Deretan Jurnalis Bergelar Pahlawan Nasional, Nomor 3 Kakek Anies Baswedan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah jurnalis dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh pemerintah. Di antara mereka ada nama Abdurrahman Baswedan, kakek mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Pada masa memperjuangkan kemerdekaan, Indonesia memiliki banyak tokoh besar yang juga jurnalis. Melalui tulisannya, mereka dengan lantang menyuarakan berbagai hal, termasuk mengenai kaum perempuan yang tidak memiliki akses pendidikan.
Dalam rangka Hari Pahlawan yang diperingati setiap tanggal 10 November, berikut ini SINDOnews tampilkan deretan jurnalis yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional:
1. Roehana Koeddoes
Roehana Koeddoes adalah sosok jurnalis perempuan yang mendapat gelar Pahlawan Nasional pada 8 November 2019. Tokoh yang juga disebut Rohana Kudus ini lahir di Agam, Sumatera Barat, pada 20 Desember 1884 dan masih satu era dengan tokoh emansipasi wanita, Raden Adjeng Kartini.
Kariernya sebagai jurnalis dimulai ketika ia masih sangat muda. Aktif di dunia pendidikan, Rohana menulis di sebuah surat kabar bernama Poetri Hindia, meskipun kemudian dibubarkan pemerintah Hindia Belanda.
Melansir Okezone, hal itu tidak membuat Rohana berhenti menyuarakan pendapatnya dan menentang penjajahan. Dia menjadi jurnalis di Oetoesan Melajoe yang terbit pada 1911. Dia kemudian mendirikan surat kabar Sunting Melayu pada 10 Juli 1912. Nama Rohana harum sebagai perempuan pertama yang terjun ke dunia jurnalistik Tanah Air.
Dalam jurnal HUMANISMA: Journal of Gender Studies (2019) dengan judul ‘Gerakan Emansipasi Ruhana Kuddus Dalam Memperjuangkan Kesetaraan Pendidikan Perempuan di Minangkabau’, dirinya tidak membiarkan perempuan terus berada di bawah praktik adat istiadat. Pendidikan yang tidak merata merupakan salah satu ketidakadilan dalam pembangunan manusia. Rohana memajukan kaum perempuan dengan mendirikan Kerajinan Amai Setia pada tahun 1911. Kerajinan ini adalah lembaga pendidikan perempuan yang berusaha agar kaum perempuan memiliki kualitas dan kemandirian ekonomi.
2. Haji Agus Salim
Diplomat terkenal Indonesia, Haji Agus Salim, juga adalah seorang jurnalis andal. Pahlawan Nasional kelahiran 8 Oktober 1884 ini adalah salah satu pendiri surat kabar Fadjar Asia. Dalam buku bertajuk ‘Haji Agus Salim: Karya dan Pengabdiannya’ terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1985, disebutkan bahwa Agus Salim diminta memimpin harian Hindia Baru di Jakarta pada tahun 1925, kemudian mendirikan Fadjar Asia bersama HOS Tjokroaminoto, dua tahun setelahnya.
Pada masa memperjuangkan kemerdekaan, Indonesia memiliki banyak tokoh besar yang juga jurnalis. Melalui tulisannya, mereka dengan lantang menyuarakan berbagai hal, termasuk mengenai kaum perempuan yang tidak memiliki akses pendidikan.
Dalam rangka Hari Pahlawan yang diperingati setiap tanggal 10 November, berikut ini SINDOnews tampilkan deretan jurnalis yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional:
1. Roehana Koeddoes
Roehana Koeddoes adalah sosok jurnalis perempuan yang mendapat gelar Pahlawan Nasional pada 8 November 2019. Tokoh yang juga disebut Rohana Kudus ini lahir di Agam, Sumatera Barat, pada 20 Desember 1884 dan masih satu era dengan tokoh emansipasi wanita, Raden Adjeng Kartini.
Kariernya sebagai jurnalis dimulai ketika ia masih sangat muda. Aktif di dunia pendidikan, Rohana menulis di sebuah surat kabar bernama Poetri Hindia, meskipun kemudian dibubarkan pemerintah Hindia Belanda.
Melansir Okezone, hal itu tidak membuat Rohana berhenti menyuarakan pendapatnya dan menentang penjajahan. Dia menjadi jurnalis di Oetoesan Melajoe yang terbit pada 1911. Dia kemudian mendirikan surat kabar Sunting Melayu pada 10 Juli 1912. Nama Rohana harum sebagai perempuan pertama yang terjun ke dunia jurnalistik Tanah Air.
Dalam jurnal HUMANISMA: Journal of Gender Studies (2019) dengan judul ‘Gerakan Emansipasi Ruhana Kuddus Dalam Memperjuangkan Kesetaraan Pendidikan Perempuan di Minangkabau’, dirinya tidak membiarkan perempuan terus berada di bawah praktik adat istiadat. Pendidikan yang tidak merata merupakan salah satu ketidakadilan dalam pembangunan manusia. Rohana memajukan kaum perempuan dengan mendirikan Kerajinan Amai Setia pada tahun 1911. Kerajinan ini adalah lembaga pendidikan perempuan yang berusaha agar kaum perempuan memiliki kualitas dan kemandirian ekonomi.
2. Haji Agus Salim
Diplomat terkenal Indonesia, Haji Agus Salim, juga adalah seorang jurnalis andal. Pahlawan Nasional kelahiran 8 Oktober 1884 ini adalah salah satu pendiri surat kabar Fadjar Asia. Dalam buku bertajuk ‘Haji Agus Salim: Karya dan Pengabdiannya’ terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1985, disebutkan bahwa Agus Salim diminta memimpin harian Hindia Baru di Jakarta pada tahun 1925, kemudian mendirikan Fadjar Asia bersama HOS Tjokroaminoto, dua tahun setelahnya.