Deretan Pahlawan Nasional yang Juga Seorang Seniman

Selasa, 08 November 2022 - 22:00 WIB
loading...
Deretan Pahlawan Nasional yang Juga Seorang Seniman
Terdapat tiga pahlawan nasional yang juga merupakan seorang seniman yakni WR Supratman, Ismail Marzuki, dan Usmar Ismail. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Terdapat beberapa pahlawan nasional yang juga merupakan seorang seniman. Meski tidak secara langsung terlibat dalam kemerdekaan, mereka menunjukkan kontribusinya lewat karya-karya yang dihasilkan.

Maka dari itu, pemerintah memberi mereka gelar pahlawan nasional. Berikut ini SINDOnews tampilkan deretan pahlawan nasional yang juga seorang seniman.

1. WR Supratman

Deretan Pahlawan Nasional yang Juga Seorang Seniman


WR Supratman atau Wage Rudolf Supratman lahir pada Maret 1903. WR Supratman adalah pencipta lagu kebangsaan Indonesia. Pada 1907, ia memulai pendidikan di sekolah taman kanak-kanak. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya di Tweede Inlandscheschool dan selesai pada 1917.

Dua tahun kemudian, ia lulus ujian untuk calon pegawai rendahan. Setelahnya, ia melanjutkan ke sekolah pendidikan guru. Diketahui, karier bermusiknya tidak terlepas dari peran sang kakak ipar, WM Van Eldick. Supratman diberi hadiah oleh kakak iparnya berupa biola ketika ulang tahun ke-17. Supratman bersama Van Eldik lalu mendirikan grup Jazz, Black and White.

Kepiawaian Supratman bermusik digunakannya untuk menciptakan lagu perjuangan. Salah satu lagu yang dibuatnya adalah lagu Indonesia Raya, yang merupakan lagu kebangsaan Indonesia. Pada pelaksanaan Kongres Pemuda Kedua di Jakarta, 27-28 Oktober 1928, Supratman ikut terlibat. Lagu Indonesia Raya yang merupakan ciptaannya pertama kali dinyanyikan pada Kongres Pemuda II.

Pada 17 Agustus 1938, Supratman meninggal dunia. Ia dimakamkan di Pemakaman Umum Kapasan Jalan Tambak Segaran Wetan Surabaya. Atas jasanya, Pemerintah Indonesia memberikan gelar pahlawan nasional berdasarkan Keppres No.16/SK/1971 tanggal 20 Mei 1971. Selain itu, pemerintah juga memberikan Tanda Kehormatan Bintang Mahaputra Utama kepadanya.

2. Ismail Marzuki

Deretan Pahlawan Nasional yang Juga Seorang Seniman


Ismail Marzuki adalah seorang seniman dan pahlawan nasional. Gelar pahlawan nasional diberikan pada Ismail Marzuki berdasarkan Keppres No.89/TK/2004 pada 5 November 2004.

Ismail Marzuki lahir di Jakarta pada 1914. Ia mendedikasikan dirinya untuk Indonesia melalui karyanya. Marzuki lahir dari keluarga yang sederhana. Ia tumbuh besar dalam asuhan sang ayah. Ibunya meninggal dunia ketika di masih kecil.

Masa kecil Ismail Marzuki diselimuti dunia musik. Sang ayah merupakan seorang pemain rebana. Marzuki pun kerap tampil di beberapa acara, seperti di acara sunatan hingga acara pengantin. Melalui sang ayah, benih bermusik Marzuki tumbuh dan berkembang.

Ketika berusia 17 tahun, Marzuki mengasah kemampuannya. Pada 1923, Marzuki dan teman-temannya menjadi anggota perkumpulan musik Lief Java. Pada perkumpulan musik ini, bakatnya berkembang menjadi penyair lagu, pengarang lagu, instrumentalis, hingga penyanyi.

Ismail Marzuki telah menghasilkan karya lagu, baik hasil ciptaannya maupun lagu yang diaransemen ulang. Lagu tersebut antara lain Rayuan Pulau Kelapa, Halo Halo Bandung, Indonesia Pusaka, Gugur Bunga hingga Selendang Sutera. Pada 25 Mei 1958, Ismail mengembuskan napas terakhir. Ia dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta.

3. Usmar Ismail

Deretan Pahlawan Nasional yang Juga Seorang Seniman


Usmar Ismail lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat pada 20 Maret 1921. Ia dikenal sebagai pelopor drama modern dan bapak film Indonesia. Usmar memulai pendidikan sekolah dasarnya di Batusangkar. Kemudian ia melanjutkan pendidikan SMP di Simpang Haru, Padang.

Sementara, pendidikan SMA diselesaikannya di Yogyakarta. Ia pun melajutkan pendidikan tinggi ke University of California, Los Angeles, Amerika Serikat. Bakatnya sebagai seniman sudah terlihat ketika ia berada di bangku SMP. Ketika itu, ia dan teman-temannya tampil dalam acara perayaan hari ulang tahun Putri Mahkota, Ratu Wilhelmina di Padang.

Kemudian, ia dan teman-temannya hadir dengan menyewa perahu serta pakaian bajak laut. Namun acara tersebut gagal karena mereka hampir pingsan lantaran kelelahan mengayuh perahu. Akan tetapi, hal tersebut menandakan Usmar Ismail berbakat menjadi seorang sutradara. Ia mempunyai imajinasi untuk menyajikan tontonan yang mengesankan.

Saat di bangku SMA, ia terlibat di dunia sastra. Usmar Ismail mulai mengirimkan karya-karya ke berbagai majalah. Bakat yang dimiliki semakin berkembang ketika bekerja di Kantor Besar Pusat Kebudayaan Jepang. Di tempat tersebut, ia bersama Armijn Pane serta budayawan lainnya mementaskan drama.

Pada 1943, ia bersama kakaknya, El Hakim, Rosihan Anwar, Cornel Simanjuntak, dan HB Jassin mendirikan kelompok sandiwara Maya. Pada perkembangannya, Usmar mulai menaruh minatnya pada perfilman.

Film-film yang pernah disutradarai oleh Usmar Ismail antara lain, Darah dan Doa, Enam Jam di Yogya, Dosa Tak Berampun, Krisis, Kafedo, Lewat Jam Malam, Tiga Dara dan Pejuang. Pada 2 Januari 1971, Usmar Ismail meninggal dunia karena sakit stroke. Ia diberi gelar pahlawan nasional oleh pemerintah pada 2021.
(kri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1213 seconds (0.1#10.140)