Awas! Varian Omicron XBB Tercatat Kasus Tertinggi di 3 Negara, Salah Satunya Tetangga Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan sub varian Omicron XBB per 10 November 2022 sudah tersebar di 37 negara di dunia. Tercatat kasus XBB tertinggi di tiga negara yakni Singapura, India, dan Australia.
"Varian XBB adalah sub varian Omicron yang merupakan gabungan dari BA10.1 dan BA.2.75. Dan per 10 November 2022 varian XBB sudah tersebar di 37 negara di dunia. Di mana Singapura, India, dan Australia menjadi negara dengan varian XBB yang tertinggi," ungkap Wiku saat Konferensi Pers secara virtual, Kamis (10/11/2022).
Baca juga: Waspada! Omicron XXB Berpotensi Picu Gelombang Infeksi Baru di Indonesia
Wiku mengatakan, seperti varian-varian dari Covid-19 lainnya yang pernah masuk ke Indonesia, penting untuk mengetahui karakteristik dari varian XBB.
"Gejala yang ditimbulkan dari Covid-19 varian XBB ini mirip dengan gejala Covid-19 pada umumnya mulai dari demam, batuk, kelelahan, nyeri otot, anosmia, hingga diare," kata Wiku.
Lebih lanjut Wiku mengatakan, mutasi seperti yang terjadi pada sun varian XBB merupakan sifat alamiah sebuah virus. "Penting diperhatikan bahwa adanya varian baru Covid-19 adalah sifat alamiah dari sebuah virus dimana virus akan terus bermutasi untuk bertahan hidup," jelasnya.
Wiku pun menegaskan, belum ada bukti ilmiah bahwa varian Omicron XBB lebih berbahaya jika dibandingkan varian Covid-19 lainnya.
"Pada beberapa negara kasus sub varian Omicron bergejala ringan dan lebih cepat untuk pulih, sehingga beberapa varian baik itu XBB, XBB.1, BA2.75 ataupun yang lainnya masih belum ada bukti bahwa sub variant ini lebih berbahaya secara klinis dari varian atau sub varian lainnya," jelasnya.
Pemerintah saat ini kata Wiku, berfokus meningkatkan cakupan booster serta sosialisasi untuk taat protokol kesehatan demi menjaga imunitas sebagai antisipasi puncak kasus Covid-19 ke depannya.
“Kunci utamanya adalah apapun varian virusnya selama kita memproteksi diri dengan vaksin booster dan disiplin protokol kesehatan maka dapat meminimalisir potensi kita terinfeksi Covid-19," tutupnya.
"Varian XBB adalah sub varian Omicron yang merupakan gabungan dari BA10.1 dan BA.2.75. Dan per 10 November 2022 varian XBB sudah tersebar di 37 negara di dunia. Di mana Singapura, India, dan Australia menjadi negara dengan varian XBB yang tertinggi," ungkap Wiku saat Konferensi Pers secara virtual, Kamis (10/11/2022).
Baca juga: Waspada! Omicron XXB Berpotensi Picu Gelombang Infeksi Baru di Indonesia
Wiku mengatakan, seperti varian-varian dari Covid-19 lainnya yang pernah masuk ke Indonesia, penting untuk mengetahui karakteristik dari varian XBB.
"Gejala yang ditimbulkan dari Covid-19 varian XBB ini mirip dengan gejala Covid-19 pada umumnya mulai dari demam, batuk, kelelahan, nyeri otot, anosmia, hingga diare," kata Wiku.
Lebih lanjut Wiku mengatakan, mutasi seperti yang terjadi pada sun varian XBB merupakan sifat alamiah sebuah virus. "Penting diperhatikan bahwa adanya varian baru Covid-19 adalah sifat alamiah dari sebuah virus dimana virus akan terus bermutasi untuk bertahan hidup," jelasnya.
Wiku pun menegaskan, belum ada bukti ilmiah bahwa varian Omicron XBB lebih berbahaya jika dibandingkan varian Covid-19 lainnya.
"Pada beberapa negara kasus sub varian Omicron bergejala ringan dan lebih cepat untuk pulih, sehingga beberapa varian baik itu XBB, XBB.1, BA2.75 ataupun yang lainnya masih belum ada bukti bahwa sub variant ini lebih berbahaya secara klinis dari varian atau sub varian lainnya," jelasnya.
Pemerintah saat ini kata Wiku, berfokus meningkatkan cakupan booster serta sosialisasi untuk taat protokol kesehatan demi menjaga imunitas sebagai antisipasi puncak kasus Covid-19 ke depannya.
“Kunci utamanya adalah apapun varian virusnya selama kita memproteksi diri dengan vaksin booster dan disiplin protokol kesehatan maka dapat meminimalisir potensi kita terinfeksi Covid-19," tutupnya.
(maf)