Tak Lebih Baik dari Tedjo, Puan Dinilai Pantas Direshuffle

Kamis, 13 Agustus 2015 - 07:33 WIB
Tak Lebih Baik dari Tedjo, Puan Dinilai Pantas Direshuffle
Tak Lebih Baik dari Tedjo, Puan Dinilai Pantas Direshuffle
A A A
JAKARTA - Reshuffle kabinet akhirnya dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) setelah sekian lama ramai diperbincangkan publik. Lima kementerian mendapatkan pimpinan baru ditambah lagi dengan satu jabatan setingkat menteri.

Pengamat Politik Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus mengatakan, melihat nama-nama menteri yang diganti sebenarnya sudah kelihatan bahwa Jokowi cukup merespons kritik yang disampaikan publik selama ini terkait kinerja para menterinya.

"Nama-nama seperti Tedjo Edhy, Indroyono Soesilo, Gobel, dan Andi Widjajanto memang banyak disebut-sebut sebagai kandidat kuat menteri dan pejabat setingkat menteri yang mesti direshuffle," ujarnya ketika dihubungi Sindonews, Kamis (13/8/2015).

Sementara, daftar nama-nama pengganti keenam posisi yang direshuffle juga bukan wajah-wajah baru, kecuali Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong. Dengan demikian, dia menulai, reshuffle perdana ini cukup membangkitkan optimisme terhadap keberlangsungan Kabinet Kerja.

"Jokowi nampak masih punya independensi untuk menentukan siapa yang akan menduduki jabatan strategis sebagai menteri. Tak begitu nampak ada intervensi kuat dari parpol, walau tak bisa dibilang tak ada sama sekali," katanya.

Menurutnya, kehadiran Pramono Anung dan Rizal Ramli bisa dianggap mewakili kepentingan elite PDIP, selain juga dikenal dekat dengan Jokowi. Walau keduanya mempunyai kapasitas, akan tetapi tetap saja tak dipungkiri ada kepentingan Jokowi untuk terus didukung oleh PDIP.

"Luhut Panjaitan juga bukan orang baru dan dikenal sangat dekat dengan Jokowi. Dengan demikian faktor kedekatan juga ikut bermain walaupun tak terhindarkan karena sebagai pembantu, menteri tak hanya dituntut ahli di bidang tertentu, tetapi juga bisa berkoordinasi dalam kerja bersama menyukseskan program-program Jokowi," jelasnya.

Sementara, Darmin Nasution juga sudah dikenal luas melalui jabatannya di BI dan Dirjen Perpajakan. Darmin dinilai punya kapasitas untuk menduduki jabatan Menko Perekonomian.

"Hanya saja Darmin juga pernah diduga terkait dengan kasus Century. Ini tentu saja tak sepenuhnya membebaskan Jokowi dari kritik atas kesungguhannya untuk mempekerjakan orang-orang yang bebas dari masalah dengan dirinya sendiri," tandasnya.

Sofyan Djalil juga dikenal merupakan orang dekat Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Sehingga, jabatan barunya juga tidak bisa tidak dianggap sebagai upaya Jokowi-JK untuk membangun tim yang sudah saling kenal satu dan lainnya.

Di atas semua kekurangan itu, lanjut Lucius, publik juga bertanya-tanya apakah hanya enam pos yang direshuffle saja pantas untuk diganti? Kata dia, bukankah masih ada menteri yang kinerjanya juga banyak diragukan.

"Sosok seperti Puan Maharani misalnya tak lebih baik misalnya dengan Tedjo Edhy, seharusnya ikut di barisan menteri yang diganti. Saya yakin pertimbangan latar belakang menteri sebagai orang partai juga ikut menjadi penentu seseorang diganti atau tidak perlu diganti," tutupnya.

PILIHAN:
Andi Yakin Jokowi Punya Perhitungan Politik Lakukan Reshuffle

Gatot Kesal Disebut Gubernur Nonaktif Sumut
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8897 seconds (0.1#10.140)