Program Bela Negara Harus Disesuaikan Konteks Masa Kini

Kamis, 15 Oktober 2015 - 06:33 WIB
Program Bela Negara...
Program Bela Negara Harus Disesuaikan Konteks Masa Kini
A A A
JAKARTA - Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Gerindra Elnino Husein Mohi berpendapat bahwa program bela negara itu perlu dan penting. Tetapi program itu harus disesuaikan dengan konteks bela negara masa kini. Karena saat ini, bentuk perang tidak hanya perang fisik tapi juga ada perang non fisik.

"Berupa 'proxy war' dan 'assymetric war' yg keduanya berupa usaha untuk menguasai arah pikiran, mental dan jiwa seluruh warga negara," kata Elnino saat dihubungi SINDO, Rabu 14 Oktober 2015.

Menurut Elnino, kondisi hari ini dalam konteks 'perang mentalitas', harus diakui bahwa sebetulnya Indonesia sudah mengalami kekalahan. Hal itu bisa dilihat secara kultural bahwa bangsa Indonesia hari ini terlalu banyak mengikuti cara pikir liberal yang tidak sesuai dengan akar budaya nusantara.

"Bahkan mayoritas kita terutama kalangan muda tidak lagi mengetahui sejarah bangsa ini, jauh dari perspektif Pancasila dan konstitusi," ujarnya.

Padahal, lanjutnya, sebentar lagi Indonesia akan menghadapi ledakan bonus demografi dimana jumlah orang muda usia produktif menjadi mayoritas. Tapi, jika orang-orang muda itu tetap tidak mengerti sejarah dan ideologi negara dan bangsa, maka ke depan negara ini bisa dalam kondisi yang sangat kritis.

"Konsepsi bela negara dalam konteks itu dibutuhkan bukan dalam bentuk kesiapan warga menghadapi perang fisik, tapi kesiapan warga untuk pertahankan republik ini dari pengaruh nilai dan ideologi asing," tegasnya.

Adapun rencana pemerintah untuk menyiapkan wajib militer (Wamil) untuk perang fisik, dia juga memandang perlu. Akan tetapi, jumlah sampai jutaan orang terlalu banyak. Bahkan, jumlah 100 ribu kader dinilainya terlalu banyak.

"Jika terlalu banyak, itu juga berisiko. Apalagi jika setelah ikut Wamil mereka malah menganggur," tandasnya.

PILIHAN:
Politikus Gerindra: Kasihan Jokowi...

Pengamat: Ada yang Ingin Diperhatikan Megawati?
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1038 seconds (0.1#10.140)