Ketum PP Muhammadiyah Apresiasi Presiden Jokowi Sukses Gelar KTT G20
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengapresiasi keberhasilan Presiden Jokowi dan Kabinet Indonesia Maju yang telah sukses menyelenggarakan Presidensi KTT G20 di Nusa Dua, Bali. KTT G20 telah menghasilkan Deklarasi Bali di tengah geopolitik yang tidak mudah.
Hal ini disampaikan Haedar Nashir dalam pembukaan Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah di Stadion Mahanan Solo, Jawa Tengah, Sabtu (19/11/2022). Presiden Jokowi hadir bersama Ibu Negara Iriana Jokowi dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju.
Dalam sambutannya, Haedar Nashir mengatakan, kehadiran Jokowi ke acara Muktamar Muhammadiyah hari ini merupakan hal yang tak diduga. Sebab, sebelumnya Presiden bersama dengan Ibu Negara marathon ke berbagai kegiatan mulai dari Kamboja, Indonesia, dan Bangkok.
"Dan saya mengucapkan selamat telah berhasil menjadi Presidensi G20 yang telah melahirkan Deklarasi Bali di tengah situasi geopolitik dunia yang sarat ketegangan dan tidak mudah," kata Haedar Nashir.
Haedar menjelaskan, Muktamar Muhammadiyah kali ini mengusung tema Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta. Melalui tema ini diharapkan agar Muhammadiyah mampu memajukan kehidupan bangsa. Menurutnya, hal ini bukanlah hal yang akan tapi sudah dilakukan Muhammadiyah.
"Sudah berkiprah satu Abad lebih dalam lintasan pergerakannya, melalui amal dan dakwah kemasyarakatan yang mencerdaskan dan mencerahkan dari pusat kota, desa hingga pelosok desa terjauh, Muhammadiyah tiada henti hadir melayani negeri," katanya.
Baca juga: Buka Muktamar Muhammadiyah, Presiden Jokowi: Terima Kasih Telah Membantu Tangani Pandemi
Hikmah kebangsaan inilah yang kemudian lahir dari visi keislaman yang dibalut dengan wawasan kebangsaan nasionalisme inklusif agar Indonesia semakin maju setiap harinya. Dalam perjalanan satu abad lebih ini, Muhammadiyah terus berkiprah, bekerja, dan berkeringat dalam memajukan kehidupan bangsa.
"Kini dan ke depan perjuangan Indonesia semakin tidak ringan, di samping jejak dan prestasi keberhasilan, Indonesia menghadapi arus globalisasi, modernisasi abad ke-21, revolusi iptek serta perkembangan geopolitik ekonomi dan budaya global yang sangat dinamis dan berbagai tantangannya," katanya.
Hal ini disampaikan Haedar Nashir dalam pembukaan Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah di Stadion Mahanan Solo, Jawa Tengah, Sabtu (19/11/2022). Presiden Jokowi hadir bersama Ibu Negara Iriana Jokowi dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju.
Dalam sambutannya, Haedar Nashir mengatakan, kehadiran Jokowi ke acara Muktamar Muhammadiyah hari ini merupakan hal yang tak diduga. Sebab, sebelumnya Presiden bersama dengan Ibu Negara marathon ke berbagai kegiatan mulai dari Kamboja, Indonesia, dan Bangkok.
"Dan saya mengucapkan selamat telah berhasil menjadi Presidensi G20 yang telah melahirkan Deklarasi Bali di tengah situasi geopolitik dunia yang sarat ketegangan dan tidak mudah," kata Haedar Nashir.
Haedar menjelaskan, Muktamar Muhammadiyah kali ini mengusung tema Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta. Melalui tema ini diharapkan agar Muhammadiyah mampu memajukan kehidupan bangsa. Menurutnya, hal ini bukanlah hal yang akan tapi sudah dilakukan Muhammadiyah.
"Sudah berkiprah satu Abad lebih dalam lintasan pergerakannya, melalui amal dan dakwah kemasyarakatan yang mencerdaskan dan mencerahkan dari pusat kota, desa hingga pelosok desa terjauh, Muhammadiyah tiada henti hadir melayani negeri," katanya.
Baca juga: Buka Muktamar Muhammadiyah, Presiden Jokowi: Terima Kasih Telah Membantu Tangani Pandemi
Hikmah kebangsaan inilah yang kemudian lahir dari visi keislaman yang dibalut dengan wawasan kebangsaan nasionalisme inklusif agar Indonesia semakin maju setiap harinya. Dalam perjalanan satu abad lebih ini, Muhammadiyah terus berkiprah, bekerja, dan berkeringat dalam memajukan kehidupan bangsa.
"Kini dan ke depan perjuangan Indonesia semakin tidak ringan, di samping jejak dan prestasi keberhasilan, Indonesia menghadapi arus globalisasi, modernisasi abad ke-21, revolusi iptek serta perkembangan geopolitik ekonomi dan budaya global yang sangat dinamis dan berbagai tantangannya," katanya.
(abd)