Simak Sejarah Hari Armada, Diperingati Setiap Tanggal 5 Desember
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sejarah Hari Armada Republik Indonesia yang diperingati setiap tanggal 5 Desember menarik untuk diketahui. Hari ini merupakan Peringatan Hari Armada Republik Indonesia yang ke-77 tahun.
Dilansir dari laman Koarmada 2 , sejarah Armada Republik Indonesia tak terlepas dari sejarah kemerdekaan Republik Indonesia yang diikuti dengan kelahiran TNI Angkatan Laut ( AL ). Nah, sejarah Angkatan Laut dimulai dari dibentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 22 Agustus 1945.
Kemudian, BKR berkembang menjadi beberapa divisi. Salah satu divisi awalnya adalah BKR Laut yang meliputi wilayah bahari atau laut. BKR Laut dibentuk pada 10 September 1945 oleh administrasi kabinet awal Soekarno.
Pembentukan BKR Laut menjadi tonggak penting bagi kehadiran Angkatan Laut di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945. Adapun yang memelopori pembentukan BKR Laut adalah para tokoh bahariawan veteran yang pernah bertugas di jajaran Koninklijke Marine selama masa penjajahan Belanda dan veteran Kaigun selama masa pendudukan Jepang.
Potensi yang memungkinkan untuk menjalankan fungsi Angkatan Laut seperti kapal-kapal dan pangkalan merupakan factor lain yang mendorong terbentuknya BKR Laut, meski Angkatan Bersenjata Indonesia belum terbentuk kala itu.
Lalu, terbentuknya organisasi militer Indonesia yang dikenal sebagai Tentara Keamanan Rakyat (TKR) turut memacu keberadaan TKR Laut. Selanjutnya TKR Laut lebih dikenal sebagai Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) dengan segala kekuatan dan kemampuan yang dimilikinya.
Saat itu, sejumlah Pangkalan Angkatan Laut terbentuk, kapal-kapal peninggalan Jawatan Pelayaran Jepang diperdayakan. Selain itu, personel pengawaknya juga direkrut untuk memenuhi tuntutan tugas sebagai penjaga laut Republik yang baru terbentuk itu.
Nah, struktur organisasi mulai disusun sesuai kebutuhan matra laut sejak masa TKR Laut tersebut. Sejumlah struktur organisasi yang disusun adalah polisi tentara laut, kesehatan, pangkalan, korps armada, dan korps marinir.
Selanjutnya, TKR Laut berubah menjadi Tentara Republik Indonesia Laut (TRI Laut) pada 25 Januari 1946. TRI Laut kemudian dirubah menjadi Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) pada 19 Juli 1946.
ALRI disahkan bertepatan dengan pelaksanaan Konferensi ALRI di Lawang, Malang. Setelah kuantitas unsur armada semakin besar serta kualitasnya semakin modern dan canggih, sebuah Komando Armada dibentuk.
Organisasi Komando Armada ALRI didirikan berdasarkan Surat Keputusan (SK) Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Nomor A. 4/2/10 tertanggal 14 September 1959. Pembentukan Komando Armada ALRI diresmikan pada 5 Desember 1959 oleh KSAL Komodor Laut R.E. Martadinata.
Tanggal 5 Desember ini setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Armada. Armada RI resmi dibagi menjadi dua kawasan wilayah kerja, yaitu Armada RI Kawasan Timur dan Armada RI Kawasan Barat berdasarkan Keputusan Panglima ABRI Nomor: Kep.171/II/1985 tertanggal 30 Maret 1985.
Pembagian wilayah kerja itu pun secara bertahap melaksanakan Dispersi kekuatan alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang awalnya semua berada di Armada Timur, sebagian di Dispersi ke Armada Barat, guna menyikapi perkembangan zaman dan tuntutan tugas semua wilayah kerja.
Dilansir dari laman Koarmada 2 , sejarah Armada Republik Indonesia tak terlepas dari sejarah kemerdekaan Republik Indonesia yang diikuti dengan kelahiran TNI Angkatan Laut ( AL ). Nah, sejarah Angkatan Laut dimulai dari dibentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 22 Agustus 1945.
Kemudian, BKR berkembang menjadi beberapa divisi. Salah satu divisi awalnya adalah BKR Laut yang meliputi wilayah bahari atau laut. BKR Laut dibentuk pada 10 September 1945 oleh administrasi kabinet awal Soekarno.
Pembentukan BKR Laut menjadi tonggak penting bagi kehadiran Angkatan Laut di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945. Adapun yang memelopori pembentukan BKR Laut adalah para tokoh bahariawan veteran yang pernah bertugas di jajaran Koninklijke Marine selama masa penjajahan Belanda dan veteran Kaigun selama masa pendudukan Jepang.
Potensi yang memungkinkan untuk menjalankan fungsi Angkatan Laut seperti kapal-kapal dan pangkalan merupakan factor lain yang mendorong terbentuknya BKR Laut, meski Angkatan Bersenjata Indonesia belum terbentuk kala itu.
Lalu, terbentuknya organisasi militer Indonesia yang dikenal sebagai Tentara Keamanan Rakyat (TKR) turut memacu keberadaan TKR Laut. Selanjutnya TKR Laut lebih dikenal sebagai Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) dengan segala kekuatan dan kemampuan yang dimilikinya.
Saat itu, sejumlah Pangkalan Angkatan Laut terbentuk, kapal-kapal peninggalan Jawatan Pelayaran Jepang diperdayakan. Selain itu, personel pengawaknya juga direkrut untuk memenuhi tuntutan tugas sebagai penjaga laut Republik yang baru terbentuk itu.
Nah, struktur organisasi mulai disusun sesuai kebutuhan matra laut sejak masa TKR Laut tersebut. Sejumlah struktur organisasi yang disusun adalah polisi tentara laut, kesehatan, pangkalan, korps armada, dan korps marinir.
Selanjutnya, TKR Laut berubah menjadi Tentara Republik Indonesia Laut (TRI Laut) pada 25 Januari 1946. TRI Laut kemudian dirubah menjadi Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) pada 19 Juli 1946.
ALRI disahkan bertepatan dengan pelaksanaan Konferensi ALRI di Lawang, Malang. Setelah kuantitas unsur armada semakin besar serta kualitasnya semakin modern dan canggih, sebuah Komando Armada dibentuk.
Organisasi Komando Armada ALRI didirikan berdasarkan Surat Keputusan (SK) Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Nomor A. 4/2/10 tertanggal 14 September 1959. Pembentukan Komando Armada ALRI diresmikan pada 5 Desember 1959 oleh KSAL Komodor Laut R.E. Martadinata.
Tanggal 5 Desember ini setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Armada. Armada RI resmi dibagi menjadi dua kawasan wilayah kerja, yaitu Armada RI Kawasan Timur dan Armada RI Kawasan Barat berdasarkan Keputusan Panglima ABRI Nomor: Kep.171/II/1985 tertanggal 30 Maret 1985.
Pembagian wilayah kerja itu pun secara bertahap melaksanakan Dispersi kekuatan alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang awalnya semua berada di Armada Timur, sebagian di Dispersi ke Armada Barat, guna menyikapi perkembangan zaman dan tuntutan tugas semua wilayah kerja.
(rca)