LKBN Antara Bangun Kompleks Jurnalistik Moderen di Pasar Baru Jakarta

Minggu, 16 Oktober 2022 - 12:20 WIB
loading...
A A A
“Kami bercita-cita bahwa kompleks jurnalistik moderen di Jalan Antara ini menjadi ikon jurnalisme dan pemicu revitalisasi kawasan historis Pasar Baru,” tuturnya.

Dia menuturkan, kompleks jurnalistik moderen ini akan terdiri dari dua bagian yaitu gedung bekas Aneta yang sudah tidak difungsikan selama 30-an tahun terakhir dan gedung Galeri Foto Jurnalistik Antara (GFJA) yang selama ini difungsikan sebagai tempat untuk mewadahi pameran atau apresiasi seni dari komunitas foto-jurnalistik dan lainnya.

Bekas gedung Aneta akan direvitalisasi sebagai sebuah ruang redaksi konvergensi yang tidak hanya menjadi tempat diabadikan dan didesiminasikannya perjalanan bangsa ke publik, namun juga sebuah laboratorium pembelajaran bagi seluruh entitas yang peduli dengan perkembangan jurnalisme Indonesia.

Sementara itu, gedung GFJA diproyeksikan untuk tidak hanya menjadi museum dan galeri untuk menampilkan hasil karya jurnalistik dan seni, namun juga mewadahi diskusi dan dialog komunitas, baik tentang jurnalisme dan segala tantangannya di masa depan ataupun sarana menjembatani lahirnya gagasan atau pemikiran yang akan membawa perbaikan bagi negeri.

Sebelumnya, selain menempati gedung GFJA di Kawasan Pasar Baru, sebagian besar operasional Perum LKBN Antara berada di Wisma Antara yang berlokasi di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.

Proses revitalisasi gedung bersejarah Antara tersebut dilakukan setelah penjualan Wisma Antara ke PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) atau BSI oleh PT Mastindo Mulia dan Perum LKBN Antara pada 19 September 2022.

“Penjualan ini terjadi setelah mendapat persetujuan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dituangkan dalam persetujuan Kementerian Badan Usaha Milik Negara dengan surat No. S-241/MBU/DHK/08/2022 tertanggal 2 Agustus 2022,” kata Meidyatama.

Wisma Antara dikelola oleh PT ANPA Internasional yang sahamnya dimiliki oleh Perum LKBN ANTARA sebesar 20 persen dan PT Mastindo Mulia sebesar 80 persen.

Nilai saham 20 persen ini sebelum dikembalikan ke Perum LKBN Antara pada tahun 2017 melalui RUPSLB dimiliki oleh PT Akuel yang merupakan anak perusahaan Perum LKBN Antara. Pada 1972, PT Akuel yang dalam perjanjian disebut sebagai PT ANTAR membentuk joint venture dengan BV Pabema. Di dalam perjanjian itu tidak menampilkan skema build operate transfer (BOT) atau bangun guna serah.

Pada 2013, BV Pabema menawarkan 80 persen sahamnya kepada PT Akuel, namun karena satu dan lain hal minat Perum LKBN Antara sebagai induk untuk membeli saham tersebut tidak dapat terlaksana. Kemudian, PT Mastindo Mulia mengakuisisi 80 persen pada 2014, setelah mendapat persetujuan perwakilan Perum LKBN Antara dalam RUPS-LB PT ANPA.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.7891 seconds (0.1#10.140)