MUI Tegaskan Netral tapi Tetap Substansial Hadapi Pemilu 2024
loading...
A
A
A
JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia ( MUI ) menegaskan sikap netral meski tahun politik 2024 semakin dekat. Hal ini disampaikan dalam kegiatan halaqoh mingguan ke-18, yang diselenggarakan secara virtual.
Ketua MUI Bidang Informasi dan Komunikasi (Infokom) KH Masduki Baidlowi mengingatkan meski masih setahun lagi, kepentingan nasional akan banyak muncul berdasarkan proses politik para partai.
"MUI harus menempatkan diri sebagai lembaga yang netral serta dapat mengambil posisi yang strategis. Dalam artian jangan terjebak dalam politik praktis,” ujar Masduki melalui keterangannya, Kamis (8/12/2022).
Masduki menjelaskan, meski berposisi netral, MUI tetap harus mengambil peran secara strategis dalam kancah konstelasi politik nasional tersebut. ihwal peran strategis, Kiai Masduki menegaskan posisi tetap MUI menghindar dari politik yang sifatnya praktis.
"Jika berbicara mengenai politik, tentunya ada dua pembahasan, yakni high politik dan juga low politik. Jelasnya, dalam pembicaraan high politik, sasarannya adalah bagaimana MUI agar dapat menjadi inspirasi dan patokan bagi umat," terang Masduki.
Oleh sebab itu, Masduki menekankan MUI adalah sebuah lembaga yang menjadi bagian penting yang berfungsi untuk mengintegrasikan umat.
“Bukan sebaliknya justru malah menjadi bagian dari yang dipermainkan oleh parpol-parpol yang punya kepentingan,” jelas Masduki.
Masduki menuturkan, peran MUI harus menyorot pada substansial politik seperti hal-hal yang menyangkut prinsip-prinsip dasar keumatan. Ia mencontohkan, hal yang menyangkut persoalan kebangsaan dan kenegaraan.
"Dalam konteks politik kebangsaan dan kenegaraan MUI harus berada di garda terdepan," kata Masduki.
Ketua MUI Bidang Informasi dan Komunikasi (Infokom) KH Masduki Baidlowi mengingatkan meski masih setahun lagi, kepentingan nasional akan banyak muncul berdasarkan proses politik para partai.
"MUI harus menempatkan diri sebagai lembaga yang netral serta dapat mengambil posisi yang strategis. Dalam artian jangan terjebak dalam politik praktis,” ujar Masduki melalui keterangannya, Kamis (8/12/2022).
Masduki menjelaskan, meski berposisi netral, MUI tetap harus mengambil peran secara strategis dalam kancah konstelasi politik nasional tersebut. ihwal peran strategis, Kiai Masduki menegaskan posisi tetap MUI menghindar dari politik yang sifatnya praktis.
"Jika berbicara mengenai politik, tentunya ada dua pembahasan, yakni high politik dan juga low politik. Jelasnya, dalam pembicaraan high politik, sasarannya adalah bagaimana MUI agar dapat menjadi inspirasi dan patokan bagi umat," terang Masduki.
Oleh sebab itu, Masduki menekankan MUI adalah sebuah lembaga yang menjadi bagian penting yang berfungsi untuk mengintegrasikan umat.
“Bukan sebaliknya justru malah menjadi bagian dari yang dipermainkan oleh parpol-parpol yang punya kepentingan,” jelas Masduki.
Masduki menuturkan, peran MUI harus menyorot pada substansial politik seperti hal-hal yang menyangkut prinsip-prinsip dasar keumatan. Ia mencontohkan, hal yang menyangkut persoalan kebangsaan dan kenegaraan.
"Dalam konteks politik kebangsaan dan kenegaraan MUI harus berada di garda terdepan," kata Masduki.
(muh)