DNA Ferdy Sambo Tak Terdeteksi di Pistol Glock dan HS
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kuasa hukum Kuat Ma'ruf, Irwan Irawan menyebut tak ada jejak DNA Ferdy Sambo di pistol HS milik mendiang Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J. Menurutnya, hanya ada DNA Yosua di pistol HS yang diperiksa.
"Di HS juga (DNA Ferdy Sambo) tidak terbaca. Hanya Yosua punya, DNA Yosua yang ada di HS. Jadi Pak Ferdy Sambo tidak ada DNA-nya di situ," kata Irwan usai mendengarkan kesaksian ahli DNA yakni Fira Sania dan Irfan Rofik dalam sidang lanjutan kasus dugaan pembunuhan berencana Brigadir J yang digelar secara tertutup di PN Jakarta Selatan, Rabu (14/12/2022).
Irwan juga menyebut DNA milik Richard Eliezer alias Bharada E, Agus Nurpatria, dan Kombes Susanto juga ditemukan di pistol Glock. Untuk diketahui, proyektil pistol Glock ditemukan di tubuh Brigadir J.
"Kesaksian hari ini yang DNA khususnya ya, itu sudah menegaskan bahwa yang ada di senpi yang diperiksa oleh biologi forensik, itu hanya tiga DNA yang terbaca di sana. Eliezer punya, sama Pak Agus, sama Pak Susanto," tutur Irwan.
Irwan menjelaskan, terdeteksinya DNA Agus dan Susanto di pistol Glock lantaran pistol tersebut sempat dipegang usai kejadian pembunuhan Brigadir J. "Pada saat itu memang diserahkan ke Pak Agus sama Pak Susanto saat diperiksa selesai kejadian. Hanya itu DNA yang terbaca oleh senjata," ujarnya.
Sebagai informasi, saksi ahli balistik dari Puslabfor Polri, Arif Sumirat mengatakan, terdapat dua senjata api dari tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo, Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Baca juga: Ferdy Sambo Sebut Kesaksian Ahli Poligraf Puslabfor Pesanan Penyidik
Dari hasil uji balistik, Arif mengindentifikasi senjata api yang digunakan dalam penembakan di TKP pembunuhan Brigadir J yakni pistol jenis HS dan Glock. Berdasarkan hasil pemeriksaan, terdapat penemuan proyektil Glock di tubuh Brigadir J.
Sementara itu, Arif mengaku juga menemukan jaringan otak dan pipi Brigadir J dari serpihan proyektil. "Serpihan pertama dari jaringan otak itu ada serpihan jaket anak peluru dan timbal Yang Mulia. Bentuknya kecil sekali. Dan satu lagi dari pipi hasil autopsi. Itu berupa lead antimony," ujar Arif dalam kesaksiannya.
"Di HS juga (DNA Ferdy Sambo) tidak terbaca. Hanya Yosua punya, DNA Yosua yang ada di HS. Jadi Pak Ferdy Sambo tidak ada DNA-nya di situ," kata Irwan usai mendengarkan kesaksian ahli DNA yakni Fira Sania dan Irfan Rofik dalam sidang lanjutan kasus dugaan pembunuhan berencana Brigadir J yang digelar secara tertutup di PN Jakarta Selatan, Rabu (14/12/2022).
Irwan juga menyebut DNA milik Richard Eliezer alias Bharada E, Agus Nurpatria, dan Kombes Susanto juga ditemukan di pistol Glock. Untuk diketahui, proyektil pistol Glock ditemukan di tubuh Brigadir J.
"Kesaksian hari ini yang DNA khususnya ya, itu sudah menegaskan bahwa yang ada di senpi yang diperiksa oleh biologi forensik, itu hanya tiga DNA yang terbaca di sana. Eliezer punya, sama Pak Agus, sama Pak Susanto," tutur Irwan.
Irwan menjelaskan, terdeteksinya DNA Agus dan Susanto di pistol Glock lantaran pistol tersebut sempat dipegang usai kejadian pembunuhan Brigadir J. "Pada saat itu memang diserahkan ke Pak Agus sama Pak Susanto saat diperiksa selesai kejadian. Hanya itu DNA yang terbaca oleh senjata," ujarnya.
Sebagai informasi, saksi ahli balistik dari Puslabfor Polri, Arif Sumirat mengatakan, terdapat dua senjata api dari tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo, Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Baca juga: Ferdy Sambo Sebut Kesaksian Ahli Poligraf Puslabfor Pesanan Penyidik
Dari hasil uji balistik, Arif mengindentifikasi senjata api yang digunakan dalam penembakan di TKP pembunuhan Brigadir J yakni pistol jenis HS dan Glock. Berdasarkan hasil pemeriksaan, terdapat penemuan proyektil Glock di tubuh Brigadir J.
Sementara itu, Arif mengaku juga menemukan jaringan otak dan pipi Brigadir J dari serpihan proyektil. "Serpihan pertama dari jaringan otak itu ada serpihan jaket anak peluru dan timbal Yang Mulia. Bentuknya kecil sekali. Dan satu lagi dari pipi hasil autopsi. Itu berupa lead antimony," ujar Arif dalam kesaksiannya.
(abd)