SBY: Persoalan Bangsa Bermuara pada Kepemimpinan
A
A
A
JAKARTA - Presiden RI Keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ikut tergerak merespons situasi Indonesia kini. SBY mengaku, perlunya kepemimpinan yang tegas dalam menyikapi persoalan yang ada.
Hal itu dikatakan SBY di akun Twitter pribadinya, @SBYudhoyono. SBY yakin, letaknya ada pada persoalan pemimpin, yang mampu menyelesaikan masalah tersebut.
"Saat ini yang diperlukan adalah kepemimpinan dengan direktif yang jelas, solusi, kebijakan dan tindakan yang cepat dan tepat, serta dukungan semua pihak," kicau SBY di Twitter, Selasa (25/8/2015).
Diakui Ketua Umum Partai Demokrat ini, Indonesia memang sering alami gejolak. Dalam krisis 98 ekonomi kita jatuh, tetapi dalam krisis global 2008 kita selamat. Ambil pengalamannya.
"Tahun 2008-2009 dulu kita bisa minimalkan dampak krisis global, karena pemerintah (pusat dan daerah), dunia usaha, BUMN (Badan Usaha Milik Negara), ekonomi dan pimpinan media bersatu," tuturnya.
Menurutnya, dengan kondisi demikian, pemerintah harus cermat dalam menyikapi berbagai gejolak yang ada. Sehingga kepercayaan masyarakat tidak luntur.
"Saya amati, untuk Indonesia, masyarakat mulai terdampak. Cegah jangan sampai makin cemas, kehilangan trust dan hidupnya makin susah," tandasnya.
Pilihan:
Rupiah Ambruk, 60.000 Pekerja Tekstil Terkena PHK
Demokrat: Reshuffle Berujung Kabinet Gaduh
Di NTT, TNI AU dan Tentara Australia 'Duel' di Udara
Hal itu dikatakan SBY di akun Twitter pribadinya, @SBYudhoyono. SBY yakin, letaknya ada pada persoalan pemimpin, yang mampu menyelesaikan masalah tersebut.
"Saat ini yang diperlukan adalah kepemimpinan dengan direktif yang jelas, solusi, kebijakan dan tindakan yang cepat dan tepat, serta dukungan semua pihak," kicau SBY di Twitter, Selasa (25/8/2015).
Diakui Ketua Umum Partai Demokrat ini, Indonesia memang sering alami gejolak. Dalam krisis 98 ekonomi kita jatuh, tetapi dalam krisis global 2008 kita selamat. Ambil pengalamannya.
"Tahun 2008-2009 dulu kita bisa minimalkan dampak krisis global, karena pemerintah (pusat dan daerah), dunia usaha, BUMN (Badan Usaha Milik Negara), ekonomi dan pimpinan media bersatu," tuturnya.
Menurutnya, dengan kondisi demikian, pemerintah harus cermat dalam menyikapi berbagai gejolak yang ada. Sehingga kepercayaan masyarakat tidak luntur.
"Saya amati, untuk Indonesia, masyarakat mulai terdampak. Cegah jangan sampai makin cemas, kehilangan trust dan hidupnya makin susah," tandasnya.
Pilihan:
Rupiah Ambruk, 60.000 Pekerja Tekstil Terkena PHK
Demokrat: Reshuffle Berujung Kabinet Gaduh
Di NTT, TNI AU dan Tentara Australia 'Duel' di Udara
(maf)