Presiden Angkat Panglima TNI dari AL, Sejumlah Jenderal AD Masuk Kabinet
loading...
A
A
A
JAKARTA - Untuk pertama kali dalam sejarah jenderal dari matra Laut menjadi panglima TNI . Catatan ini terjadi di era Presiden KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur saat menunjuk Laksamana TNI Widodo Adi Sutjipto pada 1999.
Terpilihnya Gus Dur sebagai Presiden memang tak lepas dari berbagai pergulatan politik. Poros Tengah yang dimotori Amien Rais dkk menempatkan Gus Dur sebagai lakon utama untuk mengisi tampuk kepemimpinan nasional, mengesampingkan Megawati Soekarnoputri yang kala itu PDIP justru menjadi pemenangan pemilu.
Pada akhirnya sejarah menuliskan Gus Dur sebagai Presiden ke-4 RI. Mengawali pemerintahannya, salah satu fenomena yang tampak menonjol dari mantan ketua umum PBNU tersebut yakni mereformasi militer. Keputusan spektakuler yang dibuatnya antara lain mengangkat Laksamana TNI Widodo AS sebagai Panglima TNI menggantikan Jenderal TNI Wiranto.
Penunjukan Widodo menjadi sejarah. Untuk pertama kali tongkat komando tertinggi militer Indonesia dipegang oleh Angkatan Laut. Gebrakan Gus Dur ini dipandang sebagai upaya menciptakan tradisi baru dalam TNI dimana jabatan ini selalu diisi oleh Angkatan Darat.
“Keputusan ini menjadi sangat tepat diambil karena selama ini kekuatan hanya berpusat pada Angkatan Darat. Dengan ditetapkan kebijakan ini diharapkan terjadi pembagian kekuatan dan kekuasaan antar angkatan yang terdapat di TNI,” kata Bambang Irawan FX dalam buku “Supremasi Sipil? Agenda Politik Militer Gus Dur”, dikutip Minggu (27/11/2022).
Politikus Yudhi Chrisnandi menilai banyak perubahan dilakukan pemerintahan Gus Dur termasuk reformasi militer yang bertujuan untuk mendorong supremasi sipil. Salah satu indikator yang bisa dipakai untuk mengukur kontrol sipil atas militer adalah dengan melihat persoalan pergeseran mutasi di tubuh militer.
“Kebijakan Presiden Abdurrahman Wahid merupakan langkah awal dalam mereformasi kububmiliter demi terciptanya kesetaraan kekuasaan di Angkatan,” kata Yudhi dalam buku “Reformasi TNI Prespektif Baru Hubungan Sipil-Militer di Indonesia.”
Tidak hanya mengangkat Widodo AS, era baru kepresidenan Gus Dur juga menunjukkan kedekatannya dengan militer dengan mengangkat beberapa perwira tinggi TNI dalam Kabinet. Cucu pendiri NU KH Hasyim Asyari tersebut, sebagaimana ditulis Sidik Wibowo dalam penelitian bertajuk Reformasi di Militer: Studi Pengangkatan Panglima TNI pada Masa Pemerintahan Abdurrahman Wahid (1999-2002), menempatkan petinggi Angkatan Darat seperti Letjen Susilo Bambang Yudhoyono, Letjen Agum Gumelar, Letjen Luhut Panjaitan, dan Letjen Suryadi Sudirja menjadi menteri.
Terpilihnya Gus Dur sebagai Presiden memang tak lepas dari berbagai pergulatan politik. Poros Tengah yang dimotori Amien Rais dkk menempatkan Gus Dur sebagai lakon utama untuk mengisi tampuk kepemimpinan nasional, mengesampingkan Megawati Soekarnoputri yang kala itu PDIP justru menjadi pemenangan pemilu.
Pada akhirnya sejarah menuliskan Gus Dur sebagai Presiden ke-4 RI. Mengawali pemerintahannya, salah satu fenomena yang tampak menonjol dari mantan ketua umum PBNU tersebut yakni mereformasi militer. Keputusan spektakuler yang dibuatnya antara lain mengangkat Laksamana TNI Widodo AS sebagai Panglima TNI menggantikan Jenderal TNI Wiranto.
Penunjukan Widodo menjadi sejarah. Untuk pertama kali tongkat komando tertinggi militer Indonesia dipegang oleh Angkatan Laut. Gebrakan Gus Dur ini dipandang sebagai upaya menciptakan tradisi baru dalam TNI dimana jabatan ini selalu diisi oleh Angkatan Darat.
“Keputusan ini menjadi sangat tepat diambil karena selama ini kekuatan hanya berpusat pada Angkatan Darat. Dengan ditetapkan kebijakan ini diharapkan terjadi pembagian kekuatan dan kekuasaan antar angkatan yang terdapat di TNI,” kata Bambang Irawan FX dalam buku “Supremasi Sipil? Agenda Politik Militer Gus Dur”, dikutip Minggu (27/11/2022).
Politikus Yudhi Chrisnandi menilai banyak perubahan dilakukan pemerintahan Gus Dur termasuk reformasi militer yang bertujuan untuk mendorong supremasi sipil. Salah satu indikator yang bisa dipakai untuk mengukur kontrol sipil atas militer adalah dengan melihat persoalan pergeseran mutasi di tubuh militer.
“Kebijakan Presiden Abdurrahman Wahid merupakan langkah awal dalam mereformasi kububmiliter demi terciptanya kesetaraan kekuasaan di Angkatan,” kata Yudhi dalam buku “Reformasi TNI Prespektif Baru Hubungan Sipil-Militer di Indonesia.”
Tidak hanya mengangkat Widodo AS, era baru kepresidenan Gus Dur juga menunjukkan kedekatannya dengan militer dengan mengangkat beberapa perwira tinggi TNI dalam Kabinet. Cucu pendiri NU KH Hasyim Asyari tersebut, sebagaimana ditulis Sidik Wibowo dalam penelitian bertajuk Reformasi di Militer: Studi Pengangkatan Panglima TNI pada Masa Pemerintahan Abdurrahman Wahid (1999-2002), menempatkan petinggi Angkatan Darat seperti Letjen Susilo Bambang Yudhoyono, Letjen Agum Gumelar, Letjen Luhut Panjaitan, dan Letjen Suryadi Sudirja menjadi menteri.