Revitalisasi SMK Pusat Keunggulan
loading...
A
A
A
Berdasarakan paket kerja sama kemitraan dengan dunia industri dari 728 sekolah 47,05% rata-rata memiliki dari 6-7 paket kerja sama dan 31,32% kerja sama dengan 8-9 paket kerja sama. Adapun paket kerja sama tersebut terdiri dari sembilan hal yakni, penyelerasan kurikulum, pembelajaran berbasis proyek, guru dari dunia kerja, magang, sertifikasi kompetensi guru dan lulusan dari dunia kerja, guru mendapatkan update teknologi dan training, teaching factory, komitmen serapan lulusan dari dunia kerja, dan beasiswa dari dunia kerja.
Berdasarkan data hasil evaluasi di atas memang dapat dikatakan dari segi kurikulum menunjukkan keselarasan antara kebutuhan industri dengan proses pembelajaran di sekolah. Begitu pula dengan capaian kerja sama dengan industri menunjukkan banyak kerja sama.
Akan tetapi yang paling penting ialah apakah kedua hal tersebut dapat menjamin keterserapan lulusan untuk ke bekerja. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah tingkat pengangguran terbuka (TPT) per Februari 2022 sebanyak 8,40 juta orang. Dari jumlah ini, lulusan SMK menjadi peyumbang yang terbesar yakni 10,8%.
Catatan Program
Program SMK Pusat Keunggulan hingga saat ini sudah mencapai 1.402 sekolah atau mencapai 15,6% dari jumlah 14.078 SMK. Terdapat beberapa catatan yang menjadi perhatian atas pelaksanaan program SMK Pusat Keunggulan yang telah berjalan sejak 2020.
Satu, perlu dilakukan adanya piloting dan kuota khusus untuk pengembangan SMK Pusat Keunggulan yang berada di luar Jawa khususnya yang berada di Kawasan Indonesia Timur. Mengingat mayoritas SMK yang mendapatkan pendanaan pusat keunggulan masih berkonsentrasi di pulau Jawa.
Dua, SMK yang difasilitasi sebagai pusat keunggulan dipastikan layak untuk bekerjasama dengan industri. Terdapat program pendampingan dan pengembangan secara khusus dengan memaksimalkan peran perguruan tinggi yang ada di sekitar sekolah.
Tiga, diperlukan pemantauan secara khusus kepada para peserta didik yang menjadi lulusan SMK Pusat Keunggulan untuk mengetahui seberapa banyak jumlah lulusan yang terserap ke dunia kerja dan seberapa banyak mereka yang berwirausaha. Monitoring dan evaluasi bukan hanya sebatas pada aspek sinkronisasi kurikulum, teaching factory, jumlah guru tamu industri, jumlah magang guru, jumlah sertifikasi industri, dan jumlah kerja sama industri.
Empat, diperlukan penyediaan peta sebaran SMK beserta sebaran industri dan kebutuhan sumber daya kerja yang ada di wilayah sekitar SMK untuk memberikan gambaran tentang kebutuhan serapan tenaga kerja.
Peta sebaran SMK beserta dengan program studinya telah dimiliki oleh Kemendikbudristek, tinggal mengembangkan peta industri berserta kebutuhannya. Hal ini butuh dan perlu integrasi serta kolaborasi dengan kementerian dan lembaga lainnya yang berkonsentrasi pada bidang vokasi dan dunia kerja.
Selain keempat catatan beserta rekomendasi di atas Kemendikbudristek perlu memperhatikan SMK lainnya yang kualitasnya masih jauh di bawah standar. Program SMK Pusat Keunggulan dengan persyaratan pendaftaran sekolah harus memiliki prestasi di atas standar, hanya dapat mengakomodir pada sekolah yang sudah bagus dan eksis.
Berdasarkan data hasil evaluasi di atas memang dapat dikatakan dari segi kurikulum menunjukkan keselarasan antara kebutuhan industri dengan proses pembelajaran di sekolah. Begitu pula dengan capaian kerja sama dengan industri menunjukkan banyak kerja sama.
Akan tetapi yang paling penting ialah apakah kedua hal tersebut dapat menjamin keterserapan lulusan untuk ke bekerja. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah tingkat pengangguran terbuka (TPT) per Februari 2022 sebanyak 8,40 juta orang. Dari jumlah ini, lulusan SMK menjadi peyumbang yang terbesar yakni 10,8%.
Catatan Program
Program SMK Pusat Keunggulan hingga saat ini sudah mencapai 1.402 sekolah atau mencapai 15,6% dari jumlah 14.078 SMK. Terdapat beberapa catatan yang menjadi perhatian atas pelaksanaan program SMK Pusat Keunggulan yang telah berjalan sejak 2020.
Satu, perlu dilakukan adanya piloting dan kuota khusus untuk pengembangan SMK Pusat Keunggulan yang berada di luar Jawa khususnya yang berada di Kawasan Indonesia Timur. Mengingat mayoritas SMK yang mendapatkan pendanaan pusat keunggulan masih berkonsentrasi di pulau Jawa.
Dua, SMK yang difasilitasi sebagai pusat keunggulan dipastikan layak untuk bekerjasama dengan industri. Terdapat program pendampingan dan pengembangan secara khusus dengan memaksimalkan peran perguruan tinggi yang ada di sekitar sekolah.
Tiga, diperlukan pemantauan secara khusus kepada para peserta didik yang menjadi lulusan SMK Pusat Keunggulan untuk mengetahui seberapa banyak jumlah lulusan yang terserap ke dunia kerja dan seberapa banyak mereka yang berwirausaha. Monitoring dan evaluasi bukan hanya sebatas pada aspek sinkronisasi kurikulum, teaching factory, jumlah guru tamu industri, jumlah magang guru, jumlah sertifikasi industri, dan jumlah kerja sama industri.
Empat, diperlukan penyediaan peta sebaran SMK beserta sebaran industri dan kebutuhan sumber daya kerja yang ada di wilayah sekitar SMK untuk memberikan gambaran tentang kebutuhan serapan tenaga kerja.
Peta sebaran SMK beserta dengan program studinya telah dimiliki oleh Kemendikbudristek, tinggal mengembangkan peta industri berserta kebutuhannya. Hal ini butuh dan perlu integrasi serta kolaborasi dengan kementerian dan lembaga lainnya yang berkonsentrasi pada bidang vokasi dan dunia kerja.
Selain keempat catatan beserta rekomendasi di atas Kemendikbudristek perlu memperhatikan SMK lainnya yang kualitasnya masih jauh di bawah standar. Program SMK Pusat Keunggulan dengan persyaratan pendaftaran sekolah harus memiliki prestasi di atas standar, hanya dapat mengakomodir pada sekolah yang sudah bagus dan eksis.