Inikah Penyebab Tragedi Mina?

Kamis, 01 Oktober 2015 - 18:50 WIB
Inikah Penyebab Tragedi...
Inikah Penyebab Tragedi Mina?
A A A
MEKKAH - Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPIH) diminta untuk merekonstruksi musibah Jalan 204, Mina. Peristiwa tersebut menewaskan puluhan jamaah haji Indonesia.

Permintaan tersebut ditegaskan Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI). Menurut KPHI rekonstruksi penting dilakukan untuk memperjelas penyebab tragedi yang terjadi Kamis 24 September lalu. Sebab, saat ini beredar informasi yang simpang siur di masyarakat.

“Banyak hal yang perlu diungkap. Itu harus dijawab dengan cara mendengar langsung dari para korban yang selamat,” kata Ketua KPHI Slamet Effendy Yusuf Rabu 30 September malam waktu Arab Saudi.

Di sisi lain, KPHI juga mengusulkan agar PPIH mengumpulkan jamaah yang berada di tempat kejadian dan selamat. Mereka harus dimintai keterangan satu per satu sehingga dapat merekonstruksi ulang peristiwa mengerikan tersebut, sejak berangkat dari tenda pemondokan hingga pengalihan rute ke kiri di Jalan King Fahd ke Jalan 204.

“Salah satu keterangan yang harus dijelaskan terutama bagaimana askar atau petugas keamanan Arab Saudi membelokkan jamaah ke arah Jalan 204,” tandasnya.

Selain itu, PPIH juga harus menelusuri cara Pemerintah Arab Saudi menangani para korban tragedi Mina baik yang meninggal maupun yang dirawat di rumah sakit.

Informasi yang diperoleh KPHI, petugas dari Arab Saudi tidak memilah antara korban yang pingsan dengan yang sudah meninggal. Para korban ditumpuk di sekitar lokasi kejadian.

“Jamaah menganggap ada sebagian korban yang mungkin hanya pingsan, tapi dilempar ke tumpukan korban meninggal dengan teriakan syahid,” ungkapnya.

Sebelumnya, sejumlah saksi korban dari jamaah kloter 61 Jakarta-Bekasi (JKS) yang ditemui wartawan menuturkan, mereka dibelokkan ke arah kiri oleh askar hingga akhirnya terjadi penumpukan dan berdesakan antara jamaah yang akan ke jamarat dan rombongan yang pulang dari jamarat.

Seperti yang dituturkan, Irawati Sukarmaji (53). Dia menuturkan, askar memaksa rombongannya berbelok ke kiri dari Jalan King Fahd. Seharusnya rombongannya berjalan lurus di Jalan King Fahd.

Karena berbelok ke kiri itulah, rombongannya terjebak di Jalan 204. Irawati mengaku sebenarnya perasaannya sudah tidak enak saat disuruh berbelok karena jalan sudah padat dengan jamaah dari berbagai negara.

“Secara logika, kepadatan di Jalan 204 itu bisa diprediksi. Tapi, kenapa kami tetap dipaksa berbelok. Dan rombongan jamaah yang diminta berbelok itu banyak,” ujarnya.

Akhirnya Jalan 204 sangat padat sehingga, jamaah sama sekali tidak bisa maju maupun mundur. “Sedangkan yang dari arah belakang terus mendorong, begitu pula dari arag kiri dan kanan juga ikut dorong,” urainya.

Kepadatan bertambah ketika rombongan jamaah dari Iran masuk ke Jalan 204 dari arah Jamarat seusai melontar jumrah. Sedangkan saat yang bersamaan dari arah berlawanan datang rombongan jamaah dari Afrika berjalan ke arah Jamarat.
Rombongan dari Afrika ini sempat bertengkar antar sesamanya.

“Ada jamaah perempuan yang bertengkar dengan jamaah laki-laki. Mereke kejar-kejaran. Sangat crowded kondisinya,” imbuh Irawati.

Sedangkan Fatah Ma'ruf, jamaah kloter 61 JKS lainnya menambahkan, selain dibelokkan ke arah kiri, maka petugas (askar) kurang siap menangani peristiwa tersebut.

Dalam kondisi jamaah sudah berhimpitan di Jalan 204 dan sudah banyak yang kepayahan, barikade jalan ke arah Jamarat belum juga dibuka. Fatah menuturkan bahwa barikade jalan ke aragh jamarat itu menggunakan pembatas jalan. “Askar menyetop dan membarikade padahal jalan di seberang (arah Jamarat) lowong,” ungkapnya.

Dia menduga tindakan itu dilakukan karena petugas khawatir ada kekacauan lebih besar dan korban terinjak-injak lebih banyak kalau barikade dibuka. Namun, Fatah menilai seandainya barikade itu dibuka maka konsentrasi massa akan terpecah. “Jalan ke arah Jamarat itu melebar,” paparnya.

Fatah dan istrinya, Euis Rohaeti yang berada di depan berusaha meloncati barikade itu. Namun Euis justru terkena pukul di bagian perut. “Sampai sekarang, istri saja masih sering mengeluh sakit di perut,” jelasnya.

PILIHAN:

Pemerintah Belum Tentukan Sikap Atas Tragedi Mina

Kesaksian Jamaah Selamat Tragedi Mina
(hyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0723 seconds (0.1#10.140)