Pengacara Ferdy Sambo Ngegas Bharada E, JPU: Gak Usah Menekan Begitu Dong!
loading...
A
A
A
JAKARTA - Suasana sidang Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi memanas ketika pengacara mereka mencecar Richard Eliezer (Bharada E) perihal perubahan keterangan pada berita acara pemeriksaan (BAP). Jaksa Penuntut Umum (JPU) pun turut mendebat pengacara Sambo lantaran dinilai telah menekan Bharada E.
Awalnya, pengacara Sambo, Arman Hanis menyinggung soal tiga BAP Bharada E yang dinilainya berubah-ubah. Pertama BAP Bharada E tanggal 5 Agustus yang menyebutkan saat dipanggil Ferdy Sambo di lantai 3, tepat sebelum Sambo menyampaikan soal skenario pembunuhan Brigadir J, Bharada E keluar lift dan melihat Sambo berdiri di dekat lift.
"Lalu, BAP konfrontir tertanggal 18 Agustus saudara menyatakan ketika tiba di lantai 3, keluar lift saya melihat bapak Ferdy Sambo sedang berdiri dan bertemu saya, saat itu kondisinya (Sambo) sedang duduk menangis, lalu bapak memanggil saya ke dalam dan menyuruh duduk di sofa saya melihat bu Putri duduk di sofa samping," ujar Arman Hanis di persidangan, Selasa (13/12/2022):
Arman menerangkan, pada BAP tanggal 7 September, Bharada E justru menyatakan kembali saat masuk ke dalam rumah dan menuju lift lalu sampai di lantai 3, Bharada E melihat Sambo telah duduk menunggu. Bharada E lantas disuruh duduk, yang mana disitu ada Sambo dan Lutri Candrawathi.
"Dari ketiga keterangan sodara di BAP, ini tidak konsisten semua, saya mau tanya yang mana yang benar?" tanya Arman.
"Jadi begini Bapak, dapat saya jelaskan biar Bapak tidak menanyakan lagi BAP-BAP ini," jawab Bharada E.
Arman mengatakan baru saja akan menanyakannya dan harus menanyakannya. Hakim pun meminta pada pengacara Sambo untuk memberikan kesempatan dahulu pada Bharada E menjelaskan sebelum memotong perkataan Bharada E. "Ya saya mau jelaskan bahwa ini harus saya tanyakan karena tidak konistsen yang mulia," jelas Arman.
"Baik, begini bapak, bapak bayangkan dari tanggal 8 Juli sampai bulan Agustus itu saya didoktrin terus menerus oleh klien bapak tentang skenario," kata Bharada E.
Mendengar pernyataan Bharada E itu, pengacara Sambo lantas bertanya dengan nada tinggi mengenai sosok yang mendoktrinnya. Bharada E pun tegas menjawab Ferdy Sambolah yang telah mendoktrinnya tentang skenario bohong untuk menutupi pembunuhan Brigadir J. "Siapa didoktrin? Di mana Saudara didoktrin?" tanya Arman dengan nada tinggi.
"Bapak (Sambo), di lantai 3," jawab Bharada E.
"Saudara penasihat hukum tidak perlu sampai membentak saksi," jelas hakim menanggapi.
"Saya mencoba mengingat-ingat kembali kejadian demi kejadian. Bapak kira segampang itu mengingat kejadian itu," kata Bharada E lagi dengan tampak kesal.
"Izin Yang Mulia, penasihat hukum ini bertanya sama saksi dengan menekan ini," timpal jaksa.
"Saya katakan ini tidak konsisten, makanya ini ingin kita tanyakan?" papar Arman.
"Yah tanya saja, gak menekan begitu dong," timpal jaksa.
Alhasil, hakim menyudahi debat panas itu dan meminta pengacara Sambo bertanya melalui majelis hakim saja. Pengacara lantas menanyakan soal mana yang benar dari BAP-BAP Bharada E itu, yang mana dijawab Bharada E BAP terakhirlah yang benar, sebagaimana disampaikannya di persidangan.
"Masih ingat BAP-BAP tersebut, mana yang paling benar?" tanya hakim.
"Yang terakhir, Yang Mulia," jawab Bharada E.
"Seperti yang disampaikan di persidangan?" tanya hakim lagi.
"Iya," kata Bharada E.
--
Awalnya, pengacara Sambo, Arman Hanis menyinggung soal tiga BAP Bharada E yang dinilainya berubah-ubah. Pertama BAP Bharada E tanggal 5 Agustus yang menyebutkan saat dipanggil Ferdy Sambo di lantai 3, tepat sebelum Sambo menyampaikan soal skenario pembunuhan Brigadir J, Bharada E keluar lift dan melihat Sambo berdiri di dekat lift.
"Lalu, BAP konfrontir tertanggal 18 Agustus saudara menyatakan ketika tiba di lantai 3, keluar lift saya melihat bapak Ferdy Sambo sedang berdiri dan bertemu saya, saat itu kondisinya (Sambo) sedang duduk menangis, lalu bapak memanggil saya ke dalam dan menyuruh duduk di sofa saya melihat bu Putri duduk di sofa samping," ujar Arman Hanis di persidangan, Selasa (13/12/2022):
Arman menerangkan, pada BAP tanggal 7 September, Bharada E justru menyatakan kembali saat masuk ke dalam rumah dan menuju lift lalu sampai di lantai 3, Bharada E melihat Sambo telah duduk menunggu. Bharada E lantas disuruh duduk, yang mana disitu ada Sambo dan Lutri Candrawathi.
"Dari ketiga keterangan sodara di BAP, ini tidak konsisten semua, saya mau tanya yang mana yang benar?" tanya Arman.
"Jadi begini Bapak, dapat saya jelaskan biar Bapak tidak menanyakan lagi BAP-BAP ini," jawab Bharada E.
Arman mengatakan baru saja akan menanyakannya dan harus menanyakannya. Hakim pun meminta pada pengacara Sambo untuk memberikan kesempatan dahulu pada Bharada E menjelaskan sebelum memotong perkataan Bharada E. "Ya saya mau jelaskan bahwa ini harus saya tanyakan karena tidak konistsen yang mulia," jelas Arman.
"Baik, begini bapak, bapak bayangkan dari tanggal 8 Juli sampai bulan Agustus itu saya didoktrin terus menerus oleh klien bapak tentang skenario," kata Bharada E.
Mendengar pernyataan Bharada E itu, pengacara Sambo lantas bertanya dengan nada tinggi mengenai sosok yang mendoktrinnya. Bharada E pun tegas menjawab Ferdy Sambolah yang telah mendoktrinnya tentang skenario bohong untuk menutupi pembunuhan Brigadir J. "Siapa didoktrin? Di mana Saudara didoktrin?" tanya Arman dengan nada tinggi.
"Bapak (Sambo), di lantai 3," jawab Bharada E.
"Saudara penasihat hukum tidak perlu sampai membentak saksi," jelas hakim menanggapi.
"Saya mencoba mengingat-ingat kembali kejadian demi kejadian. Bapak kira segampang itu mengingat kejadian itu," kata Bharada E lagi dengan tampak kesal.
"Izin Yang Mulia, penasihat hukum ini bertanya sama saksi dengan menekan ini," timpal jaksa.
"Saya katakan ini tidak konsisten, makanya ini ingin kita tanyakan?" papar Arman.
"Yah tanya saja, gak menekan begitu dong," timpal jaksa.
Alhasil, hakim menyudahi debat panas itu dan meminta pengacara Sambo bertanya melalui majelis hakim saja. Pengacara lantas menanyakan soal mana yang benar dari BAP-BAP Bharada E itu, yang mana dijawab Bharada E BAP terakhirlah yang benar, sebagaimana disampaikannya di persidangan.
"Masih ingat BAP-BAP tersebut, mana yang paling benar?" tanya hakim.
"Yang terakhir, Yang Mulia," jawab Bharada E.
"Seperti yang disampaikan di persidangan?" tanya hakim lagi.
"Iya," kata Bharada E.
--
(muh)