Bangun Kantor Baru, PDIP Gelontorkan Uang Rp42,6 M
A
A
A
JAKARTA - Tanggal 1 Juni adalah hari yang istimewa bagi rakyat Indonesia, karena bertepatan dengan peringatan lahirnya Pancasila, dasar negara Indonesia.
Bertepatan dengan momen itu, DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) meresmikan kantor baru yang terletak di Jalan Diponegoro 58, Menteng, Jakarta Pusat.
"Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Ibu Megawati Soekarnoputri pada Senin siang, bertepatan 1 Juni 2015, akan meresmikan kantor baru. Peresmian itu akan dilaksanakan secara sederhana," ujar Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, Minggu 31 Mei 2015 malam.
Menurut Hasto, Kantor DPP PDIP yang baru direnovasi tersebut tidak hanya akan menjadi pusat pengorganisasian Partai. "Kantor ini merupakan simbol kedaulatan partai," ucapnya.
"Aspek inilah yang coba diruntuhkan oleh kekuasaan otoriter pada saat itu. Peristiwa 27 Juli 1996 menjadi momentum ketika suara arus bawah menjadi tonggak demokrasi berhadapan kekuasaan otoriter Orde Baru," imbuhnya.
Lebih lanjut Hasto mengatakan, kantor baru tersebut menjadi monumen hidup yang menempatkan watak dan jati diri PDIP yang berasal dari kekuatan rakyat.
"Kehadiran kantor tersebut dengan letaknya yang strategis diharapkan mampu meningkatkan fungsi koordinasi PDIP sebagai partai pengusung pemerintah," jelasnya.
Hasto menjelaskan, pembangunan kantor partai itu menelan biaya Rp42,6 miliar, yang uangnya berasal dari gotong royong kader dengan masyarakat. Termasuk melalui berbagai bentuk kegiatan pengumpulan dana yang berlangsung selama lima tahun terakhir.
Bertepatan dengan momen itu, DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) meresmikan kantor baru yang terletak di Jalan Diponegoro 58, Menteng, Jakarta Pusat.
"Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Ibu Megawati Soekarnoputri pada Senin siang, bertepatan 1 Juni 2015, akan meresmikan kantor baru. Peresmian itu akan dilaksanakan secara sederhana," ujar Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, Minggu 31 Mei 2015 malam.
Menurut Hasto, Kantor DPP PDIP yang baru direnovasi tersebut tidak hanya akan menjadi pusat pengorganisasian Partai. "Kantor ini merupakan simbol kedaulatan partai," ucapnya.
"Aspek inilah yang coba diruntuhkan oleh kekuasaan otoriter pada saat itu. Peristiwa 27 Juli 1996 menjadi momentum ketika suara arus bawah menjadi tonggak demokrasi berhadapan kekuasaan otoriter Orde Baru," imbuhnya.
Lebih lanjut Hasto mengatakan, kantor baru tersebut menjadi monumen hidup yang menempatkan watak dan jati diri PDIP yang berasal dari kekuatan rakyat.
"Kehadiran kantor tersebut dengan letaknya yang strategis diharapkan mampu meningkatkan fungsi koordinasi PDIP sebagai partai pengusung pemerintah," jelasnya.
Hasto menjelaskan, pembangunan kantor partai itu menelan biaya Rp42,6 miliar, yang uangnya berasal dari gotong royong kader dengan masyarakat. Termasuk melalui berbagai bentuk kegiatan pengumpulan dana yang berlangsung selama lima tahun terakhir.
(maf)