Ahli Psikologi Forensik Sebut Ricky Rizal Tak Punya Potensi Tinggi Membunuh
loading...
Terdakwa Ricky Rizal (kedua kiri) saat menjalani sidang lanjutan kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J di PN Jakarta Selatan, Senin, (7/11/2022). FOTO/MPI/FASAL RAHMAN
A
A
A
JAKARTA - Ahli Psikologi Forensik dari Universitas Indonesia (UI) Nathanael Elnadus Johanes Sumampouw menyatakan, Ricky Rizal Wibowo tak memiliki tingkat potensi tinggi untuk melakukan pembunuhan. Ricky merupakan salah satu terdakwa kasus pembunuhan Brigadir J.
Hal ini disampaikan Nathanael saat menjadi saksi ahli dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan Brigadir J di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Senin (2/1/2023). Awalnya, pengacara Ricky Rizal menanyakan apakah kliennya memiliki potensi melakukan pembunuhan.
"Apakah ahli menemukan indikasi risiko terhadap pribadi Ricky, dia ada potensi melakukan pembunuhan dengan tingkat agresivitas tinggi atau kejahatan lainnya?" tanya pengacara Ricky di persidangan.
Menurut Nathanael, sejatinya setiap orang atau siapa pun mempuunyai potensi untuk melakukan tingkah laku agresif, kriminal, dan semacamnya. Namun, hal itu harus dilihat dari seberapa banyak faktor risiko meningkatkan kerentanan untuk melakukan tingkah laku agresif tersebut dan faktor yang melindunginya.
"Kami lakukan wawancara mendalam pada Ricky, bagaimana dia dibesarkan, tumbuh kembang sebagai individu dan pengalaman hidupnya yang relevan dan bermakna, sehingga dalam kondisi pemeriksaan kami temukan tak ada faktor risiko yang secara signifikan memengaruhi atau menyebabkan dia dengan mudah melakukan suatu tingkah laku agresif atau kekerasan," katanya.
Nathanael menjelaskan, saat tim Apsifor melakukan asesmen terkait dugaan kasus pembunuhan Brigadir J, Ricky diketahui punya relasi positif dengan keluarga, istri, dan ibunya. Lalu berdasarkan keterangan Ricky, dia juga tak memiliki pengalaman sebagai korban kekerasan ketika masa kecil, baik dari orang tua ataupun dari lingkungan.
Baca juga: Psikologi Forensik Sebut Ricky Rizal Orang yang Bisa Kendalikan Emosi
"Ricky juga berkiprah cukup baik di lingkungan sosialnya. Jadi, dari hal tersebut, saya tak cukup menemukan adanya suatu faktor risiko kerentanan dia sebagai orang agresif atau pelaku kekerasan," katanya.
Hal ini disampaikan Nathanael saat menjadi saksi ahli dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan Brigadir J di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Senin (2/1/2023). Awalnya, pengacara Ricky Rizal menanyakan apakah kliennya memiliki potensi melakukan pembunuhan.
"Apakah ahli menemukan indikasi risiko terhadap pribadi Ricky, dia ada potensi melakukan pembunuhan dengan tingkat agresivitas tinggi atau kejahatan lainnya?" tanya pengacara Ricky di persidangan.
Menurut Nathanael, sejatinya setiap orang atau siapa pun mempuunyai potensi untuk melakukan tingkah laku agresif, kriminal, dan semacamnya. Namun, hal itu harus dilihat dari seberapa banyak faktor risiko meningkatkan kerentanan untuk melakukan tingkah laku agresif tersebut dan faktor yang melindunginya.
"Kami lakukan wawancara mendalam pada Ricky, bagaimana dia dibesarkan, tumbuh kembang sebagai individu dan pengalaman hidupnya yang relevan dan bermakna, sehingga dalam kondisi pemeriksaan kami temukan tak ada faktor risiko yang secara signifikan memengaruhi atau menyebabkan dia dengan mudah melakukan suatu tingkah laku agresif atau kekerasan," katanya.
Nathanael menjelaskan, saat tim Apsifor melakukan asesmen terkait dugaan kasus pembunuhan Brigadir J, Ricky diketahui punya relasi positif dengan keluarga, istri, dan ibunya. Lalu berdasarkan keterangan Ricky, dia juga tak memiliki pengalaman sebagai korban kekerasan ketika masa kecil, baik dari orang tua ataupun dari lingkungan.
Baca juga: Psikologi Forensik Sebut Ricky Rizal Orang yang Bisa Kendalikan Emosi
"Ricky juga berkiprah cukup baik di lingkungan sosialnya. Jadi, dari hal tersebut, saya tak cukup menemukan adanya suatu faktor risiko kerentanan dia sebagai orang agresif atau pelaku kekerasan," katanya.
(abd)
Explore More