Jokowi Butuh Menteri yang Punya Terobosan Atasi Covid-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dosen Politik UIN Jakarta Bakir Ihsan yang dihubungi terpisah menyatakan, kemarahan Presiden Jokowi kepada para pembantunya dalam mengatasi Covid-19 dapat dipahami secara objektif. Ia menilai, saat ini dibutuhkan menteri yang mau kerja ekstra dalam hal menangani pandemi ini.
"Perlu menteri yang punya terobosan, bertindak out of the box untuk memastikan anak bangsa aman dari corona," ujarnya, Minggu (5/7/2020).
Ia melihat, ada beberapa menteri yang potensial diganti presiden, di antaranya yang terkait langsung dengan penanganan Covid-19, dan menteri yang mengurusi masalah sosial terkait dampak yang ditimbulkan dari wabah ini.
"Begitu juga Kementerian Sosial tidak hanya masalah bantuan, tapi memberdayakan agar masyarakat tahan banting di tengah Covid-19," kata Bakir. ( ).
Sementara, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menyebut, menteri yang disindir Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam sidang kabinet yang paling potensial diganti.
"Kemarahan presiden sepertinya buying time agar menteri memperbaiki kinerja. Jika tidak, reshuffle kemungkinan besar terjadi," tutur Adi saat dihubungi SINDOnews, Minggu (5/7/2020).
Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti kinerja para menterinya yang dinilai belum maksimal dalam menangani pandemi Covid-19. Dia mengatakan bahwa hal ini terlihat dari belanja-belanja di kementerian yang masih biasa-biasa saja.
"Perlu saya ingatkan belanja-belanja di kementerian, saya lihat laporan masih biasa-biasa saja. Segera keluarkan belanja itu secepat-cepatnya. Karena uang beredar akan semakin banyak, konsumsi masyarakat nanti akan naik. Jadi belanja-belanja-belanja kementerian tolong dipercepat," ujarnya dalam video pembukaan sidang kabinet paripurna tanggal 18 Juni yang diunggah Biro Pers Setpres, Minggu (28/6/2020). ( ).
"Perlu menteri yang punya terobosan, bertindak out of the box untuk memastikan anak bangsa aman dari corona," ujarnya, Minggu (5/7/2020).
Ia melihat, ada beberapa menteri yang potensial diganti presiden, di antaranya yang terkait langsung dengan penanganan Covid-19, dan menteri yang mengurusi masalah sosial terkait dampak yang ditimbulkan dari wabah ini.
"Begitu juga Kementerian Sosial tidak hanya masalah bantuan, tapi memberdayakan agar masyarakat tahan banting di tengah Covid-19," kata Bakir. ( ).
Sementara, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menyebut, menteri yang disindir Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam sidang kabinet yang paling potensial diganti.
"Kemarahan presiden sepertinya buying time agar menteri memperbaiki kinerja. Jika tidak, reshuffle kemungkinan besar terjadi," tutur Adi saat dihubungi SINDOnews, Minggu (5/7/2020).
Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti kinerja para menterinya yang dinilai belum maksimal dalam menangani pandemi Covid-19. Dia mengatakan bahwa hal ini terlihat dari belanja-belanja di kementerian yang masih biasa-biasa saja.
"Perlu saya ingatkan belanja-belanja di kementerian, saya lihat laporan masih biasa-biasa saja. Segera keluarkan belanja itu secepat-cepatnya. Karena uang beredar akan semakin banyak, konsumsi masyarakat nanti akan naik. Jadi belanja-belanja-belanja kementerian tolong dipercepat," ujarnya dalam video pembukaan sidang kabinet paripurna tanggal 18 Juni yang diunggah Biro Pers Setpres, Minggu (28/6/2020). ( ).
(zik)