Bertahan dan Tumbuh dalam Turbulensi Ekonomi Dunia

Senin, 31 Oktober 2022 - 11:39 WIB
loading...
Bertahan dan Tumbuh...
Candra Fajri Ananda/FOTO.DOK KORAN SINDO
A A A
Candra Fajri Ananda
Staf Khusus Menteri Keuangan RI

Pascabadai pandemi, pemulihan ekonomi berangsur menunjukkan pemulihan. Sepanjang semester I/2022, prekonomian domestik tumbuh 5,23%. Realisasi paruh pertama tahun ini bahkan telah mencapai 7,1% di atas level sebelum pandemi.

Kinerja pemulihan ekonomi Indonesia dibandingkan berbagai negara lainnya dalam kelompok G20 maupun ASEAN, termasuk secara relatif cepat dan tinggi. Pemulihan ekonomi Indonesia menjadi yang paling kuat setelah China dan India di dalam kelompok negara G20.

Kini, pertumbuhan ekonomi tidak lagi bergantung kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) seperti saat awal pandemi. Kinerja ekonomi di semester I/2022 telah kembali ke variabel utamanya yaitu dari sisi konsumsi, investasi, dan ekspor yang terpantau menunjukkan sinyal positif.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pada kuartal II/2022, perekonomian Indonesia di seluruh lapangan usaha telah tumbuh positif, kecuali administrasi pemerintahan dan jasa pendidikan. Pengeluaran konsumsi dan ekspor menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi pada periode tersebut.

Kebijakan Pemerintah yang mengizinkan masyarakat untuk mudik pada Hari Raya Idulfitri di bulan Mei lalu mendorong konsumsi masyarakat dengan sangat kuat dan menghasilkan perputaran ekonomi di seluruh wilayah Indonesia.

Sumbangan pertumbuhan yang siginifikan juga berasal dari kinerja impresif ekspor Indonesia. Selain karena faktor peningkatan harga komoditas, menguatnya kapasitas output di berbagai sektor juga turut mendorong peningkatan ekspor Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi dari sisidemandtercermin juga dari pertumbuhan dari sisi sektoral. Industri Pengolahan sebagai driver terbesar pertumbuhan masih tumbuh 4,01% (yoy). Selain itu, sektor Transportasi dan Pergudangan serta Akomodasi & Makan Minum tumbuh masing-masing 21,27% dan 9,76%.

Di tengah ketidakpastian global, indikator sektor eksternal Indonesia juga menunjukkan perkembangan yang relatif baik dan terkendali. Hal itu tercermin dari transaksi berjalan yang masih surplus, neraca perdagangan yang surplus selama 26 bulan berturut-turut, cadangan devisa yang tetap tinggi per Juli 2022 untuk membiayai 6,2 bulan impor, serta rasio utang masih berada pada level yang aman.

Strategi Menghadapi Guncangan
Peningkatan risiko global berdampak pada penurunan daya beli konsumsi masyarakat serta meningkatkancost of funddan berpotensi menghambat tren pemulihan. Oleh sebab itu, APBN didorong sebagaishock absorberdalam menjaga momentum pemulihan ekonomi semakin menguat dan melindungi daya beli masyarakat kemudian kondisi fiskal perlu dijaga tetap sehat dan berkelanjutan.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1896 seconds (0.1#10.140)