Ganjar Siap Nyapres, Direktur Trias Politika: Turunkan Sekoci Agar Tak Mubazir
loading...
A
A
A
“Pertama, mulai terbuka dan mengapresiasi langsung partai-partai di luar PDIP yang mendeklarasikan Ganjar sebagai capres, agar tindaklanjutnya memperbesar peluang Ganjar maju ke arena pilpres. Sekaligus realitas politik ini menempatkan Ganjar bukan lagi semata kader PDIP atau petugas partai, namun kader bangsa yang siap mengabdi bagi republik,” tuturnya.
Kedua, kata dia, dengan arahan tersebut mau tidak mau PDIP harus mempercepat pengumuman capresnya, agar Ganjar tidak dibajak. Karena, sambungnya, lawan yang mengemuka sementara ini dari hasil koalisi prapilpres, menghadirkan Prabowo di sisi KIR dan Anies dalam konteks KPI.
“Baik Prabowo dan Anies, selama ini menjadi lawan sepadan bagi Ganjar diberagam survei kredibel. Karena elektabilitas Puan belum memadai untuk langsung bertarung sebagai capres. Perihal ini penting agar menang tiga kali berturut-turut (hattrick) di Pemilu 2024 sebagai arahan strategis PDIP semakin dekat untuk diraih. Karena berpadu mesin partai yang solid dengan efek ekor jas (coat tail effect) yang dimiliki oleh Ganjar,” katanya.
Ketiga, kata dia, sampai ditahap ini, maka simulasi pasangan yang mungkin muncul bisa menghadirkan Ganjar-Puan bila PDIP tak berkoalisi atau Ganjar dengan kader partai lain, agar ceruk pemilih yang didapat semakin besar karena kebutuhannya. PDIP memerlukan cawapres dari kalangan santri atau sosok yang bisa merepresentasikan keterwakilan minimal di wilayah Jawa Barat atau Sumatera untuk melengkapi basis PDIP di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
“Namun bila PDIP tak memberi respons positif terkait pencalonan Ganjar, maka mau tak mau Ganjar mesti menurunkan sekoci politiknya bersama KIB atau koalisi lainnya. Sehingga ia tetap bisa berlayar mengarungi Pilpres,” pungkasnya.
Kedua, kata dia, dengan arahan tersebut mau tidak mau PDIP harus mempercepat pengumuman capresnya, agar Ganjar tidak dibajak. Karena, sambungnya, lawan yang mengemuka sementara ini dari hasil koalisi prapilpres, menghadirkan Prabowo di sisi KIR dan Anies dalam konteks KPI.
“Baik Prabowo dan Anies, selama ini menjadi lawan sepadan bagi Ganjar diberagam survei kredibel. Karena elektabilitas Puan belum memadai untuk langsung bertarung sebagai capres. Perihal ini penting agar menang tiga kali berturut-turut (hattrick) di Pemilu 2024 sebagai arahan strategis PDIP semakin dekat untuk diraih. Karena berpadu mesin partai yang solid dengan efek ekor jas (coat tail effect) yang dimiliki oleh Ganjar,” katanya.
Ketiga, kata dia, sampai ditahap ini, maka simulasi pasangan yang mungkin muncul bisa menghadirkan Ganjar-Puan bila PDIP tak berkoalisi atau Ganjar dengan kader partai lain, agar ceruk pemilih yang didapat semakin besar karena kebutuhannya. PDIP memerlukan cawapres dari kalangan santri atau sosok yang bisa merepresentasikan keterwakilan minimal di wilayah Jawa Barat atau Sumatera untuk melengkapi basis PDIP di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
“Namun bila PDIP tak memberi respons positif terkait pencalonan Ganjar, maka mau tak mau Ganjar mesti menurunkan sekoci politiknya bersama KIB atau koalisi lainnya. Sehingga ia tetap bisa berlayar mengarungi Pilpres,” pungkasnya.
(mhd)