Pancasila Harus Dipegang Teguh

Kamis, 11 Juni 2015 - 08:53 WIB
Pancasila Harus Dipegang Teguh
Pancasila Harus Dipegang Teguh
A A A
Indonesia terdiri atas berbagai ribuan pulau serta suku bangsa. Tentunya bukan sesuatu yang mudah untuk menyatukan berbagai suku bangsa di Indonesia.

Pancasila adalahalat pemersatu serta ideologi yang telah disepakati dan harus dipegang teguh oleh setiap warga Indonesia. Sesungguhnya nilai Pancasila telah ada di bangsa Indonesia sejak negara ini belum merdeka. Sebagai contoh Kerajaan Sriwijaya memiliki cita-cita marvuat vanua criwijaya siddhayara subhika yang artinya mewujudkan suatu citacita negara yang adil dan makmur seperti Pancasila.

Pada zaman dahulu Pancasila adalah pemersatu bangsa yang membuat masyarakat memiliki cita-cita yang sama yaitu merdeka. Gagasan Pancasila yang dilontarkan Bung Karno pada 1 Juni 1945 telah berdampak signifikan bagi bangsa Indonesia sendiri. Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan adalah dasar dari Pancasila. Ideologi yang dipandang asli milik bangsa Indonesia harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Dunia telah jauh berkembang. Teknologi membuat segala sesuatu seakan tidak berbatas. Begitupun kita yang juga ikut menikmati hasil dari perkembangan zaman. Tentunya Indonesia juga mendapat bagian hasil dari globalisasi. Namun, kita harus pandai memilih. Budaya ala Barat yang dipandang tidak cocok dengan budaya Indonesia sudah seharusnya tidak diterima.

Namun, alangkah baiknya jika kita dapat mengambil nilai positif dari arus informasi yang berkembang tanpa batas ini. Di tengah terpaan berbagai ideologi serta pemikiran yang semakin berkembang, Pancasila berperan sebagai identitas asli bangsa Indonesia yang harus dipertahankan.

Dalam RPJMN 2015-2019, pemerintah ingin menanamkan nilai Pancasila sejak dini sehingga dapat memperkuat ikatan hubungan antarmasyarakat, memantapkan kohesi sosial dan solidaritas nasional serta menguatkan rasa cinta Tanah Air untuk merekatkan persatuan bangsa. Nasionalisme jelas berkaitan erat dengan Pancasila.

Bagi mereka yang telah memahami serta mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari tentunya memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. L Stoddard menyatakan bahwa nasionalisme adalah rasa kebersamaan segolongan sebagai suatu bangsa. Selama ini kebanyakan orang Indonesia menganggap bahwa nasionalisme hanya diukur oleh mereka yang hanya tinggal di Tanah Air.

Pada kenyataannya beberapa dari mereka yang tidak tinggal di Tanah Air memiliki rasa nasionalisme yang lebih tinggi. Kecintaan mereka kepada Indonesia tidak ditunjukkan dari mana mereka berpijak, tapi dari kontribusi mereka kepada Indonesia. Contohnya, situs kawalpemilu.org yang berguna untuk mengawasi Pilpres 2014 melalui penghitungan suara hasil pindai formulir C1 yang dipublikasikan KPU.

Andrian Kurniady yang ditempatkan di kantor Google di Sydney dan Felix Halim yang berkarier di kantor pusat Google di Mountain View, AS adalah orang yang menyumbang waktu dan tenaga untuk mewujudkan situs tersebut. Terlihat bahwa nilai Pancasila telah tertanam di diri mereka dari apa yang mereka lakukan untuk Indonesia.

Sudah sepantasnya warga Indonesia berpegangan pada nilainilai luhur budaya Nusantara seperti gotong-royong, toleransi, solidaritas, serta harmoni yang berdasar kepada falsafah Pancasila. Tentunya merupakan hal yang sangat baik jika semua masyarakat Indonesia dapat mengamalkan Pancasila dalam kehidupannya.

Pendidikan adalah kunci untuk menanamkan nilai Pancasila tersebut. Generasi baru yang memahamidan mampu mengimplementasikan nilai Pancasila dalam kehidupan dapat diwujudkan melalui Pancasila. Proses pengajaran tersebut harus mampu menanamkan segala nilai tersebut dan bukan sekadar menjadi hafalan.

Tantangan besar bagi sistem pendidikan untuk menciptakan pribadi yang tidak sekadar hafal nilai Pancasila, namun mampu mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Reza Bangun Mahardika
Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0555 seconds (0.1#10.140)