Presiden Angkat Panglima TNI dari AL, Sejumlah Jenderal AD Masuk Kabinet

Minggu, 27 November 2022 - 11:30 WIB
loading...
Presiden Angkat Panglima...
Laksamana Widodo AS merupakan prajurit TNI AL pertama yang menjadi panglima TNI. Foto/ dok.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Untuk pertama kali dalam sejarah jenderal dari matra Laut menjadi panglima TNI . Catatan ini terjadi di era Presiden KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur saat menunjuk Laksamana TNI Widodo Adi Sutjipto pada 1999.

Terpilihnya Gus Dur sebagai Presiden memang tak lepas dari berbagai pergulatan politik. Poros Tengah yang dimotori Amien Rais dkk menempatkan Gus Dur sebagai lakon utama untuk mengisi tampuk kepemimpinan nasional, mengesampingkan Megawati Soekarnoputri yang kala itu PDIP justru menjadi pemenangan pemilu.

Pada akhirnya sejarah menuliskan Gus Dur sebagai Presiden ke-4 RI. Mengawali pemerintahannya, salah satu fenomena yang tampak menonjol dari mantan ketua umum PBNU tersebut yakni mereformasi militer. Keputusan spektakuler yang dibuatnya antara lain mengangkat Laksamana TNI Widodo AS sebagai Panglima TNI menggantikan Jenderal TNI Wiranto.



Penunjukan Widodo menjadi sejarah. Untuk pertama kali tongkat komando tertinggi militer Indonesia dipegang oleh Angkatan Laut. Gebrakan Gus Dur ini dipandang sebagai upaya menciptakan tradisi baru dalam TNI dimana jabatan ini selalu diisi oleh Angkatan Darat.

“Keputusan ini menjadi sangat tepat diambil karena selama ini kekuatan hanya berpusat pada Angkatan Darat. Dengan ditetapkan kebijakan ini diharapkan terjadi pembagian kekuatan dan kekuasaan antar angkatan yang terdapat di TNI,” kata Bambang Irawan FX dalam buku “Supremasi Sipil? Agenda Politik Militer Gus Dur”, dikutip Minggu (27/11/2022).

Politikus Yudhi Chrisnandi menilai banyak perubahan dilakukan pemerintahan Gus Dur termasuk reformasi militer yang bertujuan untuk mendorong supremasi sipil. Salah satu indikator yang bisa dipakai untuk mengukur kontrol sipil atas militer adalah dengan melihat persoalan pergeseran mutasi di tubuh militer.

“Kebijakan Presiden Abdurrahman Wahid merupakan langkah awal dalam mereformasi kububmiliter demi terciptanya kesetaraan kekuasaan di Angkatan,” kata Yudhi dalam buku “Reformasi TNI Prespektif Baru Hubungan Sipil-Militer di Indonesia.”

Tidak hanya mengangkat Widodo AS, era baru kepresidenan Gus Dur juga menunjukkan kedekatannya dengan militer dengan mengangkat beberapa perwira tinggi TNI dalam Kabinet. Cucu pendiri NU KH Hasyim Asyari tersebut, sebagaimana ditulis Sidik Wibowo dalam penelitian bertajuk Reformasi di Militer: Studi Pengangkatan Panglima TNI pada Masa Pemerintahan Abdurrahman Wahid (1999-2002), menempatkan petinggi Angkatan Darat seperti Letjen Susilo Bambang Yudhoyono, Letjen Agum Gumelar, Letjen Luhut Panjaitan, dan Letjen Suryadi Sudirja menjadi menteri.



Profil Widodo AS

Widodo AS lahir di Boyolali pada Selasa, 1 Agustus 1944, sebagai anak ke-4 dari pasangan Adi Sutjipto dan Siti Fatonah. Ayahnya, seorang guru. Lantaran itu keluarga ini kerap berpindah tugas, termasuk sampai Probolinggo, Jawa Timur. Tidak mengherankan Widodo AS besar di Solo, mengikuti orangtuanya.

Widodo menempuh pendidikan di SMP dan SMA di Solo. Dia termasuk siswa dengan otak cemerlang. Karena itu pula Widodo diterima Fakultas Tehnik Mesin Universitas Gadjah Mada tanpa tes karena nilainya rata-rata di atas 8. Tapi kuliah ternyata tak menjadi pilihan bagi Widodo. Mengingat kehidupan orangtuanya yang masih harus membiayai kuliah kakaknya, Widodo memutuskan menjadi tentara.

“Terinspirasi oleh kakaknya, Iskandar, yang telah menjadi perwira TNI AD, akhirnya Widodo mendaftarkan diri ke Akademi Angkatan Laut (AAL) di Surabaya dan Akademi Angkatan Udara (AAU) di Yogyakarta,” tulis Usamah Hisyam dalam bukunya, “Widodo AS Nahkoda di Antara Tiga Presiden.”

Jalan hidup Widodo akhirnya membawa dia berkecimpung di matra Laut. AAL lebih dulu memanggilnya dibanding AAU, sehingga dia memutuskan untuk menjadi prajurit AL. Pendidikan itu dilaluinya dengan mulus. Widodo resmi menjadi letnan muda ketika dilantik di Dermaga Ujung, Surabaya pada 1968.

Dalam rekam jejaknya, berbagai penugasan dan jabatan telah dijalani. Widodo antara lain pernah dipercaya sebagai Komandan KRI Mongisidi-343, Komandan KRI Ki Hadjar Dewantara-364, dan Komandan KRI Abdul Halim Pedanakusuma-355. Setelah itu dia dipromosikan sebagai Asisten Operasi Komandan Gugus Tempur Laut Armada Timur pada 1991. Setelahnya lulusan SMAN 1 Surakarta ini dimutasi sebagai Perwira Pembantu (Paban) I Strategi dan Operasi pada Direktorat Kajian dan Pengembangan Sesko ABRI.

Tak lama promosi jabatan kembali diterimanya. Widodo dipercaya Panglima TNI menjadi Komandan Gugus Keamanan Laut Armada Barat (Guskamlabar), berlanjut sebagai Kepala Staf Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) dan melesat sebagai Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat pada 1 Februari 1995.



Bintang terangnya terus bersinar. Widodo selanjutnya diplot sebagai Asisten Perencanaan dan Anggaran KSAL (1996), kemudian Wakil KSAL pada 1997. Catatan gemilang menghiasi karier tentara dari Boyolali ini. Pada 1998 saat Indonesia compang-camping karena krisis moneter dan politik, Presiden BJ Habibie mengangkatnya sebagai orang nomor satu di matra Laut alias KSAL.

Widodo tidak lama menjabat sebagai KSAL. Sebab, Habibie mengangkatnya menjadi Wakil Panglima TNI pada 17 Juli 1999. Jabatan ini pun ternyata tak lama alias hanya tiga bulan.
Situasi politik Indonesia mengukir sejarahnya sendiri. Habibie tak lagi menjadi presiden. Gus Dur naik menjadi Presiden ke-4 RI. “Presiden RI berikutnya sesuai hasil Sidang Umum MPR 1999, yaitu Abdurrahman Wahid, mengangkatnya menjadi Panglima TNI menggantikan Jenderal TNI Wiranto,” tutur Usyamah.

Widodo menjabat sebagai Panglima TNI untuk periode 26 Oktober 1999-7 Juni 2002. Setelah pensiun, bukan berarti dia berpangku tangan. Negara masih memercayainya duduk di kabinet. Di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dia didaulat menjadi menteri koordinator bidang politik, hokum dan keamanan. Setelah itu dia juga dipercaya menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden. Widodo juga pernah tercatat sebagai menteri dalam negeri ad interim pada 2007.
(muh)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1867 seconds (0.1#10.140)