Beda Arti Respons Megawati dan Hasto soal Dewan Kolonel Fraksi PDIP
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dewan Kolonel yang digulirkan kader-kader PDIP di DPR ternyata direspons negatif DPP. Hal ini terlontar dari pernyataan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanyo bahwa Dewan Kolonel tidak ada dalam AD/ART partai.
Hasto juga menyandarkan pendapatnya pada sikap Ketua Umum Megawati Soekarnoputri yang disebutnya kaget. Megawati baru tenang setelah dijelaskan bahwa Dewan Kolonel yang diklaim untuk mendorong elektabilitas Puan Maharani menuju Pilpres 2024 itu hanya “guyonan” kader di DPR.
Analis Komunikasi Politik Universitas Paramadina Jakarta Hendri Satrio menilai respons Hasto tersebut wajar. Dia melihat Hasto kaget karena sebagai sekjen tidak diberikan informasi sebelumnya. Padahal itu inisiatif anggota Fraksi PDIP di DPR.
"Kalau Mas Hasto, sekjen mungkin kaget aja kali dia enggak tahu. Ini kan inisiatif teman-teman atau wakil rakyat di DPR, timnya Puan di DPR, jadi wajar Mas Hasto enggak tahu. Mungkin dia kaget juga sebagai sekjen kok enggak dikasih tahu," kata Hendri saat dihubungi, Minggu (25/9/2022).
Hal ini berbeda dengan Megawati. Hensat justru melihat Megawati tampak ingin berada di tengah dan menanggapi dengan lebih bijak. Dia tak tak ingin munculnya Dewan Kolonel mengganggu kerja partai.
"Kalau menurut saya sih beda tanggapan ya, kalau Bu Mega menurut saya netral aja kesannya supaya tidak menganggu kerja partai," ujarnya.
Meskipun begitu, kata Hensat, Megawati justru senang karena adanya Dewan Kolonel mengindikasikan Puan telah menggerakkan struktur partai. Dan, ini bagus untuk kepentingan PDIP.
"Karena Puan ini lebih punya hasrat untuk memenangkan partai ketimbang dirinya. Jadi kalau dirinya menang tuh bonus aja," tandas Hensat.
Hasto juga menyandarkan pendapatnya pada sikap Ketua Umum Megawati Soekarnoputri yang disebutnya kaget. Megawati baru tenang setelah dijelaskan bahwa Dewan Kolonel yang diklaim untuk mendorong elektabilitas Puan Maharani menuju Pilpres 2024 itu hanya “guyonan” kader di DPR.
Analis Komunikasi Politik Universitas Paramadina Jakarta Hendri Satrio menilai respons Hasto tersebut wajar. Dia melihat Hasto kaget karena sebagai sekjen tidak diberikan informasi sebelumnya. Padahal itu inisiatif anggota Fraksi PDIP di DPR.
"Kalau Mas Hasto, sekjen mungkin kaget aja kali dia enggak tahu. Ini kan inisiatif teman-teman atau wakil rakyat di DPR, timnya Puan di DPR, jadi wajar Mas Hasto enggak tahu. Mungkin dia kaget juga sebagai sekjen kok enggak dikasih tahu," kata Hendri saat dihubungi, Minggu (25/9/2022).
Hal ini berbeda dengan Megawati. Hensat justru melihat Megawati tampak ingin berada di tengah dan menanggapi dengan lebih bijak. Dia tak tak ingin munculnya Dewan Kolonel mengganggu kerja partai.
"Kalau menurut saya sih beda tanggapan ya, kalau Bu Mega menurut saya netral aja kesannya supaya tidak menganggu kerja partai," ujarnya.
Meskipun begitu, kata Hensat, Megawati justru senang karena adanya Dewan Kolonel mengindikasikan Puan telah menggerakkan struktur partai. Dan, ini bagus untuk kepentingan PDIP.
"Karena Puan ini lebih punya hasrat untuk memenangkan partai ketimbang dirinya. Jadi kalau dirinya menang tuh bonus aja," tandas Hensat.
(muh)