Shaka Foundation dan TRE Indonesia Kirim Tim Healing Bantu Korban Gempa Cianjur
loading...
A
A
A
Hindra menyebut, anak-anak sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Mereka terlihat bergembira dan banyak tertawa pada saat dan sesudah mengikuti pelatihan TRE. Hal itu terjadi karena pelepasan trauma sudah terjadi pada saat tubuh mereka bergetar.
”Bahkan ketika kami kembali lagi ke tenda yang sama untuk membagikan TRE kepada yang belum sempat ikut sebelumnya, karena banyak korban juga yang sudah bekerja di sawah saat kedatangan kami tadi. Nah, anak-anak yang sudah ikut tadi mau ikut lagi untuk kedua kalinya, dan waktu kami tanya, kenapa mau ikut lagi, mereka bilang habis ikutan tadi rasanya enak, jadi mau ikut terus,” ujarnya.
Ruby salah seorang anak korban gempa yang mengikuti pelatihan TRE pada awalnya menutupi telinga dengan kedua tangannya. Ketika selesai, Ruby bercerita sebelumnya dirinya takut mendengar suara teriakan orang. Namun setelah mengikuti kegiatan ini, dirinya sudah tidak takut lagi mendengar suara yang keras.
“Jadi kenapa mereka mau lagi? ini menunjukkan bahwa pelepasan trauma melalui TRE membuat mereka merasa nyaman, rileks, perasaan jadi lega dan tenang. Efek ini langsung mereka rasakan saat dan sesudah pelatihan. Pelatihan ini tanpa perlu nasihat dan ini sangat natural, murni dari tubuh sendiri berdasarkan kecerdasan tubuh yang dikaruniakan Tuhan kepada kita,” katanya.
Beberapa korban dan Relawan juga merasakan dampak yang luar biasa dari pelatihan ini. Mereka yang tadinya merasa sering sakit kepala, pusing, atau badannya pegal-pegal sudah merasa problem fisiknya berkurang. Kini mereka merasa bugar dan bisa tidur nyenyak hanya dengan mengikuti latihan.
“Aksi sosial kunjungan healing seperti ini bukan baru saja dilakukan. Sebelumnya, mereka juga melakukan kegiatan serupa ke di Lumanjang saat erupsi Gunung Semeru, gempa Lombok dan sebagainya,” paparnya.
”Bahkan ketika kami kembali lagi ke tenda yang sama untuk membagikan TRE kepada yang belum sempat ikut sebelumnya, karena banyak korban juga yang sudah bekerja di sawah saat kedatangan kami tadi. Nah, anak-anak yang sudah ikut tadi mau ikut lagi untuk kedua kalinya, dan waktu kami tanya, kenapa mau ikut lagi, mereka bilang habis ikutan tadi rasanya enak, jadi mau ikut terus,” ujarnya.
Ruby salah seorang anak korban gempa yang mengikuti pelatihan TRE pada awalnya menutupi telinga dengan kedua tangannya. Ketika selesai, Ruby bercerita sebelumnya dirinya takut mendengar suara teriakan orang. Namun setelah mengikuti kegiatan ini, dirinya sudah tidak takut lagi mendengar suara yang keras.
“Jadi kenapa mereka mau lagi? ini menunjukkan bahwa pelepasan trauma melalui TRE membuat mereka merasa nyaman, rileks, perasaan jadi lega dan tenang. Efek ini langsung mereka rasakan saat dan sesudah pelatihan. Pelatihan ini tanpa perlu nasihat dan ini sangat natural, murni dari tubuh sendiri berdasarkan kecerdasan tubuh yang dikaruniakan Tuhan kepada kita,” katanya.
Beberapa korban dan Relawan juga merasakan dampak yang luar biasa dari pelatihan ini. Mereka yang tadinya merasa sering sakit kepala, pusing, atau badannya pegal-pegal sudah merasa problem fisiknya berkurang. Kini mereka merasa bugar dan bisa tidur nyenyak hanya dengan mengikuti latihan.
“Aksi sosial kunjungan healing seperti ini bukan baru saja dilakukan. Sebelumnya, mereka juga melakukan kegiatan serupa ke di Lumanjang saat erupsi Gunung Semeru, gempa Lombok dan sebagainya,” paparnya.
(cip)