Bangun Kedaulatan Informasi, Kemhan Gandeng Perusahaan Antisadap

Sabtu, 31 Oktober 2015 - 08:41 WIB
Bangun Kedaulatan Informasi,...
Bangun Kedaulatan Informasi, Kemhan Gandeng Perusahaan Antisadap
A A A
JAKARTA - Kasus penyadapan marak terjadi di hampir semua negara termasuk Indonesia. Korbannya bukan hanya pejabat publik, tapi juga warga negara biasa.

Salah satu kasus paling menghebohkan yang terjadi di Indonesia adalah, peristiwa penyadapan yang dilakukan Australia terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2014 lalu.

Guna mengantisipasi terulangnya peristiwa tersebut, PT Indoguardika Cipta Kreasi (ICK) sebuah perusahaan antisadap pertama di Indonesia yang merupakan hasil karya anak bangsa ini berhasil mengembangkan teknologi enkripsi.

"Kenapa Indonesia ingin punya ini (antisadap)? Karena kita ingin Indonesia berdaulat dan tidak bergantung pada asing terkait dengan keamanan data atau teknologi informasi (TI). Sebab kalau sistem keamanan data memakai punya luar, kita nggak bisa jamin 100% data akan aman," ujar President Director PT ICK Agung Setia Bakti kepada SINDO, Jumat 30 Oktober 2015.

Agung menjelaskan, pola kerja dari teknologi enkripsi ini adalah memproses informasi dan komunikasi dengan algoritma tertentu. Data kemudian diacak sehingga hanya bisa dibaca oleh pihak yang dituju dan memiliki kuncinya.

"Data yang dienkrip akan terlindungi dalam jutaan atau miliaran kode-kode acak yang sangat sulit dipecahkan," ucapnya.

Menurut Agung, teknologi enkripsi ini dapat diaplikasikan pada semua platform komunikasi. Hingga 2015, kata dia, ICK telah menghasilkan beberapa produk antisadap, seperti telepon antisadap, chat antisadap, radio antisadap dan sebagainya.

"Termasuk pengamanan pertukaran data melalui internet atau email antisadap. Teknologi ini dapat digunakan oleh institusi keamanan seperti, intelijen, TNI-Polri, termasuk perorangan yang menginginkan privacy lebih," jelasnya.

Agung mengakui, sejak diluncurkan pada 2013 teknologi ini telah diikutsertakan oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan) dalam beberapa ajang internasional seperti, pameran pertahanan Defence Service Asia (DSA) di Kuala Lumpur, Malaysia.

"Rencananya pada 2-5 November mendatang, kami juga ditunjuk oleh Kemhan untuk memamerkan produk teknologi antisadap Indonesia dalam Defence and Security Bangkok 2015 bersama dengan PT DI, PT Pindad Persero," ujarnya.

Riset and Production Director Sujoko mengatakan, bila Indonesia ingin menjadi bangsa berdaulat, maka hal utama yang juga harus dilakukan adalah mengamankan informasi. "Kalau informasi penting sampai bocor, maka hal itu dapat membahayakan keamanan negara," ucapnya.

Meski teknologi antisadap ini dapat digunakan oleh siapapun, namun pihaknya tidak akan memberikan pelayanan bagi orang-orang yang masuk dalam daftar aparat penegak hukum. "Kami bahkan akan memutus pelayanan bila aparat keamanan memberitahukan bahwa yang bersangkutan terkait kasus hukum," tutupnya.

PILIHAN:
Di Pansus Pelindo Rizal Ramli Ungkap Kebobrokan RJ Lino

Menkumham Akan Patuhi Putusan MA Terkait Golkar dan PPP
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5344 seconds (0.1#10.140)