Deretan Pahlawan Nasional yang Juga Seorang Seniman
loading...
A
A
A
Ismail Marzuki lahir di Jakarta pada 1914. Ia mendedikasikan dirinya untuk Indonesia melalui karyanya. Marzuki lahir dari keluarga yang sederhana. Ia tumbuh besar dalam asuhan sang ayah. Ibunya meninggal dunia ketika di masih kecil.
Masa kecil Ismail Marzuki diselimuti dunia musik. Sang ayah merupakan seorang pemain rebana. Marzuki pun kerap tampil di beberapa acara, seperti di acara sunatan hingga acara pengantin. Melalui sang ayah, benih bermusik Marzuki tumbuh dan berkembang.
Ketika berusia 17 tahun, Marzuki mengasah kemampuannya. Pada 1923, Marzuki dan teman-temannya menjadi anggota perkumpulan musik Lief Java. Pada perkumpulan musik ini, bakatnya berkembang menjadi penyair lagu, pengarang lagu, instrumentalis, hingga penyanyi.
Ismail Marzuki telah menghasilkan karya lagu, baik hasil ciptaannya maupun lagu yang diaransemen ulang. Lagu tersebut antara lain Rayuan Pulau Kelapa, Halo Halo Bandung, Indonesia Pusaka, Gugur Bunga hingga Selendang Sutera. Pada 25 Mei 1958, Ismail mengembuskan napas terakhir. Ia dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta.
3. Usmar Ismail
Usmar Ismail lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat pada 20 Maret 1921. Ia dikenal sebagai pelopor drama modern dan bapak film Indonesia. Usmar memulai pendidikan sekolah dasarnya di Batusangkar. Kemudian ia melanjutkan pendidikan SMP di Simpang Haru, Padang.
Sementara, pendidikan SMA diselesaikannya di Yogyakarta. Ia pun melajutkan pendidikan tinggi ke University of California, Los Angeles, Amerika Serikat. Bakatnya sebagai seniman sudah terlihat ketika ia berada di bangku SMP. Ketika itu, ia dan teman-temannya tampil dalam acara perayaan hari ulang tahun Putri Mahkota, Ratu Wilhelmina di Padang.
Kemudian, ia dan teman-temannya hadir dengan menyewa perahu serta pakaian bajak laut. Namun acara tersebut gagal karena mereka hampir pingsan lantaran kelelahan mengayuh perahu. Akan tetapi, hal tersebut menandakan Usmar Ismail berbakat menjadi seorang sutradara. Ia mempunyai imajinasi untuk menyajikan tontonan yang mengesankan.
Saat di bangku SMA, ia terlibat di dunia sastra. Usmar Ismail mulai mengirimkan karya-karya ke berbagai majalah. Bakat yang dimiliki semakin berkembang ketika bekerja di Kantor Besar Pusat Kebudayaan Jepang. Di tempat tersebut, ia bersama Armijn Pane serta budayawan lainnya mementaskan drama.
Masa kecil Ismail Marzuki diselimuti dunia musik. Sang ayah merupakan seorang pemain rebana. Marzuki pun kerap tampil di beberapa acara, seperti di acara sunatan hingga acara pengantin. Melalui sang ayah, benih bermusik Marzuki tumbuh dan berkembang.
Ketika berusia 17 tahun, Marzuki mengasah kemampuannya. Pada 1923, Marzuki dan teman-temannya menjadi anggota perkumpulan musik Lief Java. Pada perkumpulan musik ini, bakatnya berkembang menjadi penyair lagu, pengarang lagu, instrumentalis, hingga penyanyi.
Ismail Marzuki telah menghasilkan karya lagu, baik hasil ciptaannya maupun lagu yang diaransemen ulang. Lagu tersebut antara lain Rayuan Pulau Kelapa, Halo Halo Bandung, Indonesia Pusaka, Gugur Bunga hingga Selendang Sutera. Pada 25 Mei 1958, Ismail mengembuskan napas terakhir. Ia dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta.
3. Usmar Ismail
Usmar Ismail lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat pada 20 Maret 1921. Ia dikenal sebagai pelopor drama modern dan bapak film Indonesia. Usmar memulai pendidikan sekolah dasarnya di Batusangkar. Kemudian ia melanjutkan pendidikan SMP di Simpang Haru, Padang.
Sementara, pendidikan SMA diselesaikannya di Yogyakarta. Ia pun melajutkan pendidikan tinggi ke University of California, Los Angeles, Amerika Serikat. Bakatnya sebagai seniman sudah terlihat ketika ia berada di bangku SMP. Ketika itu, ia dan teman-temannya tampil dalam acara perayaan hari ulang tahun Putri Mahkota, Ratu Wilhelmina di Padang.
Kemudian, ia dan teman-temannya hadir dengan menyewa perahu serta pakaian bajak laut. Namun acara tersebut gagal karena mereka hampir pingsan lantaran kelelahan mengayuh perahu. Akan tetapi, hal tersebut menandakan Usmar Ismail berbakat menjadi seorang sutradara. Ia mempunyai imajinasi untuk menyajikan tontonan yang mengesankan.
Saat di bangku SMA, ia terlibat di dunia sastra. Usmar Ismail mulai mengirimkan karya-karya ke berbagai majalah. Bakat yang dimiliki semakin berkembang ketika bekerja di Kantor Besar Pusat Kebudayaan Jepang. Di tempat tersebut, ia bersama Armijn Pane serta budayawan lainnya mementaskan drama.