3 Analisa Mengapa Koalisi Perubahan Batal Dideklarasikan di Hari Pahlawan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Koalisi Perubahan yang sedang diupayakan Partai Nasdem bersama Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) batal dideklarasikan hari ini, Kamis (10/11/2022). Koalisi ini nantinya digadang-gadang mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) 2024.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno memaparkan tiga analisa mengapa deklarasi Koalisi Perubahan batal dideklarasikan pada Hari Pahlawan. Pertama, terkait sosok calon wakil presiden (cawapres). Partai Demokrat diketahui mengusulkan Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sedangkan dari PKS menjagokan Ahmad Heryawan (Aher), Wakil Ketua Majelis Syuro PKS.
"Apakah AHY, ataukah Aher yang layak mendampingi Anies. Sangat rasional jika dua partai ini saling berebut cawapres karena posisinya saling mengunci," kata Adi Prayitno, Kamis (10/11/2022).
Baca juga: Demokrat Sebut Ada Hantu Demokrasi Berupaya Ganggu Koalisi Perubahan
Menurutnya, kolaborasi yang intens antara ketiga partai menjadi syarat mutlak karena saling membutuhkan satu dengan yang lain secara setara dan seimbang. "Partai Nasdem tidak bisa mengusung Anies jika Partai Demokrat atau PKS angkat kaki. Di antara ketiga partai ini juga tak ada yang paling dominan, relatif equel dari segi perolehan Pileg 2019 lalu, sehingga wajar apabila negosiasinya panjang," katanya.
Alasan kedua, kata Adi, adalah efek ekor jas yang diduga akan membuat basis pemilih PKS beralih ke Nasdem karena faktor partai besutan Surya Paloh itu yang mengusung pertama kali sosok Anies Baswedan sebagai Capres 2024.
"PKS perlu menahan basis pemilihnya agar tak pindah. Begitu pun dengan Demokrat, sebagian pemilihnya mulai juga ada yang ke Nasdem. Namun Demokrat diuntungkan figur AHY yang dipersonifikasi bakal maju di 2024 sehingga efeknya minim," tuturnya.
Baca juga: Nasdem-Demokrat-PKS Urung Deklarasi di Hari Pahlawan, Ini Dalihnya
Alasan ketiga mengapa deklarasi Koalisi Perubahan diundur adalah untuk mendapatkan respons publik untuk menemukan momentum tepat. Menurut Adi, ketiga partai tersebut harus menemukan titik temu agar bisa mendeklarasikan Koalisi Perubahan.
"Karena dua partai politik calon anggota Koalisi Perubahan ini juga ternyata digoda koalisi lain. PKS digoda gabung koalisi Gerindra-PKB dengan iming-iming fantastis. Demokrat juga digoda masuk koalisi KIB," katanya.
Untuk diketahui, Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS berencana mendeklarasikan Koalisi Perubahan pada 10 November 2022 bertepatan dengan Hari Pahlawan. Namun rencana tersebut batal dilakukan.
"Bisa dipastikan 10 November tidak jadi deklarasi bersama. Karena memang satu, PKS akan rapat Majelis Syura itu akhir tahun, Desember artinya. Kedua, Mas AHY dan kawan-kawan-kawan baru pulang sekitar tanggal 10 November itu," kata Willy kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, dikutip, Rabu (8/11/2022).
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno memaparkan tiga analisa mengapa deklarasi Koalisi Perubahan batal dideklarasikan pada Hari Pahlawan. Pertama, terkait sosok calon wakil presiden (cawapres). Partai Demokrat diketahui mengusulkan Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sedangkan dari PKS menjagokan Ahmad Heryawan (Aher), Wakil Ketua Majelis Syuro PKS.
"Apakah AHY, ataukah Aher yang layak mendampingi Anies. Sangat rasional jika dua partai ini saling berebut cawapres karena posisinya saling mengunci," kata Adi Prayitno, Kamis (10/11/2022).
Baca juga: Demokrat Sebut Ada Hantu Demokrasi Berupaya Ganggu Koalisi Perubahan
Menurutnya, kolaborasi yang intens antara ketiga partai menjadi syarat mutlak karena saling membutuhkan satu dengan yang lain secara setara dan seimbang. "Partai Nasdem tidak bisa mengusung Anies jika Partai Demokrat atau PKS angkat kaki. Di antara ketiga partai ini juga tak ada yang paling dominan, relatif equel dari segi perolehan Pileg 2019 lalu, sehingga wajar apabila negosiasinya panjang," katanya.
Alasan kedua, kata Adi, adalah efek ekor jas yang diduga akan membuat basis pemilih PKS beralih ke Nasdem karena faktor partai besutan Surya Paloh itu yang mengusung pertama kali sosok Anies Baswedan sebagai Capres 2024.
"PKS perlu menahan basis pemilihnya agar tak pindah. Begitu pun dengan Demokrat, sebagian pemilihnya mulai juga ada yang ke Nasdem. Namun Demokrat diuntungkan figur AHY yang dipersonifikasi bakal maju di 2024 sehingga efeknya minim," tuturnya.
Baca juga: Nasdem-Demokrat-PKS Urung Deklarasi di Hari Pahlawan, Ini Dalihnya
Alasan ketiga mengapa deklarasi Koalisi Perubahan diundur adalah untuk mendapatkan respons publik untuk menemukan momentum tepat. Menurut Adi, ketiga partai tersebut harus menemukan titik temu agar bisa mendeklarasikan Koalisi Perubahan.
"Karena dua partai politik calon anggota Koalisi Perubahan ini juga ternyata digoda koalisi lain. PKS digoda gabung koalisi Gerindra-PKB dengan iming-iming fantastis. Demokrat juga digoda masuk koalisi KIB," katanya.
Untuk diketahui, Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS berencana mendeklarasikan Koalisi Perubahan pada 10 November 2022 bertepatan dengan Hari Pahlawan. Namun rencana tersebut batal dilakukan.
"Bisa dipastikan 10 November tidak jadi deklarasi bersama. Karena memang satu, PKS akan rapat Majelis Syura itu akhir tahun, Desember artinya. Kedua, Mas AHY dan kawan-kawan-kawan baru pulang sekitar tanggal 10 November itu," kata Willy kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, dikutip, Rabu (8/11/2022).
(abd)