Ukir Cangkang untuk Selamatkan Kura-Kura Langka

Minggu, 28 Juni 2015 - 10:39 WIB
Ukir Cangkang untuk Selamatkan Kura-Kura Langka
Ukir Cangkang untuk Selamatkan Kura-Kura Langka
A A A
Dalam upaya terakhir menyelamatkan salah satu binatang paling terancam punah, para aktivis konservasi mengambil langkah kontroversial. Mereka mengukir cangkang kura-kura mata bajak.

Kura-kura mata bajak sangat bernilai tinggi di pasar gelap internasional karena memiliki cangkang berwarna emas dan hitam khas. Berbagai cara untuk mencuri hewan-hewan itu dari habitat alami mereka di Madagaskar terus dilakukan meskipun sekarang hanya tertinggal kurang dari 500 ekor saja. Karena itu, kura-kura itu sekarang memiliki ukiran permanen di cangkangnya dengan nomor seri dan inisial ”MG” untuk Madagaskar.

Harapannya, ukiran nomor seri itu akan membuat hewan itu kurang menarik bagi para penggemarnya dan mengurangi permintaan terhadapnya. Saat ide mengukir cangkang kurakura itu muncul, banyak para aktivis konservasi yang menolaknya, termasuk Pemerintah Madagaskar dan para pegawai di lembaga pelestari Durrell Wildlife Conservation Trust.

Membuat ukiran di cangkang kura-kura itu sama seperti mengambil cula dari badak atau gading dari gajah agar binatang itu tidak diburu untuk diambil cula atau gadingnya. ”Kami benci melakukan ini tapi ini harus dilakukan untuk menyelamatkan spesies tersebut,” papar Direktur Operasional Durrell Richard Lewis pada BBC .

”Ini bertentangan dengan semua gen di badan kami untuk melakukannya. Kami seharusnya tidak melakukan ini, apa yang kami yakini, apa yang kami perjuangkan. Tapi, kami pikir ini dapat menjadi langkah besar menghentikan orang menginginkan binatang-binatang ini. Kami yakin ini akan menjadi penangkal.”

Menurut Lewis, para aktivis yang memerangi perdagangan binatang itu telah berbicara pada beberapa pedagang bahwa tidak akan ada pasar bagi kura-kura yang cangkangnya diukir. Ukiran itu dibuat dengan kedalaman hanya beberapa milimeter dan hanya mengenai bagian cangkang. Menurut pegawai Durrell, proses ini mungkin tidak nyaman bagi hewan itu tapi tidak melukainya.

Saat kura-kura itu cangkangnya diukir, kaki kura-kura bergerak-gerak tapi tidak terlihat bahwa hewan itu stres. Tugas menandai semua hewan itu merupakan langkah drastis untuk mencegah pada penyelundup dan menghindari kepunahan spesies tersebut. Lembaga itu mengelola pusat penangkaran kura-kura di Taman Nasional Ankarafansika untuk mendorong hewan itu bereproduksi dan lebih dari 100 kura-kura muda dilepaskan ke alam liar.

Pusat penangkaran itu sendiri menjadi target para pencuri dan sekarang dijaga 24 jam sehari dengan pengamat elektronik dan tim kepolisian. Pada April lalu dua pria Taiwan yang menyamar sebagai wisatawan berupaya menyuap pegawai lokal untuk dapat masuk lokasi penangkaran. Mereka kemudian ditangkap saat meninggalkan Madagaskar dengan puluhan kurakura di koper mereka.

Satu-satunya habitat kura-kura mata bajak itu adalah di daerah terpencil dengan pasir kering, batu, dan bambu di Baly Bay di Madagaskar bagian barat laut. Sekarang daerah itu telah diubah menjadi taman nasional untuk memberi perlindungan pada spesies tersebut.

Warga lokal dipekerjakan untuk berpatroli di daerah itu dan mengamati binatang tersebut. Banyak dari kurakura itu telah dipasangi penanda radio. Meski demikian, daerah itu terlalu luas untuk dapat dijaga seluruhnya dan beberapakalipertahunpara penyelundupmasuk untuk mencuri kura-kura tersebut.

Syarifudin
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7022 seconds (0.1#10.140)