Fahri: Penghinaan Itu Hiburan bagi Pejabat Publik
A
A
A
JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah tak setuju pasal penghinaan presiden dan wakil presiden kembali dihidupkan pemerintah. Sebab menurutnya secara pribadi, tak mempersoalkan jika ada pihak yang menghina.
"Saya menganggap penghinaan itu hiburan sebagai pejabat publik," kata Fahri di Kompleks Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (5/8/2015).
Maka itu Fahri mengaku tidak akan memidanakan seseorang yang menghinanya. "Jadi saya sendiri tak setuju secara pribadi, presiden dan wakil presiden disebut lambang," ucapnya.
Sebab lanjut dia, lambang merupakan benda mati, seperti bendera atau Garuda. Akan tetapi menurut Fahri, lembaga kepresidenan adalah institusi yang harus dihormati.
"Jadi jangan disebut lambang. Karena kita ini benda hidup, misalnya kalau tiba-tiba ada pejabat berbuat jahat, pada level dia disebut lambang makanya tak ada lambang pada benda mati," ungkapnya.
Pilihan:
KPK Segera Limpahkan Berkas OC Kaligis ke Pengadilan
Kekuatan Marinir Indonesia Masuk Tiga Besar di Dunia
"Saya menganggap penghinaan itu hiburan sebagai pejabat publik," kata Fahri di Kompleks Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (5/8/2015).
Maka itu Fahri mengaku tidak akan memidanakan seseorang yang menghinanya. "Jadi saya sendiri tak setuju secara pribadi, presiden dan wakil presiden disebut lambang," ucapnya.
Sebab lanjut dia, lambang merupakan benda mati, seperti bendera atau Garuda. Akan tetapi menurut Fahri, lembaga kepresidenan adalah institusi yang harus dihormati.
"Jadi jangan disebut lambang. Karena kita ini benda hidup, misalnya kalau tiba-tiba ada pejabat berbuat jahat, pada level dia disebut lambang makanya tak ada lambang pada benda mati," ungkapnya.
Pilihan:
KPK Segera Limpahkan Berkas OC Kaligis ke Pengadilan
Kekuatan Marinir Indonesia Masuk Tiga Besar di Dunia
(maf)