Dokter Reisa Imbau Waspada Demam Berdarah di Tengah Corona
loading...
A
A
A
JAKARTA - Anggota Tim Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 (virus Corona), dr Reisa Broto Asmoro, meminta masyarakat waspada risiko penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di tengah pandemi Corona.
(Baca juga: Bertambah 1.301 Kasus, Jumlah Pasien Positif Covid-19 Capai 60.695 Orang)
Saat ini, kata Reisa penambahan kasus baru dan kematian akibat DBD terus bertambah. Ia mengatakan puncak DBD biasanya pertengahan tahun seperti sekarang. Bahkan, ada enam daerah terdampak kasus Covid-19 maupun DBD.
"Wilayahan dengan banyak kasus DBD merupakan wilayah dengan kasus Covid-19 yang tinggi, seperti Jawa Barat, Lampung, NTT, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogkakarta dan Sulawesi Selatan," kata Reisa di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Graha BNPB, Jakarta, Jumat (3/7/2020).
(Baca juga: Dokter Reisa Beberkan 12 Protokol Kesehatan Aman Covid-19 di Tempat Kerja)
Reisa mengatakan, meskipun tingkat zonasi risiko DBD setiap daerah berbeda-beda. DIY menjadi zona risiko penularan terendah, yakni dengan penambahan 4 kasus baru, total menjadi 324 kasus positif. Sebanyak 271 sembuh dan 8 pasien meninggal.
Adapun Jawa Timur memiliki zona risiko tertinggi, yakni penambahan 353 kasus per hari, total menjadi 13.048 kasus positif. Sebanyak 4.638 di antaranya berhasil sembuh dan 969 lainnya meninggal.
Reisa pun mengingatkan, DBD yang bersifat endemik akan berbahaya di tengah pandemi Covid-19. Sehingga menekan angka kasus DBD menjadi tantangan terberat pemerintah Indonesia.
Menurut Kemenkes, kata Reisa bahwa DBD di Indonesia dari minggu ke minggu, dari minggu pertama ke-27 tahun 2020, jumlah kasus DBD lebih dari 70 ribu, tersebar di lebih dari 34 provinsi dan 465 kabupaten/kota dengan jumlah kematian hampir 500 orang.
Reisa meminta masyarakat mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah DBD dan Corona. Terutama dengan mematuhi protokol kesehatan seperti rajin membersihkan badan dan membersihkan rumah, tubuh bisa terhindar dari virus Corona dan nyamuk penyebab DBD.
"Mari perhatikan saluran air, tempat nyamuk bertelur. Waspadai DBD, karena gejala DBD tidak langsung muncul, 4-10 hari setelah tergigit nyamuk, demam tinggi 40 derajat," tegasnya.
"Cegah salah satunya dengan melakukan 3M+, yakni menguras bak yang kerap digenangi air bersih, menutup wadah penampungan air, dan mengubur atau mendaur ulang wadah yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Jangan gantungkan pakaian bekas pakai di rumah setelah mandi untuk membersihkan diri dari virus Corona," ungkap Reisa.
(Baca juga: Bertambah 1.301 Kasus, Jumlah Pasien Positif Covid-19 Capai 60.695 Orang)
Saat ini, kata Reisa penambahan kasus baru dan kematian akibat DBD terus bertambah. Ia mengatakan puncak DBD biasanya pertengahan tahun seperti sekarang. Bahkan, ada enam daerah terdampak kasus Covid-19 maupun DBD.
"Wilayahan dengan banyak kasus DBD merupakan wilayah dengan kasus Covid-19 yang tinggi, seperti Jawa Barat, Lampung, NTT, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogkakarta dan Sulawesi Selatan," kata Reisa di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Graha BNPB, Jakarta, Jumat (3/7/2020).
(Baca juga: Dokter Reisa Beberkan 12 Protokol Kesehatan Aman Covid-19 di Tempat Kerja)
Reisa mengatakan, meskipun tingkat zonasi risiko DBD setiap daerah berbeda-beda. DIY menjadi zona risiko penularan terendah, yakni dengan penambahan 4 kasus baru, total menjadi 324 kasus positif. Sebanyak 271 sembuh dan 8 pasien meninggal.
Adapun Jawa Timur memiliki zona risiko tertinggi, yakni penambahan 353 kasus per hari, total menjadi 13.048 kasus positif. Sebanyak 4.638 di antaranya berhasil sembuh dan 969 lainnya meninggal.
Reisa pun mengingatkan, DBD yang bersifat endemik akan berbahaya di tengah pandemi Covid-19. Sehingga menekan angka kasus DBD menjadi tantangan terberat pemerintah Indonesia.
Menurut Kemenkes, kata Reisa bahwa DBD di Indonesia dari minggu ke minggu, dari minggu pertama ke-27 tahun 2020, jumlah kasus DBD lebih dari 70 ribu, tersebar di lebih dari 34 provinsi dan 465 kabupaten/kota dengan jumlah kematian hampir 500 orang.
Reisa meminta masyarakat mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah DBD dan Corona. Terutama dengan mematuhi protokol kesehatan seperti rajin membersihkan badan dan membersihkan rumah, tubuh bisa terhindar dari virus Corona dan nyamuk penyebab DBD.
"Mari perhatikan saluran air, tempat nyamuk bertelur. Waspadai DBD, karena gejala DBD tidak langsung muncul, 4-10 hari setelah tergigit nyamuk, demam tinggi 40 derajat," tegasnya.
"Cegah salah satunya dengan melakukan 3M+, yakni menguras bak yang kerap digenangi air bersih, menutup wadah penampungan air, dan mengubur atau mendaur ulang wadah yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Jangan gantungkan pakaian bekas pakai di rumah setelah mandi untuk membersihkan diri dari virus Corona," ungkap Reisa.
(maf)