Cak Nun Minta Polri Mawas Diri: Jangan sampai Suporter Sepak Bola Disamakan Teroris
loading...
A
A
A
JAKARTA - Budayawan Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun menyampaikan analisisnya mengenai tragedi Kanjuruhan . Menurut dia, apa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022) malam hingga Minggu (2/20/2022) dini hari bukanlah tragedi sepak bola.
Peristiwa tidak melibatkan dua kubu suporter dan terjadi di luar lapangan sepak bola, kendati masih berada di dalam stadion. Menurut Cak Nun, yang terjadi adalah ketidaksiapan antisipasi.
”Ada ketidaktertataan, ketidaksiapan mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang menyangkut dunia sepak bola. Ini bisa terjadi juga di dunia musik misalnya. Makanya harus ada tatanan,” ujar Cak Nun dalam video di saluran Youtube CakNun.Com, dikutip Selasa (4/10/2022).
Cak Nun melihat tragedi Kanjuruhan adalah ujian bagi negara. Mengutip ungkapan Jawa Deso Mowocoro Negoro Mowototo, Cak Nun menilai rakyat sekarang sudah punya cara untuk hidup, cara memelihara persatuan, cara untuk bersenang-senang dan sebagainya. ”Nah negara sedang diuji, bisa menata atau tidak? Dalam hal ini negara diwakili kepolisian kan,” tutur Cak Nun.
Suami artis Novia Kolopaking ini lalu memberikan pesan kepada Polri. Pertama, jangan sampai mengatakan sesuatu yang tidak objektif dan tidak bijaksana. ”Kedua, jangan sampai masyarakat menganggap maling teriak maling terhadap polisi,” kata Cak Nun.
Kiai Mbeling ini juga meminta Menkopolhukam Mahfud MD untuk membuat pernyataan yang cukup meyakinkan masyarakat bahwa tim yang diketuainya dalam masalah tragedi Kanjuruhan memang tim independen yang objektif.
”Entah bagaimana narasinya, Pak Mahfud harus menyampaikan bahwa tim ini independen, bukan tim kepolisian. Lho, mosok Polri ada dugaan terlibat kok menjadi ketua tim misalnya,” katanya.
Secara khusus, Cak Nun meminta agar Polri mawas diri. Hal itu penting untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali di waktu-waktu mendatang.
”Gas air mata itu biasanya dipakai untuk apa? Untuk teroris, kan? Bukan untuk suporter sepak bola. Polri sekarang harus merintis budaya mawas diri. Ini bukan urusan hari Minggu kemarin. Itu urusannya juga hari esok. Jangan sampai suporter sepak bola disamakan dengan teroris,” ujar dia.
Peristiwa tidak melibatkan dua kubu suporter dan terjadi di luar lapangan sepak bola, kendati masih berada di dalam stadion. Menurut Cak Nun, yang terjadi adalah ketidaksiapan antisipasi.
”Ada ketidaktertataan, ketidaksiapan mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang menyangkut dunia sepak bola. Ini bisa terjadi juga di dunia musik misalnya. Makanya harus ada tatanan,” ujar Cak Nun dalam video di saluran Youtube CakNun.Com, dikutip Selasa (4/10/2022).
Cak Nun melihat tragedi Kanjuruhan adalah ujian bagi negara. Mengutip ungkapan Jawa Deso Mowocoro Negoro Mowototo, Cak Nun menilai rakyat sekarang sudah punya cara untuk hidup, cara memelihara persatuan, cara untuk bersenang-senang dan sebagainya. ”Nah negara sedang diuji, bisa menata atau tidak? Dalam hal ini negara diwakili kepolisian kan,” tutur Cak Nun.
Suami artis Novia Kolopaking ini lalu memberikan pesan kepada Polri. Pertama, jangan sampai mengatakan sesuatu yang tidak objektif dan tidak bijaksana. ”Kedua, jangan sampai masyarakat menganggap maling teriak maling terhadap polisi,” kata Cak Nun.
Kiai Mbeling ini juga meminta Menkopolhukam Mahfud MD untuk membuat pernyataan yang cukup meyakinkan masyarakat bahwa tim yang diketuainya dalam masalah tragedi Kanjuruhan memang tim independen yang objektif.
”Entah bagaimana narasinya, Pak Mahfud harus menyampaikan bahwa tim ini independen, bukan tim kepolisian. Lho, mosok Polri ada dugaan terlibat kok menjadi ketua tim misalnya,” katanya.
Secara khusus, Cak Nun meminta agar Polri mawas diri. Hal itu penting untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali di waktu-waktu mendatang.
”Gas air mata itu biasanya dipakai untuk apa? Untuk teroris, kan? Bukan untuk suporter sepak bola. Polri sekarang harus merintis budaya mawas diri. Ini bukan urusan hari Minggu kemarin. Itu urusannya juga hari esok. Jangan sampai suporter sepak bola disamakan dengan teroris,” ujar dia.
(muh)