Masih Pandemi, Target Penyerapan Tenaga Kerja 2021 Hanya 850.000 Orang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Ketenagakerjaan ( Kemenaker ) mengurangi secara drastis target penyerapan tenaga kerja pada 2021, hanya 850.000 dari sebelumnya 2 juta pekerja. Tahun depan pandemi Covid-19 diperkirakan masih menghantui Tanah Air sehingga pemerintah menyesuaikan Rencana Strategis (Renstra) 2021 dengan kondisi pandemi.
"Pada Renstra yang kami susun, kami sesuaikan dengan situasi COVID-19, target penyerapan kerja tahun 2021 itu mencapai 850.000, ini jauh dari target pada masa normal yang mencapai 2 juta orang per tahun," kata Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah dalam Rapat Kerja (Raker) Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (8/7/2020).
Ida memaparkan, target penyerapan tenaga kerja tentu saja tidak hanya ditetapkan Kemenaker tapi juga dilakukan oleh pemerintah. Diskusinya panjang karena terkait dengan kompetensi yang berpengaruh pada produktivitas pekerja. Untuk itu, pemerintah juga membuat program pendidikan vokasi calon pekerja. "Maka pemerintah setiap tahun masih melakukan pendidikan vokasi secara massal," katanya.( )
Mantan Ketua Fraksi PKB DPR ini menjelaskan, di masa sebelum pandemi Covid-19, angka pengangguran 7.050.000 orang dengan angkatan kerja sekitar 9 juta per tahun. Pemerintah melihat angka pengangguran yang didominasi SMA/SMK itu karena tidak terjadi link and match antara jurusan dan kebutuhan kerja, sehingga para lulusan baru itu tidak bisa diterima di pasar kerja.
Sebelum pandemi, sambung dia, pemerintah membuat program pendidikan vokasi secara massal agar pengangguran itu bisa terserap ke dunia kerja yang ditargetkan akan selesai sampai 5 tahun. "Pemerintah secara massif melakukan pendidikan vokasi, rencananya 2 juta per tahun. Kalau 5 tahun, maka akan bisa menyerap 10 juta pengangguran atau mereka yang membutuhkan upskilling atau reskilling. Artinya selesai dalam 5 tahun kalau kondisinya tidak ada Covid-19," ujar Menaker.
Terlebih, mantan legislator Senayan ini menambahkan, recovery atau pemulihan tidak bisa dilakukan tahun depan, tapi baru pada 2022-2023. Sebanyak 850.000 tenaga kerja yang bisa ditingkatkan potensinya itu karena pemerintah menyadari bahwa pasar kerja dalam kondisi Covid-19 terbatas, sehingga beberapa program di Kemenaker dan kementerian lain yakni memperluas kesempatan kerja.( )
"Kami mentargetkan melakukan di 2020 ini 95.315 orang. Jadi, dari pengangguran yang ada akibat Covid ini kita selesaikan lewat pelatihan kompetensi, kemudian terbuka pasar kerja baru dan program PSN yang harus tetap jalan juga. Kami akan melakukan perluasan kesempatan kerja ke 95.315 orang," katanya.
"Pada Renstra yang kami susun, kami sesuaikan dengan situasi COVID-19, target penyerapan kerja tahun 2021 itu mencapai 850.000, ini jauh dari target pada masa normal yang mencapai 2 juta orang per tahun," kata Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah dalam Rapat Kerja (Raker) Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (8/7/2020).
Ida memaparkan, target penyerapan tenaga kerja tentu saja tidak hanya ditetapkan Kemenaker tapi juga dilakukan oleh pemerintah. Diskusinya panjang karena terkait dengan kompetensi yang berpengaruh pada produktivitas pekerja. Untuk itu, pemerintah juga membuat program pendidikan vokasi calon pekerja. "Maka pemerintah setiap tahun masih melakukan pendidikan vokasi secara massal," katanya.( )
Mantan Ketua Fraksi PKB DPR ini menjelaskan, di masa sebelum pandemi Covid-19, angka pengangguran 7.050.000 orang dengan angkatan kerja sekitar 9 juta per tahun. Pemerintah melihat angka pengangguran yang didominasi SMA/SMK itu karena tidak terjadi link and match antara jurusan dan kebutuhan kerja, sehingga para lulusan baru itu tidak bisa diterima di pasar kerja.
Sebelum pandemi, sambung dia, pemerintah membuat program pendidikan vokasi secara massal agar pengangguran itu bisa terserap ke dunia kerja yang ditargetkan akan selesai sampai 5 tahun. "Pemerintah secara massif melakukan pendidikan vokasi, rencananya 2 juta per tahun. Kalau 5 tahun, maka akan bisa menyerap 10 juta pengangguran atau mereka yang membutuhkan upskilling atau reskilling. Artinya selesai dalam 5 tahun kalau kondisinya tidak ada Covid-19," ujar Menaker.
Terlebih, mantan legislator Senayan ini menambahkan, recovery atau pemulihan tidak bisa dilakukan tahun depan, tapi baru pada 2022-2023. Sebanyak 850.000 tenaga kerja yang bisa ditingkatkan potensinya itu karena pemerintah menyadari bahwa pasar kerja dalam kondisi Covid-19 terbatas, sehingga beberapa program di Kemenaker dan kementerian lain yakni memperluas kesempatan kerja.( )
"Kami mentargetkan melakukan di 2020 ini 95.315 orang. Jadi, dari pengangguran yang ada akibat Covid ini kita selesaikan lewat pelatihan kompetensi, kemudian terbuka pasar kerja baru dan program PSN yang harus tetap jalan juga. Kami akan melakukan perluasan kesempatan kerja ke 95.315 orang," katanya.
(abd)