Deretan Ketua Umum PKB dari Masa ke Masa, Nomor Terakhir Sudah Memimpin 17 Tahun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB ) mengalami pergantian dari masa ke masa. Sejak berdiri 23 Juli 1998, partai yang dilahirkan oleh tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama (NU) ini telah dipimpin oleh tiga sosok ketua umum dengan masing-masing karakternya.
PKB lahir setelah Presiden Soeharto lengser pada 21 Mei 1998. Mengutip situs resmi PKB, setelah peristiwa yang menandai Era Reformasi itu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menerima banyak usulan dari warganya untuk membentuk partai politik. Usulan itu kemudian ditindaklanjuti PBNU yang diketuai KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dengan membentuk Tim Lima. Tim ini diketuai, KH Ma`ruf Amin dengan anggota KH M Dawam Anwar, KH Said Aqil Siroj, HM Rozy Munir, dan Ahmad Bagdja.
Untuk membantu Tim Lima juga dibentuk Tim Asistensi. Tim ini bertugas menginventarisir dan merangkum usulan serta membantu pembentukan parpol baru sebagai wadah aspirasi politik warga NU. Tim Asistensi diketuai Arifin Djunaedi dengan anggota Muhyiddin Arubusman, Fachri Thaha Ma`ruf, Abdul Aziz, Andi Muarli Sunrawa, Nasihin Hasan, Lukman Saifuddin, Amin Said Husni, dan Muhaimin Iskandar.
Gus Dur bersama tokoh NU lain, seperti KH Munasir Ali, KH Ilyas Ruchiyat, KH A Mustofa Bisri, dan KH A Muchith Muzadi akhirnya sepakat menginisiasi kelahiran partai politik berbasis ahlussunah waljamaah. Dari hasil musyawarah tim-tim yang telah dibentuk, nama yang disepakati adalah Partai Kebangkitan Bangsa atau disingkat PKB.
PKB kemudian dideklarasikan di kediaman Gus Dur, Ciganjur, Jakarta Selatan, pada 29 Rabiul Awal 1419 H atau 23 Juli 1998.
"Maka dengan memohon rahmat, taufiq, hidayah dan inayah Allah SWT serta didorong oleh semangat keagamaan, kebangsaan dan demokrasi, kami warga Jam'iyah Nahdlatul Ulama dengan ini menyatakan berdirinya partai politik yang bersifat kejuangan, kebangsaan, terbuka dan demokratis yang diberi nama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)," bunyi penggalan deklarasi PKB dikutip dari situs resmi PKB, Kamis (8/12/2022).
Lalu siapa saja yang pernah memimpin Partai Kebangkitan Bangsa? Berikut ini deretan Ketua Umum PKB dari masa ke masa:
1. Matori Abdul Djalil
FOTO/IST
Setelah PKB resmi didirikan pada 1998, Matori Abdul Djalil terpilih sebagai ketua umum pertama. Politikus kelahiran Salatiga, 11 Juli 1942 ini memimpin PKB selama tiga tahun dari 23 Juli 1998 hingga 15 Agustus 2001.
Di bawah kepemimpinan Matori, PKB meraih dukungan cukup signifikan pada Pemilu 1999, yakni sebanyak 13.336.982 atau 12% suara. Perolehan ini menempatkan PKB di posisi ketiga setelah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Golkar.
Langkah Matori yang tetap datang saat Sidang Istimewa MPR 2001 dengan agenda pemberhentian Gus Dur sebagai Presiden Republik Indonesia memicu perpecahan internal PKB. Matori yang waktu itu menjabat sebagai Wakil Ketua MPR mewakili PKB dianggap membangkang karena PKB mempertahankan Gus Dur menjadi Presiden RI hingga 2004. Matori akhirnya diberhentikan dari jabatan Ketua Umum PKB.
Matori yang diangkat menjadi Menteri Pertahanan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri kemudian menggelar muktamar dan terpilih sebagai Ketua Umum PKB. Namun kubu Gus Dur menggelar muktamar istimewa dan mengesahkan Alwi Shihab sebagai Ketua Umum PKB. Dalam proses sengketa, Mahkamah Agung (MA) akhirnya memutuskan PKB Alwi Shihab adalah yang sah.
Matori Abdul Djalil telah meninggal dunia pada 12 Mei 2007 akibat sakit stroke yang dideritanya.
2. Alwi Shihab
DOK/MPI
PKB sebenarnya dipimpin Alwi Shihab sejak 15 Agustus 2001 menggantikan Matori Abdul Djalil. Alwi Shihab kemudian terpilih menjadi Ketua Umum PKB dalam Muktamar Luar Biasa (MLB) di Yogyakarta pada 20 Januari 2002.
Muktamar Luar Biasa ini digelar karena kubu Matori Abdul Djalil juga menggelar MLB di Jakarta dan mengangkat Matori sebagai Ketua Umum PKB. Seperti diketahui, MA akhirnya mengesahkan PKB Alwi Shihab. Doktor lulusan Universitas Ain Syam, Mesir dan Universitas Temple, Amerika Serikat ini memimpin PKB hingga 25 Mei 2005.
Meski awalnya didukung Gus Dur untuk memimpin PKB, tapi Alwi Shihab juga bernasib sama dengan Matori Abdul Djalil, dipecat dari jabatan ketua umum. Alwi Shihab dan Sekjen PKB Syaifullah Yusuf dipecat karena masuk kabinet Indonesia Bersatu pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Alwi menjabat sebagai Menko Kesra, sementara Syaifullah menjadi Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal. Pemberhentian itu karena PKB ingin membuat suatu tradisi tidak rangkap jabatan.
Alwi Shihab sebenarnya menggugat secara perdata atas pemecatannya. Namun saat proses hukum sedang berjalan, DPP PKB menyelenggarakan Muktamar II di Semarang pada April 2005. Hasilnya muktamar memilih Muhaimin Iskandar sebagai Ketua Umum PKB.
Meski akhirnya pemecatan Alwi Shihab dianggap MA tidak sah tapi keputusan tersebut hanya bersifat deklaratoir, sehingga permohonan Alwi Shihab agar dipulihkan harkat, martabat, serta kedudukan seperti semula ditolak. Sebab, pembatalan SK DPP PKB tentang pemberhentian Alwi Shihab tersebut tidak memiliki kekuatan eksekutorial. Akhirnya Ketua Umum PKB tetap Muhaimin Iskandar.
3. Muhaimin Iskandar
FOTO/DOK.SINDOnews
Muhaimin Iskandar terpilih menjadi Ketua Umum PKB pada Muktamar II PKB yang digelar pada 16-19 April 2005 di Semarang. Politikus kelahiran Jombang, 24 September 1966 ini masih memimpin PKB hingga sekarang.
Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin Iskandar, menghadapi konflik internal di awal menjabat sebagai Ketum PKB. Sejumlah tokoh menyatakan memisahkan diri dan mendirikan PKB tandingan. Muncul DPP PKB pimpinan Choirul Anam sebagai hasil Muktamar Surabaya. Namun akhirnya, PKB Muhaimin Iskandar yang diakui oleh pemerintah.
Menjelang Pemilu 2009, PKB kembali dilanda konflik internal. Gus Dur yang duduk sebagai Ketua Dewan Syuro PKB memecat Cak Imin dari jabatan Ketua Umum. Alasannya, Cak Imin dianggap bermanuver dengan bermain-main ke Istana atau mendekati pemerintahan SBY. Cak Imin digantikan oleh Ali Masykur Musa.
Pemecatan itu dilawan. Cak Imin dan para pendukungnya mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan. Di tengah proses hukum, kubu Gus Dur dan Kubu Cak Imin sama-sama menggelar Muktamar Luar Biasa.
Kubu Gus Dur menggelar MLB di Parung, Bogor pada 30 April-1 Mei 2008, dan memilih Ali Masykur Musa sebagai Ketua Umum PKB.
Sementara kubu Cak Imin melaksanakan MLB di Ancol sehari setelahnya dan memutuskan Muhaimin Iskandar tetap sebagai Ketum PKB. Cak Imin juga mendepak Yenny Wahid, putri Gus Dur dari jabatan Sekjen dan digantikan oleh Lukman Edy. Posisi Gus Dur sebagai Ketua Dewan Syuro PKB juga digantikan oleh KH Aziz Mansyur.
Atas konflik itu, Mahkamah Agung dalam putusan kasasi bernomor 441/kasus kasasi/Pdt/2008 memutuskan struktur kepengurusan PKB kembali ke hasil Muktamar Semarang 2005. Gus Dur tetap sebagai Ketua Umum Dewan Syura, dan Muhaimin Iskandar sebagai Ketua Umum Dewan Tanfidz.
Cak Imin akhirnya sah memimpin PKB. Dalam muktamar selanjutnya, yakni 2010, 2014, dan terakhir 2019, Cak Imin kembali terpilih menjadi Ketua Umum PKB.
PKB lahir setelah Presiden Soeharto lengser pada 21 Mei 1998. Mengutip situs resmi PKB, setelah peristiwa yang menandai Era Reformasi itu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menerima banyak usulan dari warganya untuk membentuk partai politik. Usulan itu kemudian ditindaklanjuti PBNU yang diketuai KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dengan membentuk Tim Lima. Tim ini diketuai, KH Ma`ruf Amin dengan anggota KH M Dawam Anwar, KH Said Aqil Siroj, HM Rozy Munir, dan Ahmad Bagdja.
Untuk membantu Tim Lima juga dibentuk Tim Asistensi. Tim ini bertugas menginventarisir dan merangkum usulan serta membantu pembentukan parpol baru sebagai wadah aspirasi politik warga NU. Tim Asistensi diketuai Arifin Djunaedi dengan anggota Muhyiddin Arubusman, Fachri Thaha Ma`ruf, Abdul Aziz, Andi Muarli Sunrawa, Nasihin Hasan, Lukman Saifuddin, Amin Said Husni, dan Muhaimin Iskandar.
Gus Dur bersama tokoh NU lain, seperti KH Munasir Ali, KH Ilyas Ruchiyat, KH A Mustofa Bisri, dan KH A Muchith Muzadi akhirnya sepakat menginisiasi kelahiran partai politik berbasis ahlussunah waljamaah. Dari hasil musyawarah tim-tim yang telah dibentuk, nama yang disepakati adalah Partai Kebangkitan Bangsa atau disingkat PKB.
PKB kemudian dideklarasikan di kediaman Gus Dur, Ciganjur, Jakarta Selatan, pada 29 Rabiul Awal 1419 H atau 23 Juli 1998.
"Maka dengan memohon rahmat, taufiq, hidayah dan inayah Allah SWT serta didorong oleh semangat keagamaan, kebangsaan dan demokrasi, kami warga Jam'iyah Nahdlatul Ulama dengan ini menyatakan berdirinya partai politik yang bersifat kejuangan, kebangsaan, terbuka dan demokratis yang diberi nama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)," bunyi penggalan deklarasi PKB dikutip dari situs resmi PKB, Kamis (8/12/2022).
Lalu siapa saja yang pernah memimpin Partai Kebangkitan Bangsa? Berikut ini deretan Ketua Umum PKB dari masa ke masa:
1. Matori Abdul Djalil
FOTO/IST
Setelah PKB resmi didirikan pada 1998, Matori Abdul Djalil terpilih sebagai ketua umum pertama. Politikus kelahiran Salatiga, 11 Juli 1942 ini memimpin PKB selama tiga tahun dari 23 Juli 1998 hingga 15 Agustus 2001.
Di bawah kepemimpinan Matori, PKB meraih dukungan cukup signifikan pada Pemilu 1999, yakni sebanyak 13.336.982 atau 12% suara. Perolehan ini menempatkan PKB di posisi ketiga setelah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Golkar.
Langkah Matori yang tetap datang saat Sidang Istimewa MPR 2001 dengan agenda pemberhentian Gus Dur sebagai Presiden Republik Indonesia memicu perpecahan internal PKB. Matori yang waktu itu menjabat sebagai Wakil Ketua MPR mewakili PKB dianggap membangkang karena PKB mempertahankan Gus Dur menjadi Presiden RI hingga 2004. Matori akhirnya diberhentikan dari jabatan Ketua Umum PKB.
Matori yang diangkat menjadi Menteri Pertahanan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri kemudian menggelar muktamar dan terpilih sebagai Ketua Umum PKB. Namun kubu Gus Dur menggelar muktamar istimewa dan mengesahkan Alwi Shihab sebagai Ketua Umum PKB. Dalam proses sengketa, Mahkamah Agung (MA) akhirnya memutuskan PKB Alwi Shihab adalah yang sah.
Matori Abdul Djalil telah meninggal dunia pada 12 Mei 2007 akibat sakit stroke yang dideritanya.
2. Alwi Shihab
DOK/MPI
PKB sebenarnya dipimpin Alwi Shihab sejak 15 Agustus 2001 menggantikan Matori Abdul Djalil. Alwi Shihab kemudian terpilih menjadi Ketua Umum PKB dalam Muktamar Luar Biasa (MLB) di Yogyakarta pada 20 Januari 2002.
Muktamar Luar Biasa ini digelar karena kubu Matori Abdul Djalil juga menggelar MLB di Jakarta dan mengangkat Matori sebagai Ketua Umum PKB. Seperti diketahui, MA akhirnya mengesahkan PKB Alwi Shihab. Doktor lulusan Universitas Ain Syam, Mesir dan Universitas Temple, Amerika Serikat ini memimpin PKB hingga 25 Mei 2005.
Meski awalnya didukung Gus Dur untuk memimpin PKB, tapi Alwi Shihab juga bernasib sama dengan Matori Abdul Djalil, dipecat dari jabatan ketua umum. Alwi Shihab dan Sekjen PKB Syaifullah Yusuf dipecat karena masuk kabinet Indonesia Bersatu pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Alwi menjabat sebagai Menko Kesra, sementara Syaifullah menjadi Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal. Pemberhentian itu karena PKB ingin membuat suatu tradisi tidak rangkap jabatan.
Alwi Shihab sebenarnya menggugat secara perdata atas pemecatannya. Namun saat proses hukum sedang berjalan, DPP PKB menyelenggarakan Muktamar II di Semarang pada April 2005. Hasilnya muktamar memilih Muhaimin Iskandar sebagai Ketua Umum PKB.
Meski akhirnya pemecatan Alwi Shihab dianggap MA tidak sah tapi keputusan tersebut hanya bersifat deklaratoir, sehingga permohonan Alwi Shihab agar dipulihkan harkat, martabat, serta kedudukan seperti semula ditolak. Sebab, pembatalan SK DPP PKB tentang pemberhentian Alwi Shihab tersebut tidak memiliki kekuatan eksekutorial. Akhirnya Ketua Umum PKB tetap Muhaimin Iskandar.
3. Muhaimin Iskandar
FOTO/DOK.SINDOnews
Muhaimin Iskandar terpilih menjadi Ketua Umum PKB pada Muktamar II PKB yang digelar pada 16-19 April 2005 di Semarang. Politikus kelahiran Jombang, 24 September 1966 ini masih memimpin PKB hingga sekarang.
Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin Iskandar, menghadapi konflik internal di awal menjabat sebagai Ketum PKB. Sejumlah tokoh menyatakan memisahkan diri dan mendirikan PKB tandingan. Muncul DPP PKB pimpinan Choirul Anam sebagai hasil Muktamar Surabaya. Namun akhirnya, PKB Muhaimin Iskandar yang diakui oleh pemerintah.
Menjelang Pemilu 2009, PKB kembali dilanda konflik internal. Gus Dur yang duduk sebagai Ketua Dewan Syuro PKB memecat Cak Imin dari jabatan Ketua Umum. Alasannya, Cak Imin dianggap bermanuver dengan bermain-main ke Istana atau mendekati pemerintahan SBY. Cak Imin digantikan oleh Ali Masykur Musa.
Pemecatan itu dilawan. Cak Imin dan para pendukungnya mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan. Di tengah proses hukum, kubu Gus Dur dan Kubu Cak Imin sama-sama menggelar Muktamar Luar Biasa.
Kubu Gus Dur menggelar MLB di Parung, Bogor pada 30 April-1 Mei 2008, dan memilih Ali Masykur Musa sebagai Ketua Umum PKB.
Sementara kubu Cak Imin melaksanakan MLB di Ancol sehari setelahnya dan memutuskan Muhaimin Iskandar tetap sebagai Ketum PKB. Cak Imin juga mendepak Yenny Wahid, putri Gus Dur dari jabatan Sekjen dan digantikan oleh Lukman Edy. Posisi Gus Dur sebagai Ketua Dewan Syuro PKB juga digantikan oleh KH Aziz Mansyur.
Atas konflik itu, Mahkamah Agung dalam putusan kasasi bernomor 441/kasus kasasi/Pdt/2008 memutuskan struktur kepengurusan PKB kembali ke hasil Muktamar Semarang 2005. Gus Dur tetap sebagai Ketua Umum Dewan Syura, dan Muhaimin Iskandar sebagai Ketua Umum Dewan Tanfidz.
Cak Imin akhirnya sah memimpin PKB. Dalam muktamar selanjutnya, yakni 2010, 2014, dan terakhir 2019, Cak Imin kembali terpilih menjadi Ketua Umum PKB.
(abd)