Deretan Jurnalis Bergelar Pahlawan Nasional, Nomor 3 Kakek Anies Baswedan

Senin, 07 November 2022 - 22:10 WIB
loading...
Deretan Jurnalis Bergelar...
Rohana Kudus dan Abdurrahman Baswedan (atas) serta Buya Hamka dan Agus Salim. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Sejumlah jurnalis dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh pemerintah. Di antara mereka ada nama Abdurrahman Baswedan, kakek mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Pada masa memperjuangkan kemerdekaan, Indonesia memiliki banyak tokoh besar yang juga jurnalis. Melalui tulisannya, mereka dengan lantang menyuarakan berbagai hal, termasuk mengenai kaum perempuan yang tidak memiliki akses pendidikan.

Dalam rangka Hari Pahlawan yang diperingati setiap tanggal 10 November, berikut ini SINDOnews tampilkan deretan jurnalis yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional:

1. Roehana Koeddoes

Roehana Koeddoes adalah sosok jurnalis perempuan yang mendapat gelar Pahlawan Nasional pada 8 November 2019. Tokoh yang juga disebut Rohana Kudus ini lahir di Agam, Sumatera Barat, pada 20 Desember 1884 dan masih satu era dengan tokoh emansipasi wanita, Raden Adjeng Kartini.

Kariernya sebagai jurnalis dimulai ketika ia masih sangat muda. Aktif di dunia pendidikan, Rohana menulis di sebuah surat kabar bernama Poetri Hindia, meskipun kemudian dibubarkan pemerintah Hindia Belanda.

Melansir Okezone, hal itu tidak membuat Rohana berhenti menyuarakan pendapatnya dan menentang penjajahan. Dia menjadi jurnalis di Oetoesan Melajoe yang terbit pada 1911. Dia kemudian mendirikan surat kabar Sunting Melayu pada 10 Juli 1912. Nama Rohana harum sebagai perempuan pertama yang terjun ke dunia jurnalistik Tanah Air.

Dalam jurnal HUMANISMA: Journal of Gender Studies (2019) dengan judul ‘Gerakan Emansipasi Ruhana Kuddus Dalam Memperjuangkan Kesetaraan Pendidikan Perempuan di Minangkabau’, dirinya tidak membiarkan perempuan terus berada di bawah praktik adat istiadat. Pendidikan yang tidak merata merupakan salah satu ketidakadilan dalam pembangunan manusia. Rohana memajukan kaum perempuan dengan mendirikan Kerajinan Amai Setia pada tahun 1911. Kerajinan ini adalah lembaga pendidikan perempuan yang berusaha agar kaum perempuan memiliki kualitas dan kemandirian ekonomi.


2. Haji Agus Salim

Diplomat terkenal Indonesia, Haji Agus Salim, juga adalah seorang jurnalis andal. Pahlawan Nasional kelahiran 8 Oktober 1884 ini adalah salah satu pendiri surat kabar Fadjar Asia. Dalam buku bertajuk ‘Haji Agus Salim: Karya dan Pengabdiannya’ terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1985, disebutkan bahwa Agus Salim diminta memimpin harian Hindia Baru di Jakarta pada tahun 1925, kemudian mendirikan Fadjar Asia bersama HOS Tjokroaminoto, dua tahun setelahnya.



Kiprah jurnalistik Agus Salim terus berlanjut, dengan menjadi redaktur harian Mustika di Yogyakarta (1931-1932). Sebagai seorang jurnalis, tulisan-tulisan Agus Salim terkenal sangat kritis dan tajam dengan bahasa yang populer, sehingga mudah dipahami para pembaca. Berbagai tulisannya itu juga diterbitkan di banyak surat kabar, seperti Keng Po, Dunia Islam, Pujangga Baru, dan Mimbar Agama.

Seusai kemerdekaan, Agus Salim ditunjuk sebagai pengurus Kesatuan Wartawan Indonesia Pusat. Kemudian, ia juga dipercaya sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia periode 1947 hingga 1949.

Agus Salim berhasil membuat Mesir mengakui kemerdekaan Indonesia dalam kunjungannya, April 1947. Setelah bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Mesir Nokrashi Pasha pada 10 Juni 1947, pemerintah Mesir bersedia mengakui bahwa Indonesia sudah merdeka melalui perjanjian persahabatan.

Pemerintah Indonesia memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Agus Salim tanggal 27 Desember 1961.

3. Abdurrahman Baswedan

Kakek Anies Baswedan , Abdurrahman Baswedan, adalah salah satu Pahlawan Nasional yang berlatar belakang jurnalis. Dia lahir di Surabaya, 11 September 1908 dan menempuh pendidikan secara berpindah-pindah.

Melansir laman Kepustakaan Perpusnas, Abdurrahman kerap berpindah sekolah karena memiliki pertentangan batin yang membuatnya jarang merasa nyaman di sekolah. Awalnya, ia masuk ke sebuah madrasah bernama Ak-Khairiyah, yang berdekatan dengan Masjid Ampel. Setelahnya, dia menjalankan pendidikan di Jakarta dengan menimba ilmu di Madrasah Al Irsyad pimpinan Syekh Ahmad Sukartie.

Ketika dewasa, Abdurrahman menjadi seorang jurnalis yang aktif di pergerakan nasional. Berbagai sumber menyebut, ia pernah menjadi redaktur di Harian Sin Tit Po, Surabaya tahun 1932. Gaji pertamanya sebagai seorang jurnalis adalah 75 gulden. Angka ini merupakan nominal yang cukup besar saat itu.

Dirinya juga tercatat pernah menjadi redaktur Harian Soeara Oemoem di Surabaya tahun 1933, redaktur Harian Matahari di Semarang tahun 134 dan penerbit serta pemimpin Majalah Sadar.

Seusai kemerdekaan, Abdurrahman juga aktif menjadi penerbit dan pemimpin majalah Nusaputra di Yogyakarta pada tahun 1950-an. Di era 1970-an, ia menjadi penasihat redaksi di Harian Masa Kini.

Abdurrahman Baswedan diberi gelar Pahlawan Nasional pada 8 November 2018.

4. Buya Hamka

H Abdul Malik Karim Amrullah atau Buya Hamka merupakan jurnalis dan ulama besar Indonesia kelahiran Agam, Sumatera Barat, 17 Februari 1908. Dirinya ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 7 November 2011.



Selama hidupnya, Hamka dikenal luas sebagai sosok yang tegas, apalagi dalam berdakwah. Ia juga pernah menjadi politikus dengan bergabung dengan Partai Masyumi. Selain itu, Hamka adalah Ketua MUI (Majelis Ulama Indonesia) pertama dan aktif di organisasi Muhammadiyah hingga wafat pada 24 Juli 1981.

Seusai kemerdekaan, Hamka sempat mendirikan majalah Panji Masyarakat, namun tidak bertahan lama. Majalah tersebut diberedel Presiden Soekarno, setelah menurunkan tulisan Moh. Hatta bertajuk ‘Demokrasi Kita’ pada 1960. Diketahui, kala itu Hatta sudah mundur sebagai wakil presiden.

Salah satu karya Hamka paling terkenal adalah Tenggelamnya Kapal Van der Wijk yang ia tulis pada 1938. Buku ini juga sempat divisualisasikan dalam sebuah film pada tahun 2013.
(zik)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1361 seconds (0.1#10.140)