Urgensi Majelis Kemaritiman Muhammadiyah
loading...
A
A
A
Sutia Budi
Wakil Rektor ITB Ahmad Dahlan Jakarta
GELARAN Muktamar Muhammadiyah Ke-48 tinggal menghitung hari. Hajatan Akbar Muhammadiyah tersebut akan digelar di Solo pada 18-20 November 2022. Dalam sejarah panjangnya, Muhammadiyah telah banyak menorehkan tinta emas dalam berbagai bidang kehidupan.
Muhammadiyah telah banyak berbuat untuk umat, bangsa, negara, dan bahkan dunia internasional. Semoga, Sang Founding Father Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan yang juga Pahlawan Indonesia hidup bahagia di alam barzakh. Demikian juga para muridnya dan para penerusnya yang telah dipanggil Sang Khalik.
Baca Juga: koran-sindo.com
Adalah tugas generasi penerus yang masih ada, yang masih muda, dan yang akan lahir untuk terus memegang teguh dan mengembangkan Muhammadiyah hingga akhir dunia. Menjaga dan memutar roda gerakan Muhammadiyah adalah tugas kita, termasuk di dalamnya mengembangkan amal usaha (amal nyata) Muhammadiyah dalam berbagai bidang. Pernah ada yang mengestimasi bahwa kekayaan Muhammadiyah telah berjumlah puluhan, bahkan raturan triliun.
Mencari dan menjaga kekayaan adalah perintah agama karena harta bisa menjadi sarana asalkan jangan terlena. Namun, tugas paling utama adalah menggelorakan Islam Berkemajuan, Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Muhammadiyah telah menjadi jangkar bangsa. Hajriyanto Y Thohari (2015) menegaskan bahwa dengan kematangan dalam berislam yang moderat dan toleran, serta pandangan kenegaraannya yang nasionalis dan patriotis, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) menjadi jangkar utama bangsa yang majemuk ini.
Para pemimpin keduanya boleh datang dan pergi secara silih berganti, tetapi mereka selalu merupakan tokoh-tokoh bangsa yang mengutamakan negara di atas golongan. Sungguh tak terbanyangkan bagaimana wajah Islam Indonesia jika bangsa ini tak memiliki NU dan Muhammadiyah.
Kiprah Muhammadiyah dalam memberdayakan “wong cilik” -yang direpresentasikan oleh petani, buruh, dan nelayan -digawangi oleh Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM). MPM Muhammadiyah telah banyak berbuat, melakukan berbagai program pembedayaan, khususnya yang paling mengemuka dalam bidang pertanian.
Dalam kanal MPM dinyatakan bahwa MPM adalah satu di antara majelis di bawah payung Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang secara khusus bergerak dan mengurusi kaum dhu'afa-mustadh'afin/marginal, seperti buruh, petani, nelayan, masyarakat miskin kota, dan difabel. Bahkan MPM Muhammadiyah memiliki tagline; “Selama rakyat masih menderita, tidak ada kata istirahat”.
Wakil Rektor ITB Ahmad Dahlan Jakarta
GELARAN Muktamar Muhammadiyah Ke-48 tinggal menghitung hari. Hajatan Akbar Muhammadiyah tersebut akan digelar di Solo pada 18-20 November 2022. Dalam sejarah panjangnya, Muhammadiyah telah banyak menorehkan tinta emas dalam berbagai bidang kehidupan.
Muhammadiyah telah banyak berbuat untuk umat, bangsa, negara, dan bahkan dunia internasional. Semoga, Sang Founding Father Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan yang juga Pahlawan Indonesia hidup bahagia di alam barzakh. Demikian juga para muridnya dan para penerusnya yang telah dipanggil Sang Khalik.
Baca Juga: koran-sindo.com
Adalah tugas generasi penerus yang masih ada, yang masih muda, dan yang akan lahir untuk terus memegang teguh dan mengembangkan Muhammadiyah hingga akhir dunia. Menjaga dan memutar roda gerakan Muhammadiyah adalah tugas kita, termasuk di dalamnya mengembangkan amal usaha (amal nyata) Muhammadiyah dalam berbagai bidang. Pernah ada yang mengestimasi bahwa kekayaan Muhammadiyah telah berjumlah puluhan, bahkan raturan triliun.
Mencari dan menjaga kekayaan adalah perintah agama karena harta bisa menjadi sarana asalkan jangan terlena. Namun, tugas paling utama adalah menggelorakan Islam Berkemajuan, Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Muhammadiyah telah menjadi jangkar bangsa. Hajriyanto Y Thohari (2015) menegaskan bahwa dengan kematangan dalam berislam yang moderat dan toleran, serta pandangan kenegaraannya yang nasionalis dan patriotis, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) menjadi jangkar utama bangsa yang majemuk ini.
Para pemimpin keduanya boleh datang dan pergi secara silih berganti, tetapi mereka selalu merupakan tokoh-tokoh bangsa yang mengutamakan negara di atas golongan. Sungguh tak terbanyangkan bagaimana wajah Islam Indonesia jika bangsa ini tak memiliki NU dan Muhammadiyah.
Kiprah Muhammadiyah dalam memberdayakan “wong cilik” -yang direpresentasikan oleh petani, buruh, dan nelayan -digawangi oleh Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM). MPM Muhammadiyah telah banyak berbuat, melakukan berbagai program pembedayaan, khususnya yang paling mengemuka dalam bidang pertanian.
Dalam kanal MPM dinyatakan bahwa MPM adalah satu di antara majelis di bawah payung Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang secara khusus bergerak dan mengurusi kaum dhu'afa-mustadh'afin/marginal, seperti buruh, petani, nelayan, masyarakat miskin kota, dan difabel. Bahkan MPM Muhammadiyah memiliki tagline; “Selama rakyat masih menderita, tidak ada kata istirahat”.