi muda para mahasiswa mempunyai peran untuk menciptakan hal itu.
“Menjadikan hukum lebih adil. Ada 1,3 persen dari para peminat FHUI yang diterima. Jadi tak sampai 2 persen dari 100 orang, ini peran kalian juga,” kata Topo dalam pidatonya, di UI, Depok, Rabu 28 Oktober 2015.
Topo menambahkan, para dosen juga memberikan kontribusi penting untuk menjadikan para alumni menjadi besar. Diakuinya, sejumlah program di antaranya kelas khusus internasional, join degree di Australia, double degree di Belanda, dan Jepang.
“Banyak perubahan dan dukungan dari pihak UI untuk ikut serta mewujudkan hal ini,” ungkap Topo.
Wakil Rektor IV UI Hamid Chalid mengatakan, para dosen FHUI menjadi kunci kemajuan hukum di Indonesia. Tak hanya membangun para intelektual hukum utama di negeri ini, tetapi lubang pemikiran utama mereka menjadikan para intelektual sebagai pribadi terbaik.
“Keadilan ini menjadi isu penting relasinya dengan penegakan dan kepastian hukum,” tandasnya.
Pilihan:
Pansus Pelindo II Dinilai Politis dan Sudah Ditunggangi
Karena itu FHUI melaksanakan serangkaian kegiatan guna memperingati Dies Natalis ke-91 yang dilaksanakan pada 21-28 Oktober 2015 bertemakan "Belajar dari Masa Lalu untuk Masa Depan Hukum yang Lebih Baik: Refleksi Sejarah untuk Hukum Indonesia yang Berkeadilan".
Dekan FHUI Topo Santoso mengatakan, refleksi Sumpah Pemuda kali ini harus membuat penegakan hukum di Indonesia menjadi lebih adil. Menurutnya, generasi muda para mahasiswa mempunyai peran untuk menciptakan hal itu.
“Menjadikan hukum lebih adil. Ada 1,3 persen dari para peminat FHUI yang diterima. Jadi tak sampai 2 persen dari 100 orang, ini peran kalian juga,” kata Topo dalam pidatonya, di UI, Depok, Rabu 28 Oktober 2015.
Topo menambahkan, para dosen juga memberikan kontribusi penting untuk menjadikan para alumni menjadi besar. Diakuinya, sejumlah program di antaranya kelas khusus internasional, join degree di Australia, double degree di Belanda, dan Jepang.
“Banyak perubahan dan dukungan dari pihak UI untuk ikut serta mewujudkan hal ini,” ungkap Topo.
Wakil Rektor IV UI Hamid Chalid mengatakan, para dosen FHUI menjadi kunci kemajuan hukum di Indonesia. Tak hanya membangun para intelektual hukum utama di negeri ini, tetapi lubang pemikiran utama mereka menjadikan para intelektual sebagai pribadi terbaik.
“Keadilan ini menjadi isu penting relasinya dengan penegakan dan kepastian hukum,” tandasnya.
Pilihan:
Pansus Pelindo II Dinilai Politis dan Sudah Ditunggangi
(maf)