Pengamat Sebut Erick Thohir Tengah Bentuk Budaya Andal di BUMN
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pengamat Pusat Studi BUMN dari FEB Universitas Hasanudin Makasar, Mursalim Nohong mendukung langkah Menteri BUMN, Erick Thohir menujuk jajaran direksi dan komisaris BUMN dengan menggunakan strategi talent pool (sekelompok orang bertalenta unggul) yang dikelola oleh Deputi SDM kementerian BUMN.
(Baca juga: Dinilai Tak Inovatif, Erick Tohir Malah Perkeruh Konflik Agraria)
Hal tersebut dipandang Mursalim, sebagai wadah untuk mencari sosok pemimpin BUMN yang andal. Dia berpendapat, bahwa penempatan seseorang di BUMN sudah tepat karena sesuai kapabilitas, profesionalitas, mendukung bisnis di masa depan. Selain itu, telah melalui mekanisme dan ketentuan sendiri yang sudah di atur oleh Kementerian BUMN.
"Saya kira di BUMN sendiri punya mekanisme dalam penentuan, kita ini tidak tahu bahwa sebelum muncul di media, sebenarnya ada mekanisme di dalam. Kenapa itu kemudian keluar, saya kira apa yang dilakukan itu tidak serta merta karena pasti mereka sudah membuka aturan," ujar Mursalim, Jumat (3/7/2020).
(Baca juga: Terlalu Dini Masuk Bursa Capres, Erick Thohir Disarankan Fokus Kembangkan BUMN)
Mursalim menambahkan, penunjukan sejumlah komisaris oleh Erick Thohir sebagai konsekuensi keberadaan pemerintah sebagai pemilik modal. Sebagai pemilik modal atau pemegang saham pemerintah tentu berkepentingan untuk menempatkan orang-orangnya pada posisi komisaris dengan tugas utamanya mengawasi Direksi dalam menjalankan kepengurusan Persero serta memberikan nasihat kepada Direksi.
"Kalau misalnya memang ada pelanggaran itu tentukan artinya dalam konteks ada sesuatu yang bertentangan dengan ketentuan, paling tidak kan Ombudsman juga pasti bertindak lebih jauh, kalau misalnya Ombudsmannya tidak bertindak berartikan dia melakukan pembiaran," kata Mursalim.
Akademisi FEB Universitas Hasanuddin Makassar itu menjelaskan, tantangan dari orang-orang yang sudah terpilih menempati jabatan yang diamanahkan ialah membuktikan kinerjanya secara maksimal.
"Tantanganya adalah mereka-mereka yang diangkat ini harus menjaga kehormatanya Pak Menteri, dia harus membuktikan bahwa mereka bisa bekerja dengan bagus," ungkap Mursalim.
Para Komisaris dan Direksi harus mendukung gebrakan Erick Thohir dalam upaya menyehatkan perusahaan, Mursalim meyakini, para komisaris yang ditunjuk memiliki leadership dan integritas yang baik.
"Kita harus mendukung langkah Pak Menteri dengan manuver-manuvernya, dengan restruktrurisasi yang dilakukan, itu kita harus sama-sama mendukung, jangan kita punya image lagi seperti dulu-dulu, memangnya kalau TNI dan Polri (Komisaris) itu tidak profesional saya kira jangan dulu," jelasnya.
Selain itu menurut dia, mengenai kekhawatiran untuk tidak optimal dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab dari Komisaris, maka harus dipahami, komisaris itu tidak harus setiap hari (day to day) ada, tetapi yang pasti pengawasan tetap dijalankan.
Tentu dalam melaksanakan tugas tersebut kementerian BUMN dan perusahaan-perusahaan memiliki mekanisme yang baik. "Terkait dengan pendapatan yang diterima, sepanjang namanya bukan gaji tapi honorarium, maka tentu tidak bertentangan dengan aturan," ujarnya.
Menurut Mursalim, penting untuk dipahami bahwa pengangkatan anggota Komisaris pemerintah dalam hal ini kementerian BUMN sesuai dengan mekanisme yakni RUPS dan diangkat berdasarkan pertimbangan integritas, dedikasi, memahami masalah-masalah manajemen perusahaan.
"Yang berkaitan dengan salah satu fungsi manajemen, memiliki pengetahuan yang memadai di bidang usaha Persero tersebut, serta dapat menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugasnya," tambahnya
Diketahui, Kementerian BUMN tengah berupaya melakukan perubahan pada pola penunjukkan pengurus perusahaan pelat merah dengan memperbesar porsi rekrutmen dari luar BUMN dari 10 persen menjadi 30 persen.
Erick Thohir rencananya akan memperbesar cakupan talent pool sumber daya manusia (SDM) di perusahaan BUMN, diharapkan pengurus BUMN dapat berbenah dan meningkatkan kompetensinya.
"Supaya seru, dengan ada persaingan besar, talent pool-nya besar. Sekarang juga tidak ada lagi direktur ini ada 'harga'-nya. Kalau masih yang seperti itu, saya copot. Masa orang mau duduk harus bayar-bayaran," ujar Erick
Hal tersebut diharapkan tidak ada lagi praktik tawar menawar harga untuk menjadi direksi BUMN. Dengan memperbesar cakupan talent pool sumber daya manusia, diharapkan pengurus BUMN dapat berbenah dan meningkatkan kompetensinya.
(Baca juga: Dinilai Tak Inovatif, Erick Tohir Malah Perkeruh Konflik Agraria)
Hal tersebut dipandang Mursalim, sebagai wadah untuk mencari sosok pemimpin BUMN yang andal. Dia berpendapat, bahwa penempatan seseorang di BUMN sudah tepat karena sesuai kapabilitas, profesionalitas, mendukung bisnis di masa depan. Selain itu, telah melalui mekanisme dan ketentuan sendiri yang sudah di atur oleh Kementerian BUMN.
"Saya kira di BUMN sendiri punya mekanisme dalam penentuan, kita ini tidak tahu bahwa sebelum muncul di media, sebenarnya ada mekanisme di dalam. Kenapa itu kemudian keluar, saya kira apa yang dilakukan itu tidak serta merta karena pasti mereka sudah membuka aturan," ujar Mursalim, Jumat (3/7/2020).
(Baca juga: Terlalu Dini Masuk Bursa Capres, Erick Thohir Disarankan Fokus Kembangkan BUMN)
Mursalim menambahkan, penunjukan sejumlah komisaris oleh Erick Thohir sebagai konsekuensi keberadaan pemerintah sebagai pemilik modal. Sebagai pemilik modal atau pemegang saham pemerintah tentu berkepentingan untuk menempatkan orang-orangnya pada posisi komisaris dengan tugas utamanya mengawasi Direksi dalam menjalankan kepengurusan Persero serta memberikan nasihat kepada Direksi.
"Kalau misalnya memang ada pelanggaran itu tentukan artinya dalam konteks ada sesuatu yang bertentangan dengan ketentuan, paling tidak kan Ombudsman juga pasti bertindak lebih jauh, kalau misalnya Ombudsmannya tidak bertindak berartikan dia melakukan pembiaran," kata Mursalim.
Akademisi FEB Universitas Hasanuddin Makassar itu menjelaskan, tantangan dari orang-orang yang sudah terpilih menempati jabatan yang diamanahkan ialah membuktikan kinerjanya secara maksimal.
"Tantanganya adalah mereka-mereka yang diangkat ini harus menjaga kehormatanya Pak Menteri, dia harus membuktikan bahwa mereka bisa bekerja dengan bagus," ungkap Mursalim.
Para Komisaris dan Direksi harus mendukung gebrakan Erick Thohir dalam upaya menyehatkan perusahaan, Mursalim meyakini, para komisaris yang ditunjuk memiliki leadership dan integritas yang baik.
"Kita harus mendukung langkah Pak Menteri dengan manuver-manuvernya, dengan restruktrurisasi yang dilakukan, itu kita harus sama-sama mendukung, jangan kita punya image lagi seperti dulu-dulu, memangnya kalau TNI dan Polri (Komisaris) itu tidak profesional saya kira jangan dulu," jelasnya.
Selain itu menurut dia, mengenai kekhawatiran untuk tidak optimal dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab dari Komisaris, maka harus dipahami, komisaris itu tidak harus setiap hari (day to day) ada, tetapi yang pasti pengawasan tetap dijalankan.
Tentu dalam melaksanakan tugas tersebut kementerian BUMN dan perusahaan-perusahaan memiliki mekanisme yang baik. "Terkait dengan pendapatan yang diterima, sepanjang namanya bukan gaji tapi honorarium, maka tentu tidak bertentangan dengan aturan," ujarnya.
Menurut Mursalim, penting untuk dipahami bahwa pengangkatan anggota Komisaris pemerintah dalam hal ini kementerian BUMN sesuai dengan mekanisme yakni RUPS dan diangkat berdasarkan pertimbangan integritas, dedikasi, memahami masalah-masalah manajemen perusahaan.
"Yang berkaitan dengan salah satu fungsi manajemen, memiliki pengetahuan yang memadai di bidang usaha Persero tersebut, serta dapat menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugasnya," tambahnya
Diketahui, Kementerian BUMN tengah berupaya melakukan perubahan pada pola penunjukkan pengurus perusahaan pelat merah dengan memperbesar porsi rekrutmen dari luar BUMN dari 10 persen menjadi 30 persen.
Erick Thohir rencananya akan memperbesar cakupan talent pool sumber daya manusia (SDM) di perusahaan BUMN, diharapkan pengurus BUMN dapat berbenah dan meningkatkan kompetensinya.
"Supaya seru, dengan ada persaingan besar, talent pool-nya besar. Sekarang juga tidak ada lagi direktur ini ada 'harga'-nya. Kalau masih yang seperti itu, saya copot. Masa orang mau duduk harus bayar-bayaran," ujar Erick
Hal tersebut diharapkan tidak ada lagi praktik tawar menawar harga untuk menjadi direksi BUMN. Dengan memperbesar cakupan talent pool sumber daya manusia, diharapkan pengurus BUMN dapat berbenah dan meningkatkan kompetensinya.
(maf)