Pimpin Demokrat, SBY Effect Dinilai Sudah 'Tamat'

Jum'at, 15 Mei 2015 - 06:25 WIB
Pimpin Demokrat, SBY...
Pimpin Demokrat, SBY Effect Dinilai Sudah 'Tamat'
A A A
JAKARTA - Popularitas mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dianggap sudah tidak mampu lagi untuk mendongkrak suara Partai Demokrat dalam persaingan dengan partai lain. Kendati berhasil memimpin kembali sebagai ketua umum, popularitas SBY dinilai sudah 'tamat' untuk mengembalikan kejayaan Demokrat seperti pada Pemilu 2004 silam.

"Dulu elektibilitas SBY menyalip elektabilitas partai. Sekarang SBY effect sudah mandek. Enggak bisa lagi Demokrat menjual figur SBY," ujar Pengamat Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Pangi Syarwi Chaniago saat dihubungi Sindonews, di Jakarta, Kamis 14 Mei 2015 kemarin.

Pangi menyatakan, SBY effect hanya berlaku di Pemilu 2004 dan 2009. Selebihnya, Partai Demokrat tak sepenuhnya bisa mengandalkan popularitas SBY lagi. Apalagi, selama 10 tahun berkuasa, SBY dinilai gagal menghadirkan kesejahteraan, ditambah banyaknya kader partai yang terjerat kasus korupsi.

"Sebab popularitas itu ada klimaksnya. Publik juga bosan dengan figur lama," ungkapnya.

Sejumlah syarat bisa mengembalikan kejayaan Demokrat, jika SBY mau memaksimalkan kader politik yang tersisa. Tantangan SBY ke depan adalah memaksimalkan kader muda termasuk merangkul kader yang berada di faksi Anas Urbaningrum.

SBY harus berani merangkul sebanyak mungkin kader di luar lingkaran keluarganya. Terkait rencana menjadikan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) sebagai Sekjen partai, Pangi berpendapat, sebaiknya SBY menghindari hal tersebut.

"Kalau saran saya jangan Ibas. Bisa memantik kecemburuan dan kesan bahwa Demokrat adalah partai keluarga, pemilik saham terbesarnya SBY," pungkasnya.
(hyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8727 seconds (0.1#10.140)