Sepekan Operasi, 10 Kecelakaan di Tol Cipali
A
A
A
JAKARTA - Rentetan kecelakaan lalu lintas terjadi di ruas tol Cikopo-Palimanan (Cipali) yang baru sepekan dioperasikan. DPR mendesak pemerintah segera membuat audit teknis tentang keselamatan di jalur ini demi mencegah kembali jatuhnya korban.
”Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat harus segera melakukan audit itu karena telah berulang kali terjadi kecelakaan. Audit juga penting terutama untuk persiapan mudik nanti,” kata Wakil Ketua Komisi V DPR Yudi Widiana Adia di Jakarta kemarin. Serangkaian kecelakaan lalu lintas terjadi di ruas tol Cipali sejak dioperasikan Presiden Joko Widodo 13 Juni lalu.
Tercatat terjadi 8 peristiwa kecelakaan hingga Jumat (19/6) yang 3 di antaranya menyebabkan 3 orang meninggal dunia. Kemarin, 2 kecelakaan kembali terjadi di ruas tol sepanjang 116,75 km ini. Peristiwa pertama melibatkan mobil Luxio B 1758 VFI dengan truk pengangkut ternak babi diKm 94 Subang. ”Kecelakaan terjadi sekitar pukul 02.00 WIB. Tidak ada korban dalam insiden tersebut,” kata petugas Patroli Jalan Raya (PJR) tol Cipali Ditlantas Polda Jabar Sumadi Prakasa kepada KORAN SINDO kemarin.
Dia menuturkan, peristiwa kedua merupakan kecelakaan tunggal yang dialami mobil Picanto B 1878 EKF sekitar pukul 10.00 WIB di Km 94+800 Desa Marengmang, Kecamatan Kalijati, Subang. ”Kecelakaan tunggal ini menyebabkan satu orang luka ringan. Korban dibawa ke RS Thamrin Purwakarta,” katanya. Sumadi menerangkan, kecelakaan bermula saat mobil Picanto warna putih melaju kencang dari arah barat (Jakarta). Saat tiba di Km 94+800 wilayah Kalijati, kendaraan mendadak hilang keseimbangan, oleng ke kiri, lalu menabrak tebing tol.
Pihaknya menduga, kecelakaan disebabkan kendaraan mengalami pecah ban. ”Begitu kencangnya, kendaraan sampai meloncati parit sebelum menghantam tebing tol. Kondisi kendaraan sampai ringsek. Pengemudinya selamat, hanya luka ringan. Saat ini kendaraan sudah diamankan di Pos PJR Cilameri,” tutur Sumadi. Kasat Lantas Polres Subang AKP Susan Ridwan kembali mengingatkan para pengendara yang memasuki tol Cipali agar senantiasa berhati-hati menjalankan kendaraannya.
Menurut dia, penyebab kecelakaan ratarata didominasi faktor kelalaian pengendara (human error ) yang dipicu terlalu nyamannya berkendara di jalur lurus. ”Lintasan tol Cipali yang sebagian besar tanpa kelokan atau tikungan menyebabkan pengendara terlalu nyaman dan memacu kecepatan sehingga cenderung lalai. Karena itu, kami mengimbau para pengendara untuklebihberhati-hatidemikeselamatan,” papar Susan.
Yudi Widiana menegaskan, audit teknis perlu dilakukan mengingat sejumlah keadaan di ruas tol Cipali belum aman seperti kondisi tanah yang be-lum stabil, datangnya arah angin, sudut tikungan, dan jalan bergelombang. Belum lagi fasilitas penunjang semisal penerangan jalan, SPBU, dankawasanistirahat (rest area) yang belum komplet.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Djoko Sasono sebelumnya mengklaim kecelakaan tol Cipali disebabkan banyak faktor, di antaranya kondisi psikologis pengemudi. Mengenai koordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk pengadaan rambu-rambu lalu lintas di sepanjang tol, Djoko mengaku belum melakukannya mengingat ketersediaan rambu masih terbatas.
Usep husaeni/ant
”Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat harus segera melakukan audit itu karena telah berulang kali terjadi kecelakaan. Audit juga penting terutama untuk persiapan mudik nanti,” kata Wakil Ketua Komisi V DPR Yudi Widiana Adia di Jakarta kemarin. Serangkaian kecelakaan lalu lintas terjadi di ruas tol Cipali sejak dioperasikan Presiden Joko Widodo 13 Juni lalu.
Tercatat terjadi 8 peristiwa kecelakaan hingga Jumat (19/6) yang 3 di antaranya menyebabkan 3 orang meninggal dunia. Kemarin, 2 kecelakaan kembali terjadi di ruas tol sepanjang 116,75 km ini. Peristiwa pertama melibatkan mobil Luxio B 1758 VFI dengan truk pengangkut ternak babi diKm 94 Subang. ”Kecelakaan terjadi sekitar pukul 02.00 WIB. Tidak ada korban dalam insiden tersebut,” kata petugas Patroli Jalan Raya (PJR) tol Cipali Ditlantas Polda Jabar Sumadi Prakasa kepada KORAN SINDO kemarin.
Dia menuturkan, peristiwa kedua merupakan kecelakaan tunggal yang dialami mobil Picanto B 1878 EKF sekitar pukul 10.00 WIB di Km 94+800 Desa Marengmang, Kecamatan Kalijati, Subang. ”Kecelakaan tunggal ini menyebabkan satu orang luka ringan. Korban dibawa ke RS Thamrin Purwakarta,” katanya. Sumadi menerangkan, kecelakaan bermula saat mobil Picanto warna putih melaju kencang dari arah barat (Jakarta). Saat tiba di Km 94+800 wilayah Kalijati, kendaraan mendadak hilang keseimbangan, oleng ke kiri, lalu menabrak tebing tol.
Pihaknya menduga, kecelakaan disebabkan kendaraan mengalami pecah ban. ”Begitu kencangnya, kendaraan sampai meloncati parit sebelum menghantam tebing tol. Kondisi kendaraan sampai ringsek. Pengemudinya selamat, hanya luka ringan. Saat ini kendaraan sudah diamankan di Pos PJR Cilameri,” tutur Sumadi. Kasat Lantas Polres Subang AKP Susan Ridwan kembali mengingatkan para pengendara yang memasuki tol Cipali agar senantiasa berhati-hati menjalankan kendaraannya.
Menurut dia, penyebab kecelakaan ratarata didominasi faktor kelalaian pengendara (human error ) yang dipicu terlalu nyamannya berkendara di jalur lurus. ”Lintasan tol Cipali yang sebagian besar tanpa kelokan atau tikungan menyebabkan pengendara terlalu nyaman dan memacu kecepatan sehingga cenderung lalai. Karena itu, kami mengimbau para pengendara untuklebihberhati-hatidemikeselamatan,” papar Susan.
Yudi Widiana menegaskan, audit teknis perlu dilakukan mengingat sejumlah keadaan di ruas tol Cipali belum aman seperti kondisi tanah yang be-lum stabil, datangnya arah angin, sudut tikungan, dan jalan bergelombang. Belum lagi fasilitas penunjang semisal penerangan jalan, SPBU, dankawasanistirahat (rest area) yang belum komplet.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Djoko Sasono sebelumnya mengklaim kecelakaan tol Cipali disebabkan banyak faktor, di antaranya kondisi psikologis pengemudi. Mengenai koordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk pengadaan rambu-rambu lalu lintas di sepanjang tol, Djoko mengaku belum melakukannya mengingat ketersediaan rambu masih terbatas.
Usep husaeni/ant
(bbg)