Soal Capres Jawa dan Non-Jawa, KAI Minta Hindari Politik Identitas di Pilpres 2024
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Dewan Penasihat Kongres Advokat Indonesia (KAI) Rusdi Taher mendukung pernyataan Politikus Senior Partai Golkar Agung Laksono yang meminta kepada semua pihak untuk menghindari politik identitas di Pilpres 2024.
Sebelumnya, Luhut Binsar Pandjaitan juga mengungkapkan agar orang luar Jawa untuk tidak bermimpi menjadi Presiden. Meskipun pernyataan LBP ada unsur kebenarannya, namun seyogianya pernyataan tersebut dikemukakan dengan arif dan tidak terlalu vulgar.
Menurutnya, mungkin akan lebih bijak bila ia meminta agar orang luar Jawa berpikir lebih jernih karena dari aspek psikopolitik tingkat keterpilihannya sangat kecil. Jangan sampai hanya merugikan diri sendiri karena Pilpres membutuhkan dana yang sangat besar.
"Sejak dulu saya menentang adanya politik identitas, saya sependapat dengan Pak Agung Laksono. Ia selalu mengatakan yang terbaik buat bangsa dan negara, bagi saya ia adalah seorang panutan," ujar Rusdi Taher yang pernah sama-sama menjadi Anggota MPR RI dengan Agung Laksono dalam keterangannya, Senin (26/9/2022).
Bagi Rusdi, sebagai jaksa yang pernah bertugas dan menjabat Wakajati Sumatera Utara, ucapan LBP dari segi kultur orang Batak bila berbicara tanpa tedeng aling-aling, tidak dibungkus dengan retorika.
"Bicaranya memang blak-blakan, namun sebenarnya hatinya baik," ungkapnya.
Mantan Kajati DKI Jakarta ini lanjutnya, kita harus bahu-membahu membangun bangsa dan negara tanpa membedakan suku, agama ras dan antargolongan (SARA). Kini saatnya kita bergandengan tangan dan selalu berpikiran obyektif, logis, dan rasional, serta memiliki jiwa toleransi yang tinggi.
Perbedaan pandangan politik tidak harus membuat kita kehilangan akal sehat melunturkan persahabatan dan perbedaan pandangan politik tidak perlu meruntuhkan silaturahmi antara kita sebagai anak bangsa.
"Bahwa dalam pandangan agama manapun juga, mengajarkan kepada umat-Nya untuk selalu menjaga lisan, karena lisan adalah penentu kehidupan," kata Rusdi yang mantan Wakil Ketua Komisi III DPR RI ini.
Ketua Umum Dewan Pengurus Nasional Kerukunan Keluarga Masyarakat Bone (KKM BONE) dan Anggota Dewan Penasihat BPP Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan ini meminta semua pihak untuk selalu bertutur santun karena ada kata-kata filsuf yang mengatakan “berkata santun lah selalu, karna berkata santun tidak akan merusak bibir dan lidah anda".
Selanjutnya Rusdi juga mengatakan bahwa di dalam konstitusi kita, maupun dalam peraturan perundang-undangan tidak ada larangan untuk mencalonkan diri menjadi calon presiden dari golongan manapun atau dari daerah manapun untuk mencalonkan diri atau dicalonkan menjadi capres.
"Konstitusi dan peraturan perundang-undangan juga tidak ada larangan kepada seseorang untuk bermimpi menjadi capres. Sebab siapa tahu juga mimpi bisa menjadi kenyataan, semua bisa terjadi asal Tuhan YME menghendaki," pungkas dia.
Lihat Juga: Menteri Rosan Harap Investasi ke Indonesia Meningkat usai Donald Trump Menangi Pilpres AS 2024
Sebelumnya, Luhut Binsar Pandjaitan juga mengungkapkan agar orang luar Jawa untuk tidak bermimpi menjadi Presiden. Meskipun pernyataan LBP ada unsur kebenarannya, namun seyogianya pernyataan tersebut dikemukakan dengan arif dan tidak terlalu vulgar.
Menurutnya, mungkin akan lebih bijak bila ia meminta agar orang luar Jawa berpikir lebih jernih karena dari aspek psikopolitik tingkat keterpilihannya sangat kecil. Jangan sampai hanya merugikan diri sendiri karena Pilpres membutuhkan dana yang sangat besar.
"Sejak dulu saya menentang adanya politik identitas, saya sependapat dengan Pak Agung Laksono. Ia selalu mengatakan yang terbaik buat bangsa dan negara, bagi saya ia adalah seorang panutan," ujar Rusdi Taher yang pernah sama-sama menjadi Anggota MPR RI dengan Agung Laksono dalam keterangannya, Senin (26/9/2022).
Bagi Rusdi, sebagai jaksa yang pernah bertugas dan menjabat Wakajati Sumatera Utara, ucapan LBP dari segi kultur orang Batak bila berbicara tanpa tedeng aling-aling, tidak dibungkus dengan retorika.
"Bicaranya memang blak-blakan, namun sebenarnya hatinya baik," ungkapnya.
Mantan Kajati DKI Jakarta ini lanjutnya, kita harus bahu-membahu membangun bangsa dan negara tanpa membedakan suku, agama ras dan antargolongan (SARA). Kini saatnya kita bergandengan tangan dan selalu berpikiran obyektif, logis, dan rasional, serta memiliki jiwa toleransi yang tinggi.
Perbedaan pandangan politik tidak harus membuat kita kehilangan akal sehat melunturkan persahabatan dan perbedaan pandangan politik tidak perlu meruntuhkan silaturahmi antara kita sebagai anak bangsa.
"Bahwa dalam pandangan agama manapun juga, mengajarkan kepada umat-Nya untuk selalu menjaga lisan, karena lisan adalah penentu kehidupan," kata Rusdi yang mantan Wakil Ketua Komisi III DPR RI ini.
Ketua Umum Dewan Pengurus Nasional Kerukunan Keluarga Masyarakat Bone (KKM BONE) dan Anggota Dewan Penasihat BPP Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan ini meminta semua pihak untuk selalu bertutur santun karena ada kata-kata filsuf yang mengatakan “berkata santun lah selalu, karna berkata santun tidak akan merusak bibir dan lidah anda".
Selanjutnya Rusdi juga mengatakan bahwa di dalam konstitusi kita, maupun dalam peraturan perundang-undangan tidak ada larangan untuk mencalonkan diri menjadi calon presiden dari golongan manapun atau dari daerah manapun untuk mencalonkan diri atau dicalonkan menjadi capres.
Baca Juga
"Konstitusi dan peraturan perundang-undangan juga tidak ada larangan kepada seseorang untuk bermimpi menjadi capres. Sebab siapa tahu juga mimpi bisa menjadi kenyataan, semua bisa terjadi asal Tuhan YME menghendaki," pungkas dia.
Lihat Juga: Menteri Rosan Harap Investasi ke Indonesia Meningkat usai Donald Trump Menangi Pilpres AS 2024
(kri)