Sebuah Momentum?
A
A
A
Tujuh puluh tahun sudah Indonesia merasakan kemerdekaan. Namun perjalanan mengisi dan mempertahankan kemerdekaan tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Penjajahan dengan kekuatan militer sekarang tidak muncul di Bumi Pertiwi tercinta ini. Hal ini sejalan dengan berubahnya tatanan politik dunia yang mulai meninggalkan halhal bersifat high politics, khususnya military force. Tatanan politik dunia dewasa ini sudah mengarah ke kiblat soft politics. Persaingan global tidak lagi terfokus pada perlombaan senjata seperti saat era Perang Dingin.
Aspek-aspek lain seperti ekonomi dan budaya justru sekarang menjadi fokus utama negara-negara di dunia. Sayangnya justru Indonesia sekarang sedang mengalami krisis di dua bidang itu. Dalam persaingan ekonomi global, bangsa ini harus jatuh bangun menghadapi negara-negara lain. Hal ini dapat dilihat dari melemahnya nilai rupiah dan ketergantungan terhadap impor.
Di sisi lain kebudayaan, lebih tepatnya konsumsi kebudayaan, Indonesia juga seperti dijajah di negeri sendiri. Generasi muda dewasa ini lebih akrab dengan budaya luar dan menjadikan mereka konsumtif terhadapnya. Tentu penguasaan terhadap ekonomi dan nilai budaya secara global menjadi hal yang perlu kembali diperjuangkan oleh penerus perjuangan bangsa ini.
Sebenarnya di usia kemerdekaan yang menginjak tujuh puluh tahun ini ada sebuah momentum yang sangat baik. Momentum itu adalah bonus demografi yang diperkirakan akan didapat Indonesia pada periode 2020-2030. Bonus demografi adalah keadaan di mana suatu negara memiliki jumlah penduduk usia produktif lebih besar dibandingkan penduduk usia nonproduktif.
Namun apabila tidak disiapkan, bonus demografi ini justru akan menjadi pisau yang melukai negeri ini. Untuk menjadikan momentum bonus demografi dan usia kemerdekaan ke-70 tahun ini menjadi peluang, Indonesia harus menyiapkan diri sebaik-baiknya. Setidaknya ada tiga hal yang bisa disiapkan.
Pertama pembangunan manusia khususnya pendidikan harus ditingkatkan dalam tempo lima tahun ini. Sektor pendidikan harus menjadi prioritas untuk dibangun oleh pemerintah. Kedua adalah memanfaatkan cendekiawan-cendekiawan Indonesia yang tersebar di seluruh dunia. Diaspora Indonesia ini menjadi penting karena pengalaman dan kemampuan mereka sehingga diperlukan dukungan dari pemerintah.
Ketiga adalah menyiapkan lapangan kerja yang merata di seluruh Indonesia. Dengan kata lain pembangunan Indonesia yang lebih merata perlu disiapkan. Lima tahun adalah waktu untuk menuju tahun yang diprediksikan menjadi awal Bonus Demografi bangsa ini.
Tahun ini adalah momentum dengan usia kemerdekaan yang mencapai usia tujuh puluh tahun. Tentu untuk menjadikan momentum ini sebagai peluang perlu ada semangat perubahan ke arah yang lebih baik dari berbagai pihak.
RIO ALFAJRI
Mahasiswa Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, FISIP, Menteri Penalaran dan Keprofesian BEM Kema Unpad
Penjajahan dengan kekuatan militer sekarang tidak muncul di Bumi Pertiwi tercinta ini. Hal ini sejalan dengan berubahnya tatanan politik dunia yang mulai meninggalkan halhal bersifat high politics, khususnya military force. Tatanan politik dunia dewasa ini sudah mengarah ke kiblat soft politics. Persaingan global tidak lagi terfokus pada perlombaan senjata seperti saat era Perang Dingin.
Aspek-aspek lain seperti ekonomi dan budaya justru sekarang menjadi fokus utama negara-negara di dunia. Sayangnya justru Indonesia sekarang sedang mengalami krisis di dua bidang itu. Dalam persaingan ekonomi global, bangsa ini harus jatuh bangun menghadapi negara-negara lain. Hal ini dapat dilihat dari melemahnya nilai rupiah dan ketergantungan terhadap impor.
Di sisi lain kebudayaan, lebih tepatnya konsumsi kebudayaan, Indonesia juga seperti dijajah di negeri sendiri. Generasi muda dewasa ini lebih akrab dengan budaya luar dan menjadikan mereka konsumtif terhadapnya. Tentu penguasaan terhadap ekonomi dan nilai budaya secara global menjadi hal yang perlu kembali diperjuangkan oleh penerus perjuangan bangsa ini.
Sebenarnya di usia kemerdekaan yang menginjak tujuh puluh tahun ini ada sebuah momentum yang sangat baik. Momentum itu adalah bonus demografi yang diperkirakan akan didapat Indonesia pada periode 2020-2030. Bonus demografi adalah keadaan di mana suatu negara memiliki jumlah penduduk usia produktif lebih besar dibandingkan penduduk usia nonproduktif.
Namun apabila tidak disiapkan, bonus demografi ini justru akan menjadi pisau yang melukai negeri ini. Untuk menjadikan momentum bonus demografi dan usia kemerdekaan ke-70 tahun ini menjadi peluang, Indonesia harus menyiapkan diri sebaik-baiknya. Setidaknya ada tiga hal yang bisa disiapkan.
Pertama pembangunan manusia khususnya pendidikan harus ditingkatkan dalam tempo lima tahun ini. Sektor pendidikan harus menjadi prioritas untuk dibangun oleh pemerintah. Kedua adalah memanfaatkan cendekiawan-cendekiawan Indonesia yang tersebar di seluruh dunia. Diaspora Indonesia ini menjadi penting karena pengalaman dan kemampuan mereka sehingga diperlukan dukungan dari pemerintah.
Ketiga adalah menyiapkan lapangan kerja yang merata di seluruh Indonesia. Dengan kata lain pembangunan Indonesia yang lebih merata perlu disiapkan. Lima tahun adalah waktu untuk menuju tahun yang diprediksikan menjadi awal Bonus Demografi bangsa ini.
Tahun ini adalah momentum dengan usia kemerdekaan yang mencapai usia tujuh puluh tahun. Tentu untuk menjadikan momentum ini sebagai peluang perlu ada semangat perubahan ke arah yang lebih baik dari berbagai pihak.
RIO ALFAJRI
Mahasiswa Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, FISIP, Menteri Penalaran dan Keprofesian BEM Kema Unpad
(ftr)